
Jakarta (Trigger.id) – Presiden FIFA Gianni Infantino menyerukan agar dunia sepak bola lebih terbuka dalam menentukan waktu penyelenggaraan turnamen-turnamen besar, termasuk Piala Dunia. Ia menilai, ajang bergengsi tersebut tidak seharusnya selalu digelar pada musim panas di belahan bumi utara.
“Jika kita ingin memiliki waktu yang adil bagi semua wilayah di dunia, maka pilihan ideal mungkin pada Maret atau Oktober. Sebab, pada Desember tidak semua negara bisa bermain, dan pada Juli pun ada wilayah yang terlalu panas,” ujar Infantino dalam Sidang Umum Klub Sepak Bola Eropa di Roma, dikutip dari The New York Times, Jumat.
Piala Dunia 2022 di Qatar menjadi yang pertama digelar di luar jadwal tradisional musim panas. Turnamen tersebut dipindahkan ke November–Desember untuk menghindari suhu ekstrem di kawasan Teluk.
Meskipun sempat menuai protes karena liga-liga Eropa harus berhenti di tengah musim, ajang itu dinilai sukses tanpa gangguan jangka panjang, bahkan menghadirkan pertandingan yang lebih kompetitif karena kondisi pemain lebih bugar.
Banyak kalangan di Eropa berharap jadwal Qatar 2022 hanya menjadi pengecualian. Namun, setelah Arab Saudi resmi menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034, kemungkinan besar turnamen itu kembali akan digelar pada musim dingin, bahkan mungkin awal 2035, untuk menyesuaikan dengan bulan suci Ramadan yang jatuh pada November–Desember 2034.
Infantino menegaskan bahwa pembahasan mengenai jadwal Piala Dunia tidak hanya berkaitan dengan satu edisi turnamen, tetapi juga refleksi menyeluruh terhadap kalender sepak bola global.
“Bermain di beberapa negara Eropa pada Juli juga sangat panas. Jadi, mungkin kita perlu mencari bulan terbaik untuk sepak bola dunia, misalnya Juni. Bulan itu jarang digunakan, dan kami sedang mendiskusikan cara terbaik mengoptimalkan kalender internasional,” katanya.
Komentar Infantino muncul di tengah persiapan Piala Dunia 2030 yang akan digelar di Spanyol, Portugal, dan Maroko, dengan beberapa laga pembuka di Amerika Selatan. Sementara itu, suhu ekstrem juga diperkirakan menjadi tantangan untuk Piala Eropa 2032 di Italia dan Turki.
Kalender internasional yang menjadi acuan kompetisi global saat ini telah ditetapkan hingga 2030. Namun, rencana untuk periode setelahnya masih menjadi perdebatan panjang. Tahun lalu, sejumlah liga utama dan asosiasi pemain FIFPro Europe sempat mengajukan keluhan ke Komisi Eropa, menuduh FIFA tidak melakukan konsultasi memadai dalam penetapan jadwal tersebut. Mereka juga menilai FIFA menyalahgunakan wewenangnya dengan menempatkan Piala Dunia Antarklub pada Juni–Juli, yang berpotensi mengganggu awal musim liga domestik Eropa.
Menanggapi hal itu, FIFA pada Juli 2024 menegaskan telah melakukan konsultasi secara luas dan inklusif dengan berbagai pihak, termasuk FIFPro dan badan liga.
Dalam kesempatan yang sama di Roma, Infantino turut memuji keberhasilan penyelenggaraan Piala Dunia Antarklub di Amerika Serikat yang dinilai sukses oleh para peserta. FIFA juga menegaskan tidak berencana menghapus turnamen tersebut dari kalender, bahkan mempertimbangkan untuk memperluas formatnya di masa mendatang. (ian)
Tinggalkan Balasan