Surabaya (Trigger.id) – Sebagai pebisnis atau saudagar kita harus menyontoh para pendahulu kita. Tokoh-tokoh pejuang bangsa kita hampir rata-rata pebisnis (pedagang).
Hal tersebut disampaikan ketua Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Jawa Timur, Yusron Aminulloh saat membuka acara pertemuan dengan para pebisnis muda, di kantor Sekretariat ISMI Jatim Ruko Grand Ketintang Surabaya, Rabu (27/09/2023).
Yusron juga menegaskan, bahwa Rasulullah Muhammad SAW dan banyak para sahabat sukses sebagai pebisnis dan sekaligus sebagai pendakwah.
Sementara pengusaha properti Ismail Nachu menegaskan, pebisnis itu harus memiliki keberanian mengambil resiko. “Disitu ada dua kata berani dan resiko, dan rata-rata kita sebagai pengusaha muslim (saudagar) kurang berani mengambil resiko,” tegas Cak Mail panggilan akrab Ismail Nachu.
Sebagai pengusaha Cak Mail yakin bahwa ilmu yang paling tepat sebagai adalah agama. Modal agama mutlak dan sangat penting. “Ini dalam rangka kita mewujudkan sunnah Rasul sebagai pengusaha,” kata Cak Mail.
“Sebagai pebisnis kita saya tidak punya nasab dan sanad yang jelas, karena saya hanya lulusan IAIN,” aku Cak Mail. Namun Ismail Nachu menegaskan kampus hanya memberikan pengetahuan . Namun kampus tidak bisa mengajarkan mindset atau pola pikir. Pola pikir inilah yang membuat pebisnis memiliki keberanian mengambil resiko.
Pebisnis itu melayani kehidupan. Ini beda dengan menjadi pegawai yang hanya melayani perusahaan. Cak Mail menambahkan, hari ini dalam bisnis tidak cukup mengandalkan intuisi seperti yang dilakukan para pebisnis zaman dulu. “Sekarang pebisnis harus berbasis data dan jangan hanya mengandalkan insting,” tutup Cak Mail.
Tinggalkan Balasan