

Selama puluhan tahun penulis menyimpan rasa penasaran dan keingintahuan yang mendalam, terhadap hikmah air susu ibu (ASI). Tahap demi tahap pemahaman berbasis ilmiah, mulai terungkap. Hasil riset dua ilmuwan terkemuka Amerika Serikat tentang RNA-mikro (micro-Ribonucleic acid), telah banyak membantu menguak tabir. Tidak mengherankan, temuan Victor Ambros dan Gary Ruvkun yang fenomenal, mendapatkan ganjaran Nobel Kedokteran/Fisiologi tahun 2024. Upacara penghargaan kelas dunia itu, baru saja diselenggarakan. Tepatnya tanggal 10 Desember 2024 di Oslo-Norwegia.
Air Susu Ibu (ASI)
ASI menyimpan banyak “rahasia”. Hikmah luar biasa yang terkandung dalam ASI, sampai “harus” diterangkan oleh Sang Maha Pencipta dalam kitab suci. Pesan itu tertera dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 233. Makna intinya adalah, ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Berbagai unsur dalam ASI telah banyak diteliti. Manfaatnya bagi seorang bayi tidak perlu diragukan lagi. Tetapi RNA-mikro yang ternyata juga disekresi dalam ASI, membawa banyak pandangan baru.
ASI merupakan sumber nutrisi terbaik yang tidak tergantikan untuk seorang bayi. Komponen makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan mikronutriennya (vitamin, mineral), paling sesuai untuk proses tumbuh kembang seorang anak. Banyak pula komponen biologi aktif (berbagai macam hormon) yang terkandung dalam ASI. Nutrisi lengkap sebagai wujud tanggung jawab dan kasih sayang seorang ibu itu, juga mengandung zat modulator imunitas. Misalnya sel darah putih (lekosit), sel epitel, sel punca, dan mikroorganisme tertentu. Nantinya mikroorganisme itu berperan penting bagi pemeliharaan mikrobiota usus yang bersifat komensal. Sifatnya tidak berbahaya bagi manusia. Malah sangat menguntungkan dalam sistem pertahanan tubuh. Mikroba itulah yang disebut dengan “bakteri baik” atau probiotik.
ASI juga mengandung laktoferin, antibodi dari kelas Imunoglobulin A, dan lisozim. Semuanya berperan penting bagi perlindungan terhadap paparan mikroba ”jahat”/patogen (penyebab infeksi). Tetapi ASI juga berpotensi menularkan penyakit. Misalnya HIV, Sipilis, Hepatitis Virus B, dan Hepatitis Virus C. ASI yang berasal dari seorang perokok, pengguna alkohol, dan obat-obat terlarang, berdampak merugikan bagi seorang bayi. Menyusui sangat bermanfaat bagi seorang ibu. Risiko mengalami kanker payudara dan ovarium, menjadi rendah karenanya.
Baca juga: Mitigasi Risiko Medis Mudik Liburan Nataru
RNA-mikro
Setiap manusia diperkirakan memiliki 20 ribu hingga 25 ribu gen. Semuanya tersimpan dalam suatu untaian molekul panjang yang disebut DNA (Deoxyribonucleic acid). Unsur-unsur kimiawi dalam DNA, mengandung informasi genetik. Ibarat kita membaca suatu kalimat yang tertera dalam suatu halaman buku, di situ tersirat adanya pesan tertentu. DNA menggunakan “bahasa” yang disebut kode genetik. Itu dapat “dibaca” oleh sel-sel hidup, untuk menghasilkan sifat-sifat tertentu. DNA berperan penting menentukan sifat-sifat seorang anak yang diwarisi dari orang tuanya.
Ekspresi suatu gen harus terkendali. RNA-mikro itulah yang kini diketahui berperan penting meregulasi aktivitas suatu gen. Bisa “disetel” aktif, tidak aktif, atau hanya pada level tertentu. Mekanisme kerjanya mirip suatu kenop yang berfungsi menaik-turunkan volume suatu audio. Hingga kini dapat diidentifikasi sedikitnya seribu gen RNA-mikro pada genom manusia. Fungsinya masing-masing sangat bervariasi.
Dari beberapa riset, ternyata ASI juga mengandung RNA-mikro. Molekul-molekul super kecil itu dapat melewati mekanisme degradasi asam pada lambung bayi. Setelah melewati beberapa tahap penyerapan di dalam usus, melalui aliran darah dapat mencapai berbagai jaringan dan organ. Di berbagai sel-sel jaringan itulah, RNA-mikro memainkan peran penting dalam berbagai macam efek biologinya. Beberapa di antaranya diduga kuat memiliki peran krusial meregulasi epigenetik nasab (pertalian kekeluargaan berdasarkan hubungan darah) dan fungsi sel punca. Dari sudut pandang inilah ada kekhawatiran efek merugikan, bila nantinya terjadi pernikahan antar individu sesusuan (Surah An-Nisa’ Ayat 23). Pernikahan demikian mempunyai potensi buruk, seperti halnya pernikahan sedarah, meski dalam derajat yang lebih rendah.
Peringatan hari ibu
Jumlah ibu menyusui di negara kita cukup menggembirakan. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan telah mencapai 68 persen pada tahun 2023. Padahal pada tahun 2017 hanya menjangkau 52 persen saja. Tapi sayangnya, hanya 27 persen saja bayi baru lahir yang menerima ASI pada jam pertama kehidupannya. Data tersebut tercatat tahun 2023. Pasalnya inisiasi menyusui dini sangat penting bagi kelangsungan kehidupan bayi selanjutnya. Khususnya menyangkut percepatan perkembangan sensoris dan kognitif. Bayi pun terlindungi dari penyakit infeksi dan risiko penyakit kronis. Inisiasi ASI dini ibarat suatu vaksinasi, karena memberikan semua nutrisi penting dan melindungi bayi melalui penguatan imunitas mereka.
Selamat hari ibu 22 Desember 2024. Ingatlah, setiap tetes ASI mengandung keajaiban yang tak terhingga. Ini adalah nutrisi, perlindungan, dan kasih sayang yang tak ternilai dari ibu untuk anaknya.
—000—
*Penulis:
- Staf pengajar senior di Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya
- Magister Ilmu Kesehatan Olahraga (IKESOR) Unair
- Penulis buku:
– Serial Kajian COVID-19 (tiga seri)
– Serba-serbi Obrolan Medis
– Catatan Harian Seorang Dokter
Tinggalkan Balasan