

Desa Bena di Bajawa, Flores, merupakan salah satu situs warisan budaya yang kaya akan sejarah dan tradisi, yang telah ada sejak zaman megalitikum atau zaman batu. Desa ini terletak di kaki Gunung Inerie dan dikenal sebagai pusat kebudayaan suku Ngada. Bena menjadi saksi bisu perjalanan panjang peradaban masyarakat Bajawa yang masih mempertahankan adat istiadat dan warisan leluhur hingga saat ini.
Sejarah dan Asal Usul Desa Bena
Desa Bena diyakini berusia lebih dari 1.200 tahun dan dibangun sebagai pusat pemujaan leluhur oleh suku Ngada. Penduduk desa ini sangat menghormati leluhur mereka dan percaya bahwa mereka masih memiliki ikatan spiritual yang kuat dengan nenek moyang. Rumah adat yang terdapat di Desa Bena juga mencerminkan tatanan kehidupan masyarakat yang sangat menghargai warisan leluhur mereka.
Desa ini dikenal sebagai situs megalitik karena banyaknya batu-batu besar yang ditempatkan di sekitar desa sebagai bagian dari upacara penghormatan kepada leluhur. Batu-batu megalitik ini digunakan dalam berbagai ritual adat, termasuk pemujaan kepada nenek moyang dan sebagai penanda peristiwa penting dalam kehidupan komunitas.

Arsitektur dan Tata Ruang Desa
Desa Bena memiliki tata ruang yang sangat unik. Terdiri dari deretan rumah adat tradisional yang disebut sao, rumah-rumah ini memiliki atap berbentuk kerucut dan terbuat dari ilalang, dengan struktur kayu yang dikerjakan secara tradisional. Rumah adat tersebut disusun melingkar, membentuk dua lapisan konsentris dengan batu-batu megalitik di bagian tengah desa.
Setiap rumah adat di Desa Bena mewakili klan atau keluarga yang tinggal di desa tersebut. Di depan rumah-rumah adat terdapat ngadhu (tiang kayu yang merupakan simbol leluhur pria) dan bhaga (miniatur rumah yang mewakili leluhur wanita), yang juga berfungsi sebagai simbol status dan identitas klan.
Tradisi dan Ritual
Masyarakat Desa Bena masih melaksanakan berbagai ritual adat yang berkaitan dengan siklus kehidupan, seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian. Ritual adat ini selalu melibatkan penghormatan kepada leluhur dan penggunaan situs megalitik sebagai tempat upacara.
Salah satu upacara adat yang terkenal adalah Reba, yang merupakan pesta adat sebagai bentuk rasa syukur kepada leluhur atas hasil panen. Dalam acara ini, masyarakat desa berkumpul untuk berdoa, menari, dan menyanyi dalam suasana yang meriah.

Warisan Budaya yang Dilestarikan
Desa Bena diakui sebagai salah satu situs budaya yang penting karena hingga saat ini, penduduknya tetap menjaga adat istiadat dan tradisi megalitik yang telah diwariskan turun-temurun. Warisan budaya ini tidak hanya penting bagi masyarakat Ngada tetapi juga bagi Indonesia sebagai bagian dari kekayaan sejarah dan kebudayaan nusantara.
Keindahan arsitektur tradisional, lanskap alam yang spektakuler dengan latar Gunung Inerie, serta kehidupan budaya yang tetap lestari membuat Desa Bena menjadi daya tarik wisata yang luar biasa. Desa ini menjadi tempat bagi para wisatawan yang ingin melihat langsung bagaimana kehidupan adat tradisional dan warisan megalitik masih dipertahankan dengan sangat kuat di tengah kemajuan zaman.
—000—
*Kolumnis Iqra Semesta, tinggal di Surabaya
Tinggalkan Balasan