
“Konsumsi telur di pagi hari bisa memberikan lebih dari sekadar memberi Anda energi hingga makan siang, ini mungkin juga memperkuat tulang Anda.”
Surabaya (Trigger.id) – Sebuah studi baru menemukan, konsumsi telur utuh berhubungan dengan kepadatan mineral tulang yang lebih besar. Penelitian ini dipublikasikan pada Januari di Food and Function.
Makanan kaya kalsium seperti sayuran berdaun hijau dan produk susu telah lama menjadi pilihan teratas sebagai pilihan paling sehat untuk tulang, namun makanan tersebut bukanlah satu-satunya makanan yang mendukung kerangka (tulang) yang kokoh. Penelitian baru ini dapat menjadikan telur sebagai pilihan makanan lain untuk mengurangi risiko osteoporosis (tulang keropos).
“Ini bukan penelitian pertama yang menghubungkan konsumsi telur dengan kesehatan tulang,” kata penulis studi Weihong Chen, MD, kepala Departemen Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Universitas Sains dan Teknologi Huazhong.
Kepada Health.com, Chen mengatakan bahwa telur mungkin merupakan cara untuk meningkatkan kepadatan tulang dan menurunkan risiko patah tulang di kalangan orang lanjut usia. Penelitian tambahan, seperti studi tahun 2021 di Journal of Midlife Health, telah juga mengidentifikasi hubungan antara makan telur utuh dan memiliki tulang yang lebih kuat, kata Chen.
Namun, penelitian Chen dan rekan-rekannya mungkin memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan penelitian sebelumnya karena, sepengetahuannya, penelitian tersebut melibatkan lebih banyak peserta.
Inilah yang dikatakan para ahli tentang studi baru ini, serta bagaimana telur dapat membantu Anda melindungi diri dari osteoporosis.
Studi Hubungan Antara Telur dan Kepadatan Tulang

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana pola makan kaya telur dapat mempengaruhi kesehatan tulang seseorang, Chen dan rekan-rekannya merancang sebuah penelitian yang melibatkan lebih dari 19.000 orang yang telah berpartisipasi dalam Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional.
Penelitian longitudinal ini sudah ada sejak awal tahun 1960an, namun penelitian ini menggunakan data yang dikumpulkan pada tahun 2005–2010, 2013–2014, dan 2017–2018.
Para peneliti memiliki akses terhadap kepadatan mineral tulang (BMD) para peserta, serta hasil survei mereka mengenai konsumsi telur. Analisis tim mengungkapkan peserta yang mengonsumsi setidaknya 3,53 ons telur utuh setiap hari (sekitar dua butir telur berukuran besar) mengalami peningkatan kadar BMD secara signifikan pada tulang paha dan tulang belakang mereka.
Kepadatan mineral tulang mengukur kalsium dan mineral lain di tulang. BMD yang rendah adalah tanda osteoporosis—kepadatan tulang yang berkurang akan lebih besar kemungkinannya untuk patah.
Orang lanjut usia memiliki risiko lebih tinggi terkena osteoporosis karena, seiring bertambahnya usia, kita kehilangan lebih banyak tulang daripada pertumbuhannya. Secara khusus, wanita lanjut usia lebih mungkin terkena penyakit ini karena kadar estrogen (yang membantu membangun dan menjaga kesehatan tulang) turun setelah menopause.
Namun usia dan jenis kelamin bukanlah satu-satunya faktor yang berperan dalam risiko osteoporosis seseorang. Gizi yang tidak mencukupi, rendahnya aktivitas fisik, merokok, minum alkohol berlebihan, dan penggunaan obat-obatan tertentu seperti kortikosteroid dalam jangka panjang dapat membuat seseorang berisiko mengalami tulang lemah dan rapuh.
Mengapa Telur Mampu Menjaga Kesehatan Tulang
Telur terkenal sebagai pilihan sarapan rendah kalori, serta mengandung protein dalam jumlah sedang (sekitar 6 gram per telur ayam besar). Namun, banyak orang mungkin tidak beralih ke telur sebagai cara untuk melindungi kesehatan tulang mereka. Bagaimanapun juga, telur tidak kaya akan kalsium, hanya mengandung 24 miligram, atau sekitar 2% dari asupan harian yang direkomendasikan orang dewasa.
Namun menurut studi Food and Function yang baru, telur tampaknya mengaktifkan sekelompok enzim tubuh yang disebut alkaline fosfatase, yang dapat memperkuat tulang.
“Alkaline Phosphatase (ALP) adalah sekelompok enzim yang terutama terdapat di hati, tulang, ginjal, dan lain-lain, yang merupakan biomarker metabolisme tulang dan bukan merupakan bagian dari sel telur,” jelas Chen.
“Konsumsi telur utuh dapat mempengaruhi produksi ALP, yang secara signifikan mempengaruhi kepadatan mineral tulang pada tulang paha dan tulang belakang lumbal.”
Para peneliti menemukan bahwa peran ALP menyumbang sekitar 72% pengaruh telur terhadap kepadatan tulang di tulang paha dan 83% di tulang belakang lumbal.
“Ini menunjukkan bahwa sebagian besar manfaat konsumsi telur pada area tulang ini adalah karena pengaruhnya terhadap tingkat ALP,” kata Chen.
Selain efek enzimatiknya, telur juga kaya akan beberapa nutrisi yang mendukung kesehatan tulang.
“Telur mengandung vitamin D, yang membantu tubuh Anda menyerap kalsium, mineral yang penting untuk kekuatan tulang,” kata Kathryn Piper, RDN, ahli gizi terdaftar dan pendiri The Age-Defying Dietitian, kepada Health. “Selain itu, telur mengandung protein, seng, dan mineral lain yang berkontribusi terhadap kesehatan tulang secara keseluruhan.”
Faktanya, protein dalam telur adalah salah satu kemungkinan penyebab kemampuan pembentukan tulang mereka.
“Telur adalah sumber protein yang sangat baik, dan penelitian sebelumnya telah menunjukkan peran penting protein dalam metabolisme kalsium dan fosfor, transportasi vitamin, dan keseimbangan remodeling tulang,” kata Chen.
Sumber: Health.com
Tinggalkan Balasan