Dalam Islam, konsep rezeki adalah sangat luas dan mencakupi pelbagai aspek kehidupan, bukan sekadar material semata-mata.
Allah telah menjamin rezeki kepada semua makhluk-Nya. Ini termasuk keperluan asasi seperti makanan, minuman, dan udara untuk bernafas. Ayat Al-Quran seperti dalam Surah Hud, ayat 6 menegaskan bahawa setiap makhluk di bumi telah dijamin rezekinya oleh Allah:
۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
Artinya: Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
Rezeki ini telah ditetapkan oleh Allah dan sesuai perintahNya (Syariat) manusia dengan berusaha serta doa. Rezeki dapat diperolehi melalui kerja keras, pendidikan, dan perniagaan dan sebagainya. Allah juga menyuruh hamba-Nya untuk berusaha dan bekerja keras, seperti yang disebut dalam Surah Al-Mulk, ayat 15:
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖۗ وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ
Artinya: Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
Allah memberikan rezeki kepada hamba-Nya dengan berbagai macam jenis dan cara. Sehingga pemberian Allah melebihi apa yang diminta hamba-Nya. Bahkan sering Allah Yang Maha Dermawan memberikan anugerah-Nya tanpa diminta oleh hamba-Nya.
Syeikh Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi (1911-1998) mengatakan:
المَالُ هُوَ أَدْنَى دَرَجَاتِ الرِّزْقِ
و العَافِيَةُ أَعْلَى دَرَجَاتِ الرِّزْقِ
و صَلَاحُ الأَبْنَاءِ أَفْضَلُ أنْوَاعِ الرِّزْقِ
و رِضَا رَبِّ العَالَمِينَ فَهُوَ تَمَامُ الرِّزْقِ
Artinya: Harta adalah rezeki yang paling rendah. Kesehatan adalah rezeki yang paling tinggi. Anak yang saleh adalah rezeki yang paling utama. Sedangkan ridha Allah adalah rezeki yang sempurna.
Pertama, rezeki harta. Rezeki berupa harta benda dalan tingkatan dasar, sehingga semua orang bisa meraih rezeki tersebut. Baik itu hamba yang taat maupun yang ingkar.
Rezeki seperti ini mudah untuk didapatkan bahkan dengan cara yang batil sekalipun. Itulah kenapa rezeki harta benda masuk kategori paling dasar derajatnya. Namun banyak orang lupa diri dan berubah sikapya ketika diberi anugerah rezeki kategori terendah ini.
Kedua, rezeki kesehatan. Kesehatan, masuk dalam rezeki yang luhur. Karena kesehatan sangatlah mahal. Orang bisa saja miskin harta benda, akan tetapi jika badannya sehat, maka ia akan lebih bebas dan merdeka.
Ketiga, rezeki keturunan saleh. Anak yang saleh masuk ke dalam rezeki yang utama, karena tidak semua orang bisa mendidik anak-anaknya menjadi saleh atau salehah.
Anak-anak yang saleh akan membawa kebahagiaan orang tuanya di dunia dan di akhirat. Maka bentuk rezeki seperti ini sangat diidamkan banyak orang tua.
Keempat, rezeki berupa ridha Allah swt. Rezeki berupa ridha Allah swt merupakan sempurnanya rezeki. Karena tidak semua makhluk Allah mendapatkan ridha-Nya. Ridha Allah hanya diberikan kepada hamba yang taat kepada-Nya.
Maka beruntunglah hamba yang mendapatkan rezeki yang berupa ridha Allah swt. Karena ketika Allah sudah ridha dengan hamba, maka jaminannya adalah surga.
—000—
Tinggalkan Balasan