• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

India, Diabetes, dan Makan Bergizi Gratis

12 November 2025 by admin Tinggalkan Komentar

Oleh: Ari Baskoro*

Nama besar Bollywood, sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Sinema Hindi, mayoritas bercerita soal drama atau romansa. Sifatnya fokus pada hiburan. Jarang sekali yang mengangkat tema kesehatan. Padahal, India dikenal sebagai “Ibu Kota Diabetes Dunia”. “Epidemi” diabetes, sejak beberapa dekade melanda negeri Hindustan itu. Sayang sekali, baik sutradara atau produser film di sana, hampir tidak pernah melirik diabetes sebagai cerita sebuah film. Kesempatannya hanya terbatas pada film dokumenter. Sebagai “induk berbagai macam penyakit”, diabetes hanya disinggung sepintas. Mayoritas kehidupan glamor yang dipertontonkan film, ironis dengan kehidupan pedagang kaki lima. Dalam berbagai kanal media, terlihat cara  penyajian kulinernya terkesan tidak higienis. 

Negeri Anak Benua itu, juga dikenal sebagai salah satu negara yang sukses menjalankan program makan bergizi gratis (MBG). Sebutannya Pradhan Mantri Poshan Shakti Nirman, atau singkatnya PM POSHAN. “Uniknya”, MBG ala India yang telah menyasar sekitar 125 juta jiwa, disajikan tanpa menggunakan sendok. Konon cara menyantap makanan langsung dengan tangan, membuat hidangan terasa jauh lebih nikmat. Bahkan cara pembuatan beberapa sajian, lazim hanya menggunakan tangan kosong. “Tradisi” itu sudah berlangsung lama, meski rutin dilakukan dengan mencuci tangan terlebih dahulu.  

Kini Indonesia mengarahkan perhatiannya pada India. Untuk belajar! Tidak sedikit publik yang kaget. Kenapa harus berguru ke India ? Mengapa tidak ke Tiongkok atau ke Jepang saja misalnya ? Kedua negara Asia itu,  juga telah sukses menjalankan program MBG. Selain memerangi stunting, program tersebut telah berkontribusi besar mencetak sumber daya manusia (SDM) yang andal.  

Meski diwarnai ironi, MBG ala India menorehkan prestasi yang layak menjadi acuan. Hal itu tidak terlepas dari pengalaman menyelenggarakannya sejak tahun 1995. Soal  keracunan pangan? Pengalaman buruk, sudah pernah mereka alami. Misalnya peristiwa tragis yang terjadi tahun 2013, mengakibatkan tewasnya 23 anak. Tata kelola higiene yang tidak mengikuti standar,  menjadi penyebabnya. Kritik keras publik, melecut pemerintah India melakukan evaluasi yang sangat ketat dan berkesinambungan. Penyempurnaan dari sisi kualitas, kuantitas, dan sampel makanan, mereka lakukan secara menyeluruh. Agenda pelatihan juru masak dan pengawasan operasional yang saksama dari para ahli gizi, dilaksanakan berbasiskan standar prosedur yang terakreditasi. 

Perbaikan gizi secara adil bagi seluruh rakyatnya, kini telah tercapai. Ada beberapa indikator keberhasilannya. Angka kehadiran sekolah dan prestasi belajar siswanya, disebut meningkat. Ada pula dampak positif rentetannya. Lapangan kerja baru, penguatan ekonomi rakyat, dan kesetaraan sosial, bisa tercipta. PM POSHAN, bisa meminimalkan perbedaan gender, kasta, dan kelas sosial. Pasalnya, semua  penerima manfaat mendapatkan sajian yang sama. Aspek pengalaman manajerial itulah yang akan diadopsi, disesuaikan dengan program MBG di Indonesia.

Melawan diabetes

Mestinya baik India ataupun di negara kita, konsep gizi seimbang tidak berhenti  hingga hanya bangku sekolah. Bila tertanam dalam benak siswa, kebiasaan pola makan sehat akan terus terbawa hingga dewasa. Perbaikan gizi melalui MBG, harusnya diproyeksikan pula mencegah penyakit tidak menular (PTM). Kini diabetes telah menjadi  momok utama PTM. Tidak hanya di India dan Indonesia saja, tapi sudah merupakan  fenomena dunia. PM POSHAN tidak dirancang untuk mencegah diabetes. Peningkatan status gizi dan mengatasi kekurangan gizi, adalah tujuan utamanya. 

Jepang berbeda. Program MBG yang dikenal dengan nama Kyushoku, dinilai sebagai “standar emas” global pendidikan gizi (Shokuiku). Menunya dirancang  mendukung pertumbuhan sehat dan kesejahteraan seumur hidup. Secara intrinsik,  ditujukan mencegah risiko PTM. Filosofi hara hachi bu (batasi makan sampai 80 persen kenyang), melambangkan budaya makan sehat, ditanamkan pada siswa. Pendidikan jasmani dan aktivitas fisik, menjadi bagian integral dari kurikulum sekolah. Tujuannya melengkapi aspek nutrisi, mempromosikan gaya hidup sehat secara holistik. 

Negeri Matahari Terbit dikenal sebagai negara pejalan kaki dunia. Selain didukung infrastruktur yang ideal, rakyatnya sangat gemar berjalan kaki. Banyak pula  jenis olahraga tradisional yang sangat populer dan didukung penuh pemerintahnya. 

 Jepang mendapat predikat sebagai negara dengan usia harapan hidup (UHH)  tertinggi di dunia. Capaiannya sekitar 84,3 tahun. Angka tersebut berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang terbaru. Pola makan dan gaya hidup sehat, sebagai kontributor keberhasilannya. Akses kesehatan dan budaya sebagai penyokongnya, banyak difasilitasi negara. 

Bagaimana Indonesia ?

Kini prevalensi diabetes masuk kategori mengkhawatirkan. Angkanya mencapai 11,3 persen (IDF,2024). Kementerian Kesehatan tahun 2023 mencatat, prevalensi obesitas penduduk dewasa mencapai 28,7 persen. Sedangkan  pada anak usia 5-12 tahun, mencapai 19,7 persen. Obesitas menjadi pintu masuk utama diabetes. Meningkatnya obesitas-diabetes, diperparah dengan malasnya warga melakukan aktivitas fisik. Berdasarkan riset Stanford University USA, rakyat Indonesia menduduki peringkat pertama pejalan kaki termalas di dunia. Fenomena tersebut didukung hasil cek kesehatan gratis (CKG). Sebanyak 95,8 persen orang dewasa kurang aktivitas fisik. 

—–o—–

*Penulis :

  • Pengajar senior di :
    • Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam             FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya
    • Magister Ilmu Kesehatan Olahraga (IKESOR) Unair
  • Penulis buku :
    • Serial Kajian COVID-19 (tiga seri) 
    • Serba-serbi Obrolan Medis
    • Catatan Harian Seorang Dokter
    • Sisi Jurnalisme Seorang Dokter (dua jilid)
Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, update Ditag dengan:Diabetes, India, Makan Bergizi Gratis, Sinema Hindi

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Manchester City Tundukkan Liverpool 3-0, Perebutan Puncak Klasemen Semakin Panas

10 November 2025 By admin

Nova Arianto Ingin Timnas U-17 Tampil Agresif Hadapi Honduras

10 November 2025 By admin

Universitas Al-Azhar Resmi Buka Program Studi Bahasa Indonesia

9 November 2025 By admin

Derbi Turin Tanpa Pemenang, Juventus dan Torino Berbagi Poin

9 November 2025 By admin

OpenAI Digugat Usai Diduga ChatGPT Dorong Pengguna untuk Bunuh Diri

9 November 2025 By admin

Ketika Sofa, Kasur, dan Sampah Raksasa Mengancam Jantung Drainase Surabaya

8 November 2025 By admin

Sampah Jadi Penyebab Utama Banjir Surabaya

8 November 2025 By admin

Guardiola Terpukau Raih Laga ke-1.000 sebagai Pelatih: “Angkanya Gila!”

8 November 2025 By admin

Mantan Sandera Israel Akui Alami Kekerasan Seksual Selama Dua Tahun Ditawan di Gaza

8 November 2025 By admin

Prabowo: Kehadiran Kapolri di Komisi Reformasi Polri Agar Kajian Lebih Komprehensif

8 November 2025 By admin

Transformasi Keamanan Jalan Raya, Inovasi Polda Jatim untuk Ketahanan Pangan Nasional

7 November 2025 By zam

Raja Charles III Resmi Cabut Gelar Pangeran dari Adiknya, Pangeran Andrew

7 November 2025 By admin

Zohran Mamdani Terpilih Jadi Wali Kota New York, Sosialis Demokrat Pertama Pimpin Kota Terbesar AS

7 November 2025 By admin

Inter Milan Tak Tersentuh Kekalahan, Tekuk Kairat Almaty 2-1 di Liga Champions

6 November 2025 By admin

AC Milan dan Inter Milan Resmi Akuisisi San Siro, Siap Bangun Stadion Modern

6 November 2025 By admin

Kementerian Haji Terbitkan Rencana Perjalanan Ibadah Haji 2026

6 November 2025 By admin

Cak Imin: Tunggakan BPJS Kesehatan 23 Juta Peserta Akan Dihapus Mulai Akhir 2025

6 November 2025 By admin

MUI: Seluruh Mantan Presiden yang Wafat Pantas Jadi Pahlawan Nasional

6 November 2025 By admin

NU dan Konjen RRT Surabaya Gagas Kerja Sama Pendidikan dan Kebudayaan

5 November 2025 By admin

Mensos Usulkan Lansia dan Difabel Masuk Penerima Program Makan Bergizi Gratis pada 2026

5 November 2025 By admin

Raja Charles Resmikan David Beckham sebagai Kesatria Kerajaan Inggris

5 November 2025 By admin

Whoosh Direncanakan Tembus Banyuwangi, Konektivitas Jawa Timur Makin Kuat

5 November 2025 By admin

Keluarga di AS Gugat Tesla Atas Dugaan Kematian Akibat Pintu Mobil yang Gagal Berfungsi

4 November 2025 By admin

BGN Aktifkan Kembali Portal Mitra MBG, Pendaftaran SPPG Kini Dibuka Lagi

4 November 2025 By admin

BPKH–MUI Libatkan 4.000 Dai Perkuat Literasi Keuangan Haji

4 November 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

November 2025
S S R K J S M
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
« Okt    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Menambang Kehidupan, Bukan Sekadar Emas: Jejak Hijau Martabe di Jantung Sumatra

21 Oktober 2025 Oleh admin

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • India, Diabetes, dan Makan Bergizi Gratis
  • Benson Boone Tanggapi Tak Masuk Nominasi Grammy 2026: “Lirikku Jenius!”
  • Dua Badai Besar Landa Filipina, Korban Meningkat Tajam
  • Sekolah Disarankan Bentuk “Ruang Jeda” untuk Bantu Siswa Pulihkan Trauma
  • Akademisi UGM Soroti Dominasi Oligarki dan Kemunduran Substansi Demokrasi di Indonesia

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.