
Surabaya (Trigger.id) – Gedung Putih pada Kamis (12/12) pekan lalu mengumumkan apa yang mereka sebut sebagai strategi nasional pertama untuk melawan Islamofobia, dengan merinci lebih dari 100 langkah yang diambil pejabat federal untuk mengekang kebencian, kekerasan, bias dan diskriminasi terhadap Muslim dan Arab Amerika.
Proposal tersebut mengikuti rencana nasional serupa untuk memerangi antisemitisme yang diungkapkan oleh Presiden Joe Biden pada Mei 2023 lalu, ketika ketakutan akan meningkatnya kebencian dan diskriminasi meningkat di kalangan Yahudi AS.
Para pejabat mengerjakan rencana anti-Islamofobia selama berbulan-bulan, dan rencana tersebut diumumkan lima minggu sebelum Biden meninggalkan jabatannya. Gedung Putih mengatakan sebagian besar tindakannya telah dilaksanakan, dengan tujuan untuk melaksanakan sisanya sebelum Hari Pelantikan pada 20 Januari, ketika Presiden terpilih Donald Trump mulai menjabat.
Dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan strategi tersebut, pemerintahan Biden menulis, “Selama setahun terakhir, inisiatif ini menjadi semakin penting karena ancaman terhadap komunitas Muslim dan Arab Amerika meningkat.” Dikatakan bahwa hal itu termasuk pembunuhan Wadee Alfayoumi yang berusia 6 tahun pada bulan Oktober 2023, seorang anak laki-laki Muslim Amerika keturunan Palestina, yang ditikam sampai mati di Illinois.
Rencana tersebut merinci tindakan-tindakan yang diambil oleh Cabang Eksekutif, bersama dengan lebih dari 100 seruan tindakan lainnya di semua sektor masyarakat.
Strategi ini memiliki empat prioritas dasar: meningkatkan kesadaran akan kebencian terhadap Muslim dan Arab sekaligus mengakui warisan komunitas-komunitas ini secara lebih luas; meningkatkan keselamatan dan keamanan mereka secara luas; mengakomodasi secara tepat praktik keagamaan Muslim dan Arab dengan berupaya mengekang diskriminasi terhadap keduanya; dan mendorong solidaritas lintas komunitas untuk lebih melawan kebencian. (bin)
Tinggalkan Balasan