
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.”
Oleh: Abuya Dr Arrazy Hasyim

Banyak orang berdzikir mengingat Allah dengan tujuan jangka pendek atau dengan tujuan untuk memperoleh rezeki dunia. Boleh-boleh saja hal tersebut dilakukan. Tetapi sayang yang diperoleh orang tersebut hanya rezeki dunia.
Jika ada orang yang mengingat Allah (dzikir) untuk kehidupan akhirat kelak, maka disaat itulah rezeki dunia akan mengejar dia.
Ketika kita selesai shalat jangan langsung berdiri untuk kemudian meninggalkan tempat shalat. Berdzikirlah. Karena dengan berdzikir atau mengingat Allah hati akan menjadi tenang. Selain itu, dalam berdzikir kita bisa meminta apa saja kepada Allah, termasuk rezeki dunia dan rezeki akhirat, kita bisa mengadu tentang masalah yang kita hadapi untuk memohon jalan keluarnya.
Jika kita berdzikir setelah shalat sama dengan membawa spirit shalat keluar shalat. Shalat tersebut merupakan bentuk dzikir yang terpusat disatu titik dengan gerakan yang berbeda. Tetapi dzikir setelah shalat itu bisa kita lakukan dengan duduk, berdiri, berbaring atau dengan gerakan lainnya. Jadi dzikir itu tak terbatas waktu dan ruang.
Kita bisa berdzikir dimana saja, karena sejatinya hati kita jangan sampai putus hubungan dengan Allah. Karena itu, kalimat “saya telah berdzikir” harus kita koreksi. Tidak ada kata telah dalam urusan dzikir. Jika ada orang mengadu telah dzikir tetapi hatinya masih tetap gelisah, maka salah orang itu sendiri kenapa dzikirnya dihentikan.
Allah Swt memerintahkan kita untuk terus memperbanyak dzikir, sebagaimana firman-Nya,
فَإِذَا قَضَيْتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا ٱطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ ۚ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتْ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ كِتَٰبًا مَّوْقُوتًا
Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (An Nisa 103)
Hadits Rasulullah Saw, Orang-orang yang berdzikir di tengah keramaian yang lalai laksana seperti ada pohon yang subur di tengah pohon-pohon yang kering. (HR. Thobroni).
Orang-orang yang berdzikir seperti orang yang terus hidup. Sementara orang-orang yang lali seperti orang mati. Orang yang berdzikir itu hatinya tetap terasa sejuk, diliputi rahmatnya Allah dan yang disebut rahmat itu adalah Rasulullah. Jadi jangan heran jika ada beberapa orang berdzikir bisa bertemu Rasulullah. Orang yang berdzikir itu laksana artis langit. Orang yang menyebut nama Allah di bumi maka namanya akan tersebut di langit dan bahkan di arsy.
Suatu saat ada orang datang kepada Rasulullah Saw, dan mengadu kenapa harta benda atau kekayaanya sedikit. Lalu Rasulullah balik bertanya, tahukah kamu tentang shalat dan dzikirnya para Malaikat?. Para Malaikat itu terus dan tetap berdzikir. Dan karena terus berdzikir itulah Allah berkahi rezekinya.
Makanya jika ada majelis-majelis dzikir, maka para Malaikat itu hadir disitu. Para Malaikat mengibaratkan majelis dzikir itu seperti restoran yang siap memberikan kekenyangan.
Nah karena itu, contohlah para Malaikat untuk terus berdzikir, ihlas karena Allah semata. Jangan berharap rezeki dunia dari dzikir. Karena rezeki dunia akan ikut dengan sendirinya karena keihlasan kita berdzikir hanya untuk Allah. Allah-lah yang maha segalanya, Allah-lah yang memiliki rezeki dan maha memberi rezeki.
Sumber: Youtube MBP
Tinggalkan Balasan