

Shalat adalah ibadah utama yang diperintahkan oleh Allah. Shalat bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan sarana memohon pertolongan serta keberkahan.
Pernyataan ini menegaskan prinsip penting dalam Islam bahwa rezeki adalah tanggung jawab Allah, sementara kewajiban manusia adalah menjalankan perintah-Nya, seperti shalat, ibadah, dan bertakwa.
Dalam Al-Quran, Allah menyuruh manusia untuk mendirikan shalat, yang bukan hanya sebagai bentuk ibadah, tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan memohon keberkahan dalam kehidupan. Firman Allah:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
Artinya: Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.
Segala bentuk ibadah kepada Allah, baik yang wajib maupun sunnah, adalah jalan menuju keberkahan hidup. Ibadah menunjukkan ketaatan dan kerendahan hati kita di hadapan Allah. Dengan ibadah, Allah menjanjikan rezeki yang tidak disangka-sangka.
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ
“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.”
(QS. At-Talaq: 2-3)
Takwa adalah kunci utama untuk mendatangkan rezeki. Takwa melibatkan kepatuhan terhadap perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Orang yang bertakwa akan selalu mendapatkan pertolongan Allah dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk rezeki.
Allah tidak memerintahkan kita untuk sibuk mengejar rezeki hingga melupakan ibadah. Sebaliknya, Allah memerintahkan kita untuk mengutamakan kewajiban kita sebagai hamba, karena Allah telah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya. Rasulullah SAW bersabda:
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki seperti burung yang diberi rezeki. Ia pergi pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang petang hari dalam keadaan kenyang.”
(HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)
Inti dari pesan ini adalah untuk mengingatkan kita agar lebih fokus pada hubungan dengan Allah dan memperbaiki ibadah kita, karena rezeki adalah jaminan-Nya. Sabar dalam shalat dan ibadah adalah bentuk keyakinan kepada janji Allah, yang pasti akan terpenuhi.
“Allah menyuruh kita untuk shalat dan bersabar, rezeki Allah yang mengurus” memiliki dasar yang kuat dalam Al-Quran dan Hadis. Hal ini menekankan bahwa manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah (QS. Adz-Dzariyat: 56), sedangkan urusan rezeki adalah tanggung jawab Allah.
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Shalat adalah ibadah utama yang diperintahkan oleh Allah. Shalat bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan sarana memohon pertolongan serta keberkahan. Allah berfirman:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
Artinya: Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (QS. Thaha: 132)
Dalam ayat ini, Allah menegaskan bahwa tugas manusia adalah mendirikan shalat dan bersabar dalam melaksanakannya, bukan mengkhawatirkan rezeki. Allah telah menetapkan rezeki bagi setiap makhluk-Nya bahkan sebelum mereka lahir. Dalam QS. Hud: 6, Allah berfirman:
۞ وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ
Artinya: Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
Rezeki adalah bagian dari janji Allah kepada makhluk-Nya. Kita hanya diperintahkan untuk berikhtiar dalam batas kemampuan manusiawi, tanpa melupakan kewajiban kepada-Nya.
Shalat dan kesabaran bukan hanya ibadah yang mendatangkan ketenangan jiwa, tetapi juga menjadi sebab terbukanya pintu rezeki. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang menjaga shalatnya, maka baginya cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat. Dan barang siapa yang tidak menjaganya, maka dia tidak mendapatkan cahaya, petunjuk, maupun keselamatan.”
(HR. Ahmad)
Allah meminta kita untuk tawakal (berserah diri) setelah berusaha. Tawakal yang benar akan membawa kedamaian hati karena kita percaya bahwa rezeki sudah dijamin oleh Allah. Rasulullah SAW bersabda:
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki seperti burung yang diberi rezeki. Ia pergi pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang petang hari dalam keadaan kenyang.”
(HR. Ahmad, Tirmidzi)
Shalat dan sabar adalah perintah Allah yang harus diutamakan oleh setiap Muslim. Rezeki adalah jaminan dari Allah yang tidak perlu dirisaukan selama kita tetap bertakwa dan menjalankan kewajiban kepada-Nya. Fokuskan hidup pada ketaatan kepada Allah, karena rezeki akan datang sesuai dengan kehendak-Nya, seringkali dari jalan yang tidak disangka-sangka (QS. At-Talaq: 2-3).
Hal ini mengajarkan keyakinan kita kepada Allah dan menjadikan ibadah sebagai prioritas, bukan menjadikan rezeki sebagai tujuan utama hidup.
—000—
*Pengasuh Pesantren Al Quran Nurul Falah Surabaya
Tinggalkan Balasan