• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

China Dilanda Wabah HMPV dan Influenza H1N1, Apa Dampaknya?

13 Januari 2025 by admin Tinggalkan Komentar

China Dilanda Wabah HMPV dan Influenza H1N1. Kemenkes minta warga waspada. Foto: Kemenkes
Oleh: Ari Baskoro*

Kini semua perhatian dunia tertuju ke China. Khususnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Banyak kekhawatiran tentang membludaknya pasien di beberapa rumah sakit di negara Tirai Bambu itu. Ada apa ? Infeksi saluran napas (ISN) yang mirip flu, diberitakan merebak. Mayoritas yang terpapar adalah anak-anak dan lansia. Otoritas setempat menyatakan, ada dua jenis virus sebagai biang penyebabnya. Masing-masing adalah human metapneumo virus (HMPV) dan Influenza A. Disinyalir melonjaknya insiden penyakit saluran napas itu, ada hubungannya dengan musim dingin yang sedang melanda sebagian negeri Panda.   

Tidak hanya rakyat China, masyarakat dunia pun masih trauma dengan pandemi COVID-19. Pasalnya, awal merebaknya COVID-19 juga berasal dari China. Tepatnya di kota Wuhan, Provinsi Hubei. Kejadiannya juga musim dingin, bulan Desember tahun 2019. 

Sejatinya melonjaknya kasus ISN yang berat, bukan kali ini saja terjadi di China. Pada tahun 2023 terjadi hal serupa. Peristiwanya dimulai pada pertengahan Oktober, saat musim dingin baru dimulai. Kala itu menimbulkan kecemasan di berbagai negara, karena sempat diberi label “pneumonia misterius”. Pangkal masalahnya dipicu oleh dua jenis mikroba. Masing-masing adalah Respiratory syncitial virus (RSV) dan bakteri Mycoplasma pneumonia (MP). 

China memang negara super padat penduduk. Kondisi lingkungan demikian, sangat memudahkan persebaran mikroba penyebab ISN. Apalagi pada musim dingin, saat seluruh anggota keluarga cenderung berkumpul bersama di rumah. 

Mengapa ISN, khususnya influenza, acap kali melanda China ? Ada suatu penjelasan anekdot. Apabila sistem kesehatan mampu mendeteksi dan merespons kejadian secara dini, maka segera dapat mengidentifikasi penyebabnya. Namun jika tidak ada upaya tanggap darurat yang adekuat, dikatakan tidak menemukan kasusnya. Nah, sampai suatu saat bila insidennya telah meningkat, baru dilakukan tindakan untuk meresponsnya. Tentu saja sudah terlambat.

Pengalaman pahit beberapa kali dilanda wabah, membuat China jadi sangat waspada. Kini negara tersebut memiliki kapasitas global yang terkemuka, dalam mitigasi influenza. 

Baca juga: Hikmah Nobel Kedokteran 2024 Pada Hari Ibu

Human metapneumovirus (HMPV)

Dalam dunia virologi HMPV dan RSV masih memiliki “kekerabatan”. Kedua macam virus tersebut relatif lebih sering menyerang anak balita, khususnya di bawah usia satu tahun. Namun juga dapat menyerang orang dewasa, terutama lansia. Antara HMPV, RSV, dan influenza, ketiganya cenderung bersifat musiman. Artinya menimbulkan peningkatan kasus pada musim tertentu, khususnya musim dingin dan semi. 

HMPV untuk pertama kalinya dideteksi di Belanda tahun 2021. Virus ini “serupa tapi tak sama” dengan “saudaranya” yang dinamakan Avian metapneumovirus (AMPV). Inang alamiah AMPV bukanlah manusia, melainkan burung. HMPV memiliki dua jenis “keturunan” yang disebut subtipe A dan B. Antara keduanya tidak ada yang lebih dominan dalam menyebabkan tingkat parahnya penyakit. 

Influenza

Influenza sering dianggap sama dengan selesma. Padahal mikroba penyebab kedua penyakit itu sangat berbeda. Meski gejalanya mirip, influenza berpotensi lebih berat dan berbahaya. 

Ada terminologi yang mungkin tidak terlalu dipahami awam, tetapi penting untuk diketahui. Virus influenza memiliki banyak struktur. Namun yang krusial dan berdampak langsung pada manifestasi penyakit, diberi kode H/HA (hemaglutinin) dan N/NA (Neuramidase). Hingga kini setidaknya ada 16 subtipe H dan sembilan subtipe N. Virus influenza memiliki tingkat evolusi tertinggi, di antara semua mikroba. Artinya setiap saat mampu bertukar materi genetik di antara subtipe H dan N. Contoh yang paling fenomenal adalah virus influenza A subtipe H1N1. Virus tersebut bertanggungjawab atas pandemi flu Spanyol tahun 1918. Kala itu diperkirakan menyebabkan 20-100 juta kematian penduduk dunia. 

Lagi-lagi virus influenza A H1N1 menimbulkan wabah pada tahun 2009. Meski diberi kode tipe A H1N1, tetapi sedikit berbeda dengan virus “nenek moyangnya” yang asli (virus flu Spanyol). Virus “keturunan” itu, disebut dengan strain virus H1N1/pdm09 yang bersumber dari babi. Pdm 09 mengartikan pandemi tahun 2009. Oleh karena itu, peristiwanya lebih dikenal dengan pandemi flu babi. Angka kematian resmi yang dilaporkan, sekitar 284 ribu penduduk dunia. Realita di lapangan, disinyalir jauh melampaui angka tersebut. 

Galur virus yang bersumber dari unggas/burung, disebut H5N1. Jenis flu tersebut, pernah terjadi di Indonesia. Pada tahun 2005 tercatat sedikitnya 20 kasus dengan kematian sebanyak 13 orang. Kejadian terakhir kalinya pada tahun 2017. Ada 200 kasus, dengan kematian sebanyak 168 orang. 

Masih banyak subtipe virus influenza lainnya. Misalnya H2N2 (flu Asia), H3N2 (flu Hongkong), H7N7, H1N2, dan sebagainya. 

Virus influenza terdiri dari tiga “marga” (genus), yaitu influenza A,B, dan C. Di antara ketiganya, virus influenza A paling ganas bila menginfeksi manusia. Namun juga bisa menyerang hewan, khususnya unggas dan babi. Genus B secara eksklusif hanya menyerang manusia, sedangkan genus C bisa menginfeksi manusia, anjing, dan babi. Infeksi oleh genus C sangat jarang terjadi. Biasanya hanya menimbulkan penyakit ringan pada anak. 

Inang alamiah

Sejauh ini, inang paling ideal untuk virus influenza adalah manusia, unggas (terutama burung liar), dan babi. Virus influenza yang menyerang babi, mendapatkan perhatian khusus. Potensi bahayanya sangat tinggi, bila ada dua jenis virus menyerang secara bersamaan. “Perkawinan” keduanya pada babi, bisa “melahirkan” virus influenza jenis baru yang berbeda dengan kedua “induknya”. Perubahannya bisa hanya sebagian, tetapi bisa juga total. Virus “keturunan” baru inilah yang bisa berbahaya dan berpotensi memicu terjadinya pandemi. 

Dampak klinis

Gejala yang diakibatkan ketiga macam virus tersebut relatif sama, seperti gejala influenza pada umumnya. Misalnya batuk, pilek, demam, sakit kepala, nyeri otot, dan sesak napas. Prinsipnya, penyakit-penyakit tersebut dapat sembuh sendiri (self limiting disease). Sistem imunitas yang kompeten pada seseorang, mampu mengeliminasinya. Namun pada individu dengan gangguan imunitas (immunocompromised), berisiko mengakibatkan penyakit yang berat, bahkan fatal. Misalnya pada perempuan hamil, balita, lansia, dan individu yang memiliki komorbid atau penyakit kronis. Khususnya pada orang dewasa yang memiliki penyakit dasar asma atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), paparan HMPV berisiko memicu fatalitas. 

 Sejatinya mayoritas penduduk dunia sudah pernah terpapar oleh ketiga macam virus tersebut. Hal itu bisa dibuktikan dengan terdeteksinya antibodi masing-masing. Namun pada influenza, bisa memiliki makna yang berbeda. Apabila “lahir” jenis virus influenza strain baru, antibodi yang sudah terbentuk tidak mampu mengenalinya lagi. Akibatnya berisiko menyebar dengan cepat, bahkan memantik pandemi. 

 Bersamaan dengan wabah HMPV dan influenza di China, negara lainnya seperti Malaysia, Hongkong, dan India, juga mendeteksi kasus yang sama. Namun di tiga negara tersebut, tidak diambil tindakan khusus. Pertimbangannya, infeksi HMPV tidak dianggap penyakit berbahaya. Para pakar virologi pun menilai, tidak ada potensi memantik terjadinya pandemi akibat virus tersebut.

Pencegahan

Seperti halnya COVID-19, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) efektif mencegah ketiga macam penyakit virus di atas. Pencegahan spesifik berupa vaksin influenza, bisa diindikasikan terutama pada individu immunocompromised. Vaksin influenza trivalen (mengandung komponen dari dua galur subtipe A dan satu galur subtipe B), efektif mencegah influenza musiman. Karena potensi evolusinya tinggi, vaksin influenza harus diperbarui setiap tahun.

—000—

*Penulis:

  • Staf pengajar senior di Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya
  • Magister Ilmu Kesehatan Olahraga (IKESOR) Unair
  • Penulis buku:
    – Serial Kajian COVID-19 (tiga seri)
    – Serba-serbi Obrolan Medis
    – Catatan Harian Seorang Dokter
Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, update, wawasan Ditag dengan:china, Dampaknya, Dilanda Wabah, Influenza H1N1, Wabah HMPV

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Prabowo Serap Aspirasi Buruh, Ormas, dan Tokoh Agama di Istana Negara

2 September 2025 By admin

Menko Polhukam Pastikan Kondisi Indonesia Mulai Kondusif Pasca Aksi Demonstrasi

2 September 2025 By admin

Udinese Curi Kemenangan di Markas Inter, Juventus Tundukkan Genoa

1 September 2025 By admin

Barcelona Ditahan Rayo Vallecano, Bilbao Raih Kemenangan Atas Real Betis

1 September 2025 By admin

KPK Kembali Panggil Yaqut Cholil Qoumas Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji

1 September 2025 By admin

MK Putuskan Wakil Menteri Dilarang Rangkap Jabatan

1 September 2025 By admin

Menag Ajak Tokoh Agama Tenangkan Umat agar Tidak Terprovokasi

31 Agustus 2025 By admin

Big Match PSM vs Persebaya Ditunda, Faktor Keamanan Jadi Pertimbangan

31 Agustus 2025 By admin

Presiden Prabowo Batalkan Kunjungan Resmi ke China

31 Agustus 2025 By admin

Akhmad Munir Tegaskan Komitmen Modernisasi dan Profesionalisasi PWI

31 Agustus 2025 By admin

16 Ormas Islam Sepakat Dukung Prabowo Ajak Masyarakat Lebih Tenang

31 Agustus 2025 By admin

Pemkot dan Polrestabes Surabaya Dorong Warga Berani #SpeakUp Lawan Kekerasan

30 Agustus 2025 By admin

Komnas HAM Kawal Kasus Ojol Tewas Terlindas Rantis Brimob

30 Agustus 2025 By admin

AC Milan Raih Kemenangan Perdana Usai Bekuk Lecce 2-0

30 Agustus 2025 By admin

Besiktas Pecat Solskjaer Setelah Gagal ke Liga Conference Europa

29 Agustus 2025 By admin

Demo Ricuh, Kapolri Pastikan Semua Permasalahan Ditangani

29 Agustus 2025 By admin

Prabowo Setujui Pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh dan Satgas PHK

29 Agustus 2025 By admin

Layanan Jamaah Haji Akan Satu Atap di Bawah Kementerian Haji dan Umrah

27 Agustus 2025 By admin

Isi Gugatan Cerai Pratama Arhan Terungkap, Rumah Tangga Retak Sejak Awal 2024

27 Agustus 2025 By admin

Taylor Swift dan Travis Kelce Resmikan “Brand Tayvis” Lewat Pertunangan

27 Agustus 2025 By admin

Wolves Bangkit Dramatis, Gagalkan Ambisi West Ham di Carabao Cup

27 Agustus 2025 By admin

Campak dan Cacingan, Cermin Kegagalan Upaya Promotif-Preventif

27 Agustus 2025 By admin

Korban Kekerasan Seksual Anak Desak Elon Musk Hentikan Peredaran Konten di Platform X

26 Agustus 2025 By admin

Inilah Ciri-Ciri Orang yang Selalu Ditolong Allah

26 Agustus 2025 By admin

Mengapa Pola Makan Bisa Mempengaruhi Risiko Kanker Paru?

26 Agustus 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

September 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  
« Agu    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Kiprah Jazzer Muslim: Tak Sekadar Pelengkap Jazz Dunia
  • Aspek Legal Nyeri Dada
  • Javier Bardem Samakan Tentara Israel dengan Nazi
  • PM Spanyol: Krisis Gaza sebagai Episode Paling Kelam Abad ke-21
  • Vanenburg: Indonesia Harus Menang Mudah atas Makau

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.