Pasuruan (Trigger.id) – Pada tahun 2024, pariwisata ramah Muslim di Indonesia memprioritaskan peningkatan beberapa program melalui Kemenparekraf seperti sertifikasi halal produk dan layanan di Desa Wisata, Santri Digitalpreneur Indonesia, E – katalog Wonderful Mosque of Indonesia, mendukung industri fesyen Muslim, menjalin kolaborasi bilateral dengan Pemerintah Saudi Arabia, hingga pelaksanaan event seperti WIES (World Islamic Entrepreneurship Summit).
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, wisata halal bukanlah zonasi (yang hanya diperuntukkan bagi wisatawan Muslim) melainkan merupakan tambahan layanan yang dapat dinikmati oleh wisatawan dari berbagai kalangan. Sebab definisi halal itu sendiri terletak pada fasilitas pelayanan yang diberikan, mulai dari penyedian makanan halal, ibadah, toilet ramah wisatawan Muslim, hingga rekreasi keluarga ramah Muslim.
Sandi mengapresiasi kehadiran “Kurma Park” yang berada di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, sebagai daya tarik wisata ramah Muslim yang dapat mendukung pengembangan wisata halal di Indonesia sehingga berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Menparekraf Sandiaga dalam acara “Diskusi Bareng Komunitas (Di BaTas)”, yang berlangsung di Kurma Park, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (26/7/2024) mengungkapkan tanaman kurma yang tumbuh subur di tanah Pasuruan menjadi destinasi wisata edukasi agrowisata dengan sentuhan kearifan lokal. Hal ini diharapkan bisa menarik lebih banyak wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
“Ini bisa kita kembangkan dengan produk olahan yang nanti bisa ditawarkan sebagai destinasi wisata halal,” ujar Sandiaga.
Menurut Sandiaga, pengembangan wisata halal atau ramah Muslim di Indonesia mempunyai peluang yang cukup besar. Potensi ini dapat dilihat dari besarnya pasar Muslim di Indonesia. Berdasarkan data BPS saat ini ada lebih dari 207 juta Muslim di Indonesia atau sekitar 87,2 persen.
Indonesia sendiri telah menempati posisi pertama sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia menurut Global Muslim Travel Index (GMTI) dalam dua tahun berturut-turut.
“Ini sudah kita pertahankan dua tahun. Tapi kita harus lengkapi terus (salah satunya dengan kehadiran Kurma Park),” ujar Sandiaga.
“Zona ini adalah zona yang inklusif dan terbuka bagi semua, bukan hanya yang wisatawan Muslim tapi wisatawan secara keseluruhan boleh menikmati pariwisata halal,” ujar Sandiaga.
Sekda Kabupaten Pasuruan, Yudha Triwidya Sasongko, mengungkapkan geliat potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Pasuruan luar biasa meningkat. Apabila dilihat pada semester I, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Pasuruan telah mencapai sekitar 1,2 juta wisatawan.
“Geliat wisatawan ini tidak lepas dari kolaborasi antar pemerintah dengan dunia usaha. Dan salah satunya kebun kurma di Kurma Park yang dapat tumbuh subur di Pasuruan. Ini menunjukkan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi yang akhirnya menghadirkan wisata edukasi,” kata Yudha.
Pemilik dan Pengelola Daya Tarik Agrowisata Kurma Park, Hj. Rusti Widayati, menceritakan awalnya ia melihat daerah Pasuruan belum memiliki nilai atau produk unggulan secara ekonomi. Kemudian setelah melakukan penelitian panjang akhirnya Rusti mengembangkan sebuah usaha kebun kurma yang dikemas secara menarik sehingga pengunjung yang datang dapat merasakan nuansa seperti di Madinah, Saudi Arabia.
“Kami akan terus melakukan inovasi agar ini berkembang dan nantinya menjadi wisata halal di Pasuruan,” kata Rusti. (kai)
Tinggalkan Balasan