• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Maraknya Jurus “Dewa Mabuk” Pada Penggunaan “Obat Dewa”

16 Oktober 2024 by admin Tinggalkan Komentar

Ilustrasi “obat dewa”. Foto: thehealthsite
Oleh: Ari Baskoro*

Obat bagaikan dua sisi mata uang. Di tangan ahlinya, substansi penyembuh itu sangat bermanfaat. Tetapi sebaliknya berpotensi memicu timbulnya berbagai kerugian, apabila digunakan secara serampangan oleh orang yang tidak berkompeten. Golongan kortikosteroid (KS), merupakan contoh klasik obat-obatan yang sering kali digunakan secara tidak tepat. Dalam dunia medis, golongan obat tersebut secara berkelakar dikategorikan sebagai “obat dewa”. Apabila penggunaannya tepat indikasi, efeknya bisa jadi “cespleng”. Tidak memerlukan waktu yang terlalu lama, biasanya dapat membawa pasien tersenyum kembali. Tetapi tanpa evaluasi yang saksama, efek sampingnya dapat sangat berbahaya. Dalam konteks pengobatan, dua sisi mata uang itu bagaikan “pedang bermata dua”.

Kini kasus “obat dewa” marak diperbincangkan kembali di berbagai platform media. Kali ini korbannya adalah seorang balita berusia dua tahun. Diduga sejak setahun lamanya, telah dicekoki pengasuhnya obat-obatan. Tujuannya agar nafsu makan si balita bertambah. Berat badannya pun, diharapkan cepat meningkat. Deksametason (golongan KS) dan pronicy (mengandung cyproheptadine/golongan antihistamin), telah lama diasumsikan masyarakat bisa menambah nafsu makan. Pemahaman mereka yang tidak tepat itu, didapatkan melalui informasi secara daring atau “getok tular”.

Baca juga: Kolaborasi Buruk Perang dan Wabah

Deksametason.

Penulis sebagai seorang konsultan yang bergerak di bidang alergi dan imunologi, menggunakan obat golongan KS itu ibarat “sego jangan”. Artinya sehari-hari dimanfaatkan sebagai tulang punggung penatalaksanaan penyakit alergi dan sistem imun. Sejak di bangku kuliah, seorang mahasiswa kedokteran mengenal obat “serbabisa” tersebut sebagai obat dewa. Karena relatif murah dan mudah didapatkan, obat kelas warung atau kaki lima itu, acap kali disalahgunakan secara serampangan tidak sesuai indikasinya. Bahkan sering kali dicampur dengan jamu/ramuan tradisional, untuk meningkatkan kasiat jamu tersebut. Fenomena itulah yang kerap kali dinarasikan sebagai jurus “dewa mabuk”.

Pemanfaatan KS dalam bidang medis cukup luas. Misalnya untuk penyakit rematik (masyarakat awam menyebutnya “asam urat”), penyakit kulit, autoimun, berbagai manifestasi penyakit yang berlatarbelakang alergi, asma, hingga pembengkakan otak. Bahkan di bidang kebidanan dan kandungan, diindikasikan untuk mempercepat pematangan fungsi paru janin pada kehamilan prematur.

Selama pandemi COVID-19, nama deksametason kian melambung tinggi. Manfaatnya telah diteliti dan diaplikasikan pada kedaruratan medis di ICU (intensive care unit) pada kasus COVID-19 yang berat. Istilah kerennya sebagai live saving.

Sebagai obat yang diibaratkan pedang bermata dua, penggunaan golongan KS juga mengandung risiko bahaya. Hal itu terutama bila digunakan dalam jangka panjang, atau tidak dilakukannya evaluasi secara cermat. Sebagaimana luasnya indikasi pemanfaatannya, efek samping KS pun amat beragam. Bisa memantik timbulnya berbagai penyakit infeksi yang parah, akibat tertekannya sistem imun pada penggunanya. Efek merugikan lainnya yang relatif sering terjadi adalah timbulnya jerawat, insomnia (sulit tidur), depresi, euforia, pusing, dan nyeri kepala.

Sejatinya meningkatnya nafsu makan, merupakan efek samping yang justru secara tidak tepat dimanfaatkan masyarakat awam. Dampak rentetannya dapat memicu melonjaknya berat badan, hipertensi, meningkatnya tekanan bola mata, hingga gangguan penglihatan. Kadang pula dapat menimbulkan mual, muntah, penyakit lambung, lupa ingatan, gangguan jiwa, hingga tidak sadarkan diri. Bahaya lainnya bisa menimbulkan keropos tulang (osteoporosis), gangguan pertumbuhan pada anak, otot lengan dan kaki menjadi mengecil serta lemah. Tidak jarang berakibat melonjaknya kadar gula darah, hipertensi, dan penyakit jantung. Pada perempuan, dapat memantik pertumbuhan rambut yang berlebihan di wajah, leher, dada, perut, dan paha. Sebaliknya dapat juga mengakibatkan kebotakan.

Bagi masyarakat awam, tidak mudah untuk bisa mengenali kenaikan berat badan yang sifatnya abnormal (patologis). Timbunan lemak dan cairan, terutama menyasar pada area wajah, sehingga tampak membulat (moon face). Area tubuh lainnya yang terkena dampak adalah di seputar tulang selangka dan belakang leher. Secara kasat mata, hal itu terlihat seperti “punuk kerbau”. Bertambahnya berat badan, berkaitan dengan meningkatnya massa jaringan yang terpusat di seputar dada dan perut. Gejala akan semakin tampak jelas dengan munculnya stretch mark/striae. Warnanya keunguan, menyerupai yang terjadi pada seorang perempuan pasca melahirkan. Keseluruhan manifestasi klinis akibat pemakaian KS jangka panjang, disebut sebagai sindrom/penyakit Cushing.

Cyproheptadin

Setali tiga uang, obat yang mestinya dipergunakan untuk meredakan reaksi alergi itu, sering kali dimanfaatkan untuk maksud lainnya. Peningkatan nafsu makan dan pertambahan berat badan, justru merupakan efek sampingnya. Ada pula tujuan lainnya yang kurang tepat. Obat tersebut dimanfaatkan untuk mengobati insomnia, akibat efek sampingnya yang menimbulkan rasa kantuk. Penggunaannya yang tidak sesuai indikasi, dapat memantik efek samping pada beberapa organ yang bisa membahayakan.

Regulasi peredaran obat

Perkembangan teknologi memengaruhi banyak aspek. Kini banyak informasi medis dapat diakses oleh siapa pun melalui internet. Demikian pula terkait soal obat-obatan. Bahkan apotek banyak yang beralih ke portal online. Berbagai pembelian obat melalui resep dokter ataupun tanpa resep, dapat dilakukan setiap saat di mana pun juga. Meski demikian, penjualan obat secara daring berpotensi menimbulkan risiko yang dapat merugikan konsumen. Misalnya potensinya dalam mendorong penyalahgunaan obat, termasuk pengobatan secara mandiri.

Peredaran obat mulai di tingkat produsen hingga ke tangan konsumen, telah diatur melalui suatu regulasi. KS dan cyproheptadin, tergolong dalam obat daftar G (dalam bahasa Belanda : Gevaarlijk=berbahaya). Artinya obat keras yang penggunaannya harus melalui resep dokter. Pada setiap kemasannya diberi tanda lingkaran bulat berwarna merah, dengan warna hitam pada garis tepinya. Di bagian tengahnya tercantum huruf K berwarna hitam yang menyentuh garis tepi pada lingkaran tersebut. Ketentuannya tercantum dalam Pasal 3 Keputusan Menteri Kesehatan No. 02396/A/SK/VIII/1989.

Semoga masyarakat secara bijaksana dapat memahami semua informasi terkait obat-obatan dari sumber yang berkompeten. Untuk menghindari berbagai risiko merugikan yang mungkin terjadi, sebaiknya berkonsultasi pada tenaga medis yang memang bertugas untuk keperluan tersebut.

—–o—–

*Penulis:

  • Staf pengajar senior di Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya
  • Magister Ilmu Kesehatan Olahraga (IKESOR) Unair
  • Penulis buku:
    – Serial Kajian COVID-19 (tiga seri)
    – Serba-serbi Obrolan Medis
    – Catatan Harian Seorang Dokter
Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, update Ditag dengan:Ari Baskoro, Dewa Mabuk, Jurus, Obat Bebas, Obat Dewa

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Prabowo Serap Aspirasi Buruh, Ormas, dan Tokoh Agama di Istana Negara

2 September 2025 By admin

Menko Polhukam Pastikan Kondisi Indonesia Mulai Kondusif Pasca Aksi Demonstrasi

2 September 2025 By admin

Udinese Curi Kemenangan di Markas Inter, Juventus Tundukkan Genoa

1 September 2025 By admin

Barcelona Ditahan Rayo Vallecano, Bilbao Raih Kemenangan Atas Real Betis

1 September 2025 By admin

KPK Kembali Panggil Yaqut Cholil Qoumas Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji

1 September 2025 By admin

MK Putuskan Wakil Menteri Dilarang Rangkap Jabatan

1 September 2025 By admin

Menag Ajak Tokoh Agama Tenangkan Umat agar Tidak Terprovokasi

31 Agustus 2025 By admin

Big Match PSM vs Persebaya Ditunda, Faktor Keamanan Jadi Pertimbangan

31 Agustus 2025 By admin

Presiden Prabowo Batalkan Kunjungan Resmi ke China

31 Agustus 2025 By admin

Akhmad Munir Tegaskan Komitmen Modernisasi dan Profesionalisasi PWI

31 Agustus 2025 By admin

16 Ormas Islam Sepakat Dukung Prabowo Ajak Masyarakat Lebih Tenang

31 Agustus 2025 By admin

Pemkot dan Polrestabes Surabaya Dorong Warga Berani #SpeakUp Lawan Kekerasan

30 Agustus 2025 By admin

Komnas HAM Kawal Kasus Ojol Tewas Terlindas Rantis Brimob

30 Agustus 2025 By admin

AC Milan Raih Kemenangan Perdana Usai Bekuk Lecce 2-0

30 Agustus 2025 By admin

Besiktas Pecat Solskjaer Setelah Gagal ke Liga Conference Europa

29 Agustus 2025 By admin

Demo Ricuh, Kapolri Pastikan Semua Permasalahan Ditangani

29 Agustus 2025 By admin

Prabowo Setujui Pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh dan Satgas PHK

29 Agustus 2025 By admin

Layanan Jamaah Haji Akan Satu Atap di Bawah Kementerian Haji dan Umrah

27 Agustus 2025 By admin

Isi Gugatan Cerai Pratama Arhan Terungkap, Rumah Tangga Retak Sejak Awal 2024

27 Agustus 2025 By admin

Taylor Swift dan Travis Kelce Resmikan “Brand Tayvis” Lewat Pertunangan

27 Agustus 2025 By admin

Wolves Bangkit Dramatis, Gagalkan Ambisi West Ham di Carabao Cup

27 Agustus 2025 By admin

Campak dan Cacingan, Cermin Kegagalan Upaya Promotif-Preventif

27 Agustus 2025 By admin

Korban Kekerasan Seksual Anak Desak Elon Musk Hentikan Peredaran Konten di Platform X

26 Agustus 2025 By admin

Inilah Ciri-Ciri Orang yang Selalu Ditolong Allah

26 Agustus 2025 By admin

Mengapa Pola Makan Bisa Mempengaruhi Risiko Kanker Paru?

26 Agustus 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

September 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  
« Agu    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Kiprah Jazzer Muslim: Tak Sekadar Pelengkap Jazz Dunia
  • Aspek Legal Nyeri Dada
  • Javier Bardem Samakan Tentara Israel dengan Nazi
  • PM Spanyol: Krisis Gaza sebagai Episode Paling Kelam Abad ke-21
  • Vanenburg: Indonesia Harus Menang Mudah atas Makau

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.