
“Pohon dan ranting membagi makanan rata ke setiap lembar daun, tidak satupun lembar daun terlewatkan, semua memperoleh bagian masing-masing.”
Oleh: Ustadz Mim Saiful Hadi M.Pd (Pesantren Al Quran Nurul Falah Surabaya)

Manusia di alam raya tak ubahnya seperti selembar daun yang menggantung pada sebatang ranting yang menjulur atau menjuntai ke arah manapun.
Setiap lembar daun tidak mampu memilih dari ranting mana dirinya akan tumbuh, tidak juga tahu kapan akan jatuh, saatnya mengering, kemudian lepas dari tangkainya. Bahkan ketika lepas,lalu jatuh tak mampu pula berkuasa atas dirinya untuk memilih di tempat mana dirinya akan tergolek jatuh.Anginlah yang akan membawanya terbang, kemudian menghempaskannya di tanah manapun. Tanah tandus, tanah berbatu, tanah gambut yang becek atau tanah subur penuh rerumputan, juga tidak bisa memilih, semuanya tinggal menerima saja.
Pohon dan ranting membagi makanan rata ke setiap lembar daun, tidak satupun lembar daun terlewatkan, semua memperoleh bagian masing-masing. Tidak peduli dekat dengan pokok pangkalnya atau jauh di ujung pucuk ranting pohon, semuanya mendapat bagian sesuai dengan kebutuhan masing-masing.Pohon dan ranting adalah tempat bergantung untuk memperoleh kehidupan, berpegangan berlindung dari injakan dan jepitan makhluk lain yang hidup di sekitarnya.
Ketika selembar daun telah menguning, pertanda tugasnya telah hampir selesai, haknya atas pohon dan ranting untuk memperoleh nutrisi telah habis, ia harus lepas dan kembali turun ke bumi, menyatu dengan tanah, lebur menjadi entitas baru bersama tanah.
Sang daun menyatu bersama tanah, memperoleh tugas baru yang sangat mulya, yaitu menyuburkan tanah dimana dirinya dijatuhkan untuk dapat memberi nutrisi bagi pohon yang telah memberinya kehidupan, atau menumbuhkan pohon baru ketika ia dihempaskan angin di tempat yang jauh dari pokoknya. Di tanah baru, ia menumbuhkan pohon-pohon baru, pohon yang tidak selalu sama seperti dirinya.Jatuhnya dimanapun, dirinya adalah kebaikan bagi lingkungan sekitarnya, kematiannya bukan kehancuran sia-sia, tetapi berarti hidupnya tumbuhan baru atau setidaknya mengokohkan kembali pohon yang sebelumnya telah memberinya makan.
Sebuah tadabbur yang luar biasa atas diciptaknnya selembar daun.Firman Allah yang tertulis dalam Al Qur’an surat Al An’aam ayat 59 menyatakan bahwa tidak satupun yang ada dan terjadi di dunia ini, kecuali dalam genggaman kekuasaan Allah swt, dan tidak akan luput dari ilmunya Allah swt, termasuk tidak ada selembar daun yang jatuh dari pohonnya tanpa sepengetahun Allah swt.
Maka yakinlah, dengan seyakin-yakinnya bahwa tidak ada satupun kejadian di alam raya ini yang sia-sia, yang menimpa kita atau menyaksikan menimpa pada orang lain. Semua bernilai sangat mahal dan memberi makna yang sangat tinggi bagi kehidupan. Hanya manusia beriman yang selalu berfikirterhadap semua tanda yang digelar di alam raya, jiwanya menjadi kuat dan tangguh menghadapi segala ujian dalam hidupnya.
Terkadang ada di antara kita yang “nelangsa” penuh keluh kesah, menyalahkan orang lain, ketika jatuh terpuruk. Usaha sedang rugi bahkan bangkrut, terkena PHK, ditimpa berbagai kesulitan dan kesedihan. Merasakan jatuh terhempas pada level paling rendah, seolah hidup tidak lagi ada harapan sehingga merasa layak untuk berputus asa. Maka ambillah selembar daun dan peganglah, lalu perhatikanlah nasehat Allah yang telah disampaikan pada kita.
Allah telah mengajari kita,bahwa dimanapun diri kitaberada, akan menumbuhkan kebaikan baru atau setidaknya menguatkan lembaga, oraganisasi, jam’iyyah yang sudah ada. Kehadiran kita harus berkontribusi terhadap kebaikan pada lingkungan dimanapun Allah mentaqdirkan kita berada, menyesali dan berkeluh kesah atas apa yang menimpa hanya akan melemahkan semangat hidup dan menyia-nyiakan kontribusi positif yang sebenarnya bisa dilakukan. Inilah sebuah refleksi dari menonton sebuah film lama, kisah perjuangan seorang Samurai Buta membela rakyat jelata yang tertindas. Di pangkal Katananya terpahat pesan gurunya “daun yang jatuh tidak menyalahkan tiupan angin”.Wallahu a’lam bisshowab.
Tinggalkan Balasan