
Surabaya (Trigger.id) – Operasi bariatrik terbukti menjadi solusi medis yang efektif dalam menangani obesitas ekstrem sekaligus menurunkan risiko penyakit jantung dan gangguan kesehatan lain seperti kolesterol tinggi. Hal ini disampaikan oleh Konsultan Bedah Digestif dari Eka Hospital BSD Tangerang, dr. Handy Wing.
Dalam keterangannya, dr. Handy menjelaskan bahwa bariatrik merupakan prosedur bedah yang dilakukan pada sistem pencernaan guna membantu pasien obesitas menurunkan berat badan secara signifikan. Hasil penelitian menunjukkan, metode ini mampu memperbaiki kontrol gula darah, menurunkan tekanan darah, memperbaiki kualitas tidur, hingga meningkatkan kesuburan pada wanita.
“Banyak pasien yang mengalami peningkatan kualitas hidup, rasa percaya diri, dan kesehatan mental setelah menjalani bariatrik. Bahkan ada pasien dengan berat badan awal 270 kilogram yang berhasil mendapatkan tubuh ideal dan hidup lebih bahagia,” ujar dr. Handy, Selasa (7/5).
Ia menambahkan bahwa hingga kini dirinya telah menangani lebih dari 1.000 pasien yang menjalani operasi bariatrik. Prosedur ini bekerja dengan mengurangi kapasitas lambung untuk menampung makanan, menurunkan penyerapan kalori dan nutrisi, atau kombinasi keduanya.
Beberapa jenis prosedur bariatrik yang umum dilakukan antara lain adalah sleeve gastrectomy (pengecilan lambung), gastric bypass Roux-en-Y (menghubungkan kantong lambung kecil langsung ke usus halus), serta pemasangan balon lambung melalui endoskopi untuk memberikan rasa kenyang lebih cepat.
Proses operasinya sendiri berlangsung sekitar satu jam dengan biaya mulai dari Rp60 juta. Pasien biasanya sudah dapat beraktivitas kembali dua hari setelah operasi, tentunya dengan pengawasan dokter, terutama terkait pola makan.
“Tujuannya adalah mengurangi kapasitas lambung, sehingga porsi makan pun otomatis menjadi lebih kecil. Penurunan berat badan yang signifikan umumnya terlihat dalam kurun waktu satu tahun,” jelas dr. Handy.
Namun, ia menekankan bahwa tidak semua orang dengan berat badan berlebih layak menjalani operasi bariatrik. Pasien yang menjadi kandidat umumnya memiliki indeks massa tubuh (IMT) di atas 35 hingga 40, pernah mencoba berbagai metode diet tanpa hasil memuaskan, dan dalam kondisi cukup sehat untuk menjalani operasi. Selain itu, komitmen untuk menjalani gaya hidup sehat pasca-operasi juga menjadi syarat mutlak.
Salah satu pasien, Prasasti Hikmah, membagikan pengalamannya. Ia menjalani operasi bariatrik pada 2023 dengan berat awal 110 kilogram setelah berbagai program diet gagal membuahkan hasil. Kini, berat badannya sudah turun menjadi 65 kilogram.
“Sekarang makan hanya tiga hingga empat sendok makan saja sudah kenyang, karena kapasitas lambung saya terbatas pasca operasi,” ungkap Prasasti.
Metode bariatrik semakin populer seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya obesitas dan pentingnya hidup sehat jangka panjang. (ian)
Tinggalkan Balasan