

Sore itu, matahari menurunkan sinarnya di atas Petak 1 dan Petak 5, Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Gombengsari, Kabupaten Banyuwangi. Rumah-rumah kayu yang dulu gulita kini bersinar lembut oleh tenaga surya.
Warga di lereng perhutani itu akhirnya merasakan terang tanpa genset dan minyak tanah—berkat hadirnya PLTS Solar Home System (SHS) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Bagi mereka, listrik bukan sekadar cahaya, tapi simbol kedaulatan energi yang mulai nyata.
“Dulu kalau malam gelap, jualan saya cepat tutup. Sekarang ada listrik, saya bisa pakai kulkas kecil dan lampu terang. Rasanya seperti hidup baru,”
— Siti Rahmah (46), warga Kalipuro, Banyuwangi.
Mengolah Bumi, Membangun Martabat ⚙️
Indonesia menyimpan potensi energi yang melimpah—dari nikel di Sulawesi, bauksit di Kalimantan, hingga matahari di pesisir timur Jawa. Namun potensi itu baru bermakna ketika dikelola untuk rakyat.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dalam wawancara dengan Djourno.id (Agustus 2025), menegaskan:
“Saya tahu bagaimana rasanya berjuang dari bawah. Itulah mengapa saya ingin memastikan manfaat sumber daya kita dirasakan oleh rakyat kecil.”
Ia juga menambahkan:
“Nikel, tembaga, bauksit harus menjadi produk bernilai tinggi yang menggerakkan ekonomi nasional.”
Langkah itu menjadi pondasi kebijakan hilirisasi energi, agar Indonesia tak hanya menambang, tetapi juga mengolah dan menggunakan hasil buminya sendiri.
Elektrifikasi Mengubah Kehidupan ⚡
Perubahan paling nyata terjadi di hilir — di dapur, ladang, dan bengkel warga.
Menurut laporan Harian Merah Putih (2025), 40 kepala keluarga di Kalipuro kini menikmati listrik dari PLTS SHS bantuan pemerintah. Wilayah ini sebelumnya gelap karena berada di kawasan perhutani dan jauh dari jaringan PLN.
Kini, anak-anak bisa belajar hingga malam, nelayan bisa mendinginkan hasil tangkapan, dan ibu-ibu bisa menambah penghasilan dari usaha rumahan.
Transformasi ini menunjukkan bahwa elektrifikasi bukan hanya proyek infrastruktur, tetapi gerakan sosial-ekonomi yang mengubah kualitas hidup masyarakat.
Biodiesel B50: Langkah Strategis Swasembada 🌿
Dari sisi nasional, pemerintah melangkah pasti menuju swasembada energi dari hulu ke hilir.
Dalam wawancara eksklusif dengan Reuters (8 Oktober 2025), Bahlil Lahadalia mengumumkan:
“Untuk mendorong agar kita tak terlalu bergantung pada impor gasoil, kami akan mempercepat penerapan B50 sebagai campuran biodiesel tahun depan.”
Menurut data Kementerian ESDM (2025), realisasi produksi biodiesel nasional mencapai 6,2 juta kiloliter pada semester I 2025 — naik 7% dari tahun sebelumnya.
Sementara bauran energi terbarukan telah menembus 14,48%, mendekati target nasional 23% pada 2025.
Data ini menandai bahwa Indonesia kini bergerak dari “negara pengguna energi” menjadi “negara penghasil energi mandiri”.
Suara Wakil Rakyat: Energi Sebagai Senjata Ekonomi 🧭
Kesadaran akan pentingnya kedaulatan energi juga disuarakan oleh Ateng Sutisna, anggota Komisi VII DPR RI.
Dalam wawancara di Fraksi PKS.id (2 Oktober 2025), ia menegaskan:
“Keputusan melarang ekspor mineral hanyalah pintu masuk. Tantangan terbesarnya adalah bagaimana menjadikannya senjata ekonomi yang memberi manfaat nyata bagi rakyat dan memperkuat kedaulatan bangsa.”
Pandangan itu sejalan dengan visi Energi Berdaulat untuk Indonesia Kuat — bahwa setiap kebijakan energi harus menempatkan kesejahteraan rakyat sebagai prioritas tertinggi.
Dari Gombengsari ke Garuda 💡
Kisah Kalipuro hanyalah sepotong dari mozaik besar energi Indonesia.
Dari PLTS di Banyuwangi, biogas di Ponorogo, hingga geothermal di Dieng, setiap daerah kini sedang menyalakan cahayanya sendiri.
Jika dirangkai bersama, cahaya-cahaya kecil itu membentuk satu terang besar: Indonesia yang berdaulat secara energi.
“Energi bukan lagi sekadar bahan bakar — ia adalah harga diri bangsa.”
Ketika setiap warga bisa menikmati listrik dari sumber daya negeri sendiri, ketika industri mengolah nikel dan biodiesel tanpa ketergantungan luar negeri, maka di sanalah makna sejati dari menjadi tuan di negeri sendiri.
FAKTA & DATA TERBARU (Tervalidasi 2025) 📊
| Indikator | Data 2024 | Data 2025 | Sumber |
|---|---|---|---|
| Bauran Energi Terbarukan | 13,1% | 14,48% | Kementerian ESDM |
| Produksi Biodiesel | 5,8 juta KL | 6,2 juta KL | ESDM.go.id |
| Target Bauran 2025 | – | 23% (target) | Pemerintah RI |
| Program PLTS Banyuwangi | 40 KK penerima SHS | Petak 1 & 5 Kalipuro | Harian Merah Putih |
| Rencana B50 Biodiesel | – | Implementasi 2026 | Reuters (2025 |
Penutup✨
Kedaulatan energi bukan sekadar ambisi ekonomi — ia adalah perwujudan dari rasa percaya diri bangsa.
Dari tetes minyak sawit yang jadi biodiesel hingga sinar matahari di atap rumah warga Kalipuro, semuanya menyatu dalam satu ikrar:
“Kita mampu berdiri di atas kaki sendiri.”
Dan ketika cahaya surya menyala di seluruh pelosok negeri, Indonesia bukan hanya terang — ia kuat, berdaulat, dan berdaya.
—000—
*Pemimpin Redaksi Trigger.id



Tinggalkan Balasan