Surabaya (Trigger.id) – Indonesia memiliki ribuan jenis hidangan, dari Sabang hingga Merauke, dengan bahan-bahan lokal yang beragam seperti rempah, sayur-mayur, dan hasil laut. Setiap wilayah memiliki teknik memasak berbeda-beda, seperti pengasapan (ikan cakalang asap dari Maluku), pembakaran (sate dari Madura dan Sumatra), serta fermentasi (tempe dan tape dari Jawa).
Kuliner Nusantara adalah warisan budaya yang luar biasa kaya dan patut dibanggakan. Setiap daerah di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri dalam hal bahan, cara memasak, dan cita rasa yang membuatnya unik. Gastronomi Nusantara bukan hanya soal rasa, tetapi juga sarat dengan nilai sejarah, filosofi, dan tradisi yang diwariskan turun-temurun. Inilah beberapa kuliner paling keren yang wajib Anda Coba:
1. Rendang
Rendang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-16, berkembang dari tradisi memasak masyarakat Minangkabau. Awalnya, rendang dimasak untuk acara adat dan perayaan khusus, seperti pesta pernikahan dan upacara adat. Karena masyarakat Minangkabau dikenal sebagai perantau, mereka membawa serta rendang sebagai bekal perjalanan, karena ketahanannya yang lama tanpa basi. Dari sinilah rendang menyebar ke berbagai daerah di Nusantara dan mancanegara.
Seiring waktu, variasi rendang muncul, seperti rendang ayam, telur, atau jengkol, meskipun rendang daging sapi tetap menjadi yang paling populer. Rendang kini tidak hanya disajikan pada acara adat tetapi juga menjadi menu andalan di setiap rumah makan Padang.
Rendang adalah salah satu ikon kuliner Indonesia yang berasal dari Sumatra Barat, khususnya budaya Minangkabau. Sajian ini tidak hanya terkenal di rumah makan Padang di seluruh Indonesia tetapi juga mendunia. Bahkan, rendang dinobatkan sebagai salah satu makanan paling enak di dunia menurut CNN Travel.
2. Pempek
Sejarah pempek memiliki hubungan erat dengan warisan kuliner Palembang dan budaya maritim masyarakatnya. Menurut legenda, pempek sudah ada sejak abad ke-16 pada masa Kesultanan Palembang. Konon, seorang nelayan menciptakan pempek untuk memanfaatkan ikan hasil tangkapan yang melimpah agar tidak cepat busuk. Ia mencampur ikan dengan tepung sagu dan kemudian menggorengnya.
Nama “pempek” atau “empek-empek” diperkirakan berasal dari sebutan untuk seorang kakek Tionghoa, yang dalam bahasa setempat dipanggil “Apek.” Kakek ini dikatakan berperan dalam memperkenalkan teknik mengolah pempek. Interaksi Palembang dengan pedagang Tionghoa memang mempengaruhi perkembangan kuliner lokal, termasuk dalam inovasi kuliner seperti pempek.
3. Nasi Goreng
Nasi goreng bukan sekadar makanan sederhana, tetapi juga simbol kreativitas dan adaptasi kuliner. Dari sejarah panjangnya sebagai warisan budaya Tionghoa hingga menjadi ikon kuliner Indonesia, nasi goreng terus berkembang dan dicintai oleh berbagai kalangan. Setiap piring nasi goreng menceritakan perjalanan budaya, inovasi, dan cita rasa khas Indonesia.
Nasi goreng tidak hanya populer di Indonesia tetapi juga diakui dunia internasional. Pada 2017, nasi goreng masuk dalam daftar 50 makanan terenak dunia versi CNN Travel. Hidangan ini sering ditemukan di restoran Indonesia di luar negeri, menjadi salah satu kuliner favorit turis asing.
Selain itu, nasi goreng kerap disajikan sebagai menu spesial dalam acara kenegaraan. Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dalam kunjungannya ke Indonesia, menyebut nasi goreng sebagai salah satu makanan favoritnya saat tinggal di Jakarta.
4. Gudeg
Gudeg diyakini telah ada sejak berdirinya Kesultanan Mataram di abad ke-16. Pada masa itu, Keraton Mataram berada di Alas Mentaok (sekarang menjadi wilayah Kotagede). Penduduk sekitar memanfaatkan hasil hutan seperti nangka muda dan kelapa untuk kebutuhan pangan. Bahan-bahan ini dimasak bersama-sama hingga menghasilkan makanan yang tahan lama, mengingat belum ada teknologi pengawetan pada masa itu.
Kata “gudeg” sendiri konon berasal dari proses memasaknya, yaitu “hangudeg-udeg” atau mengaduk-aduk, yang menggambarkan betapa lama dan intensifnya proses pengadukan selama memasak.
Gudeg bukan sekadar hidangan, tetapi simbol kekayaan budaya dan kuliner Yogyakarta. Kombinasi rasa manis dan gurihnya, serta sejarah panjang di baliknya, membuat gudeg layak menjadi salah satu kuliner paling ikonik di Indonesia. Bagi siapa pun yang berkunjung ke Yogyakarta, menikmati gudeg adalah pengalaman wajib yang menghadirkan kehangatan cita rasa dan kekayaan budaya Jawa dalam satu piring.
5. Nasi Liwet
Nasi Liwet adalah salah satu kuliner tradisional Indonesia yang berasal dari Solo dan Sunda, terkenal karena cita rasanya yang gurih dan kaya. Meskipun tampak sederhana, nasi liwet menyimpan filosofi dan sejarah yang mencerminkan budaya gotong-royong dan kebersamaan.
Asal-usul nasi liwet dapat ditelusuri dari dua daerah, yaitu Solo dan Sunda, meskipun versi penyajian dan cita rasanya berbeda.
- Nasi Liwet Solo
Nasi liwet Solo dipercaya berasal dari lingkungan keraton Surakarta dan sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Hidangan ini awalnya disajikan untuk anggota kerajaan dan menjadi simbol kemewahan. Namun, seiring waktu, nasi liwet menyebar dan diadopsi oleh masyarakat umum, terutama untuk acara-acara syukuran dan perayaan. - Nasi Liwet Sunda
Di daerah Sunda, nasi liwet memiliki makna lebih sederhana namun tak kalah filosofis. Tradisi memasak nasi liwet di panci kastrol (sejenis panci logam) dilakukan dengan spontan, biasanya saat keluarga atau teman berkumpul. Filosofinya adalah menciptakan rasa kebersamaan dalam menikmati makanan yang sederhana namun penuh rasa.
Sebagai penggemar kuliner, kita patut bangga dengan ragam gastronomi Nusantara. Setiap suapan makanan khas Indonesia bukan hanya soal rasa tetapi juga kisah, makna, dan budaya. Mari terus lestarikan dan promosikan kuliner Nusantara agar semakin dikenal dunia!.
Industri kuliner berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Banyak usaha kecil dan menengah yang sukses berkembang berkat makanan tradisional. Selain itu, tren modernisasi kuliner dengan konsep fusion juga turut mendukung perkembangan gastronomi lokal ke panggung internasional.
—000—
Referensi: Berbagai sumber
Tinggalkan Balasan