
Kairo (Trigger.id) — Delegasi dari Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) tiba di Mesir pada Minggu (5/10) untuk mempersiapkan perundingan terkait rencana gencatan senjata di Gaza. Pertemuan dijadwalkan berlangsung pada Senin di Kota Sharm El Sheikh, Laut Merah, demikian laporan sejumlah sumber kepada Xinhua.
Menurut sumber tersebut, pembahasan akan berfokus pada tahap pertama dari rencana gencatan senjata yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Agenda utama mencakup mekanisme pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel serta proses penyerahan senjata oleh kelompok Hamas.
Usai pertemuan dengan Hamas, pihak Mesir juga dijadwalkan menggelar pertemuan terpisah dengan delegasi Israel. Hasil kedua pertemuan itu akan disampaikan kepada Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff dan penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner, yang direncanakan tiba di Mesir pada awal pekan ini.
Kementerian Luar Negeri Mesir telah mengonfirmasi bahwa perundingan antara delegasi Israel dan Hamas akan dilaksanakan Senin, dengan fokus pada kondisi di lapangan dan detail pertukaran seluruh tahanan Israel serta narapidana Palestina berdasarkan rencana 20 poin yang diajukan AS.
Di Yerusalem, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan pengiriman delegasi tingkat tinggi untuk mengikuti pembicaraan tidak langsung dengan Hamas di Mesir. Tim tersebut dipimpin oleh Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, salah satu orang dekat Netanyahu. Mereka akan membahas usulan AS untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir dua tahun dan menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina, serta mengupayakan pembebasan 48 sandera yang masih ditahan di Gaza.
Israel mengumumkan penghentian operasi ofensif di Gaza City pada Sabtu, dan mengalihkan pasukannya untuk fokus pada operasi pertahanan. Namun, Kepala Staf Militer Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir, memperingatkan bahwa serangan dapat kembali dilanjutkan jika pembicaraan gencatan senjata gagal.
“Tidak ada gencatan senjata, hanya perubahan situasi operasional,” ujar Zamir saat meninjau Koridor Netzarim, garis pemisah antara Gaza utara dan selatan. “Jika upaya politik gagal, kami akan kembali berperang.”
Peringatan serupa juga disampaikan Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz. Ia menegaskan bahwa serangan ke Gaza akan ditingkatkan apabila Hamas menolak melepaskan para sandera. “Bila Hamas menolak, IDF akan kembali meningkatkan intensitas serangan hingga Hamas benar-benar dikalahkan dan seluruh sandera dibebaskan,” ujarnya dalam upacara peringatan tentara yang gugur di Yerusalem.
Sementara itu, delapan negara — Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab, Indonesia, Pakistan, Turki, Arab Saudi, dan Qatar — mengeluarkan pernyataan bersama pada Minggu yang menyambut langkah Hamas menuju rencana gencatan senjata tersebut.
“Para menteri luar negeri menyambut baik langkah Hamas dalam menanggapi proposal Presiden Trump untuk mengakhiri perang di Gaza, membebaskan seluruh sandera, dan memulai pembicaraan mengenai mekanisme implementasi secara segera,” bunyi pernyataan bersama itu. (bin)
Tinggalkan Balasan