
Surabaya (Trigger.id) – Karapan sapi (bahasa Madura: Kerrabhân sapè) merupakan istilah untuk menyebut perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur.
Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain.
Trek pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh detik sampai satu menit. Beberapa kota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan Agustus dan September setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau Oktober di eks Kota Karesidenan, Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden.
Pada bulan November tahun 2013, penyelenggaraan Piala Presiden mulai berganti nama menjadi Piala Gubernur.
Kebanyakan masyarakat Madura merupakan masyarakat agraris, kurang lebih sembilan puluh persen penduduknya hidup terpencar-pencar di daerah pedalaman, di desa-desa, dukuh-dukuh, dan kelompok-kelompok perumahan petani. Pulau Madura memiliki empat kota, dari barat ketimur berturut-turut Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.
Di Madura, sapi menjadi simbol penting dalam kehidupan dan status sosial. Sapi bagi orang Madura memiliki banyak fungsi dan menguntungkan sehingga dapat menjadi menunjang ekonomi.
Karapan adalah fungsi lain dari sapi yang sudah menjadi darah daging dikalangan orang Madura, dan karapan sapi ini makin lama makin populer dan menunjukkan kekhususan budaya Madura.
Acara karapan sapi ini diperkirakan berlangsung sejak abad ketujuh betas dan kelestariannya tetap bertahan hingga sekarang. Saat ini karapan sapi boleh dikata telah menjadi simbol bagi masyarakat Madura.
Karapan sapi bukan hanya sekadar perlombaan sapi belaka, namun dipandang dari sudut pandang antropologi, karapan sapi tidak sekadar tontonan yang sangat menarik tetapi lebih dari itu, karapan sapi merupakan suatu proses empati kebudayaan masyarakat Madura.
Karapan sapi mempunyai kaitan erat dengan aspek sosial budaya masyarakat Madura. Karapan sapi sebagai budaya asli orang Madura yang mencenninkan beberapa hal tentang kultur dan struktur sosial di pulau Madura.
Jika awalnya karapan sapi bertujuan membudayakan pertanian, pada akhimya tontonan ini mengalami perubahan dan secara tidak langsung menjadi persaingan ketat antara pemilik sapi yang bermotivasi untuk meningkatkan status sosial dan gengsi mereka. (ian)
Tinggalkan Balasan