• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Kutu Busuk, Kendala Unik Penyelenggaraan Olimpiade

20 Oktober 2023 by admin Tinggalkan Komentar

Ilustrasi kutu busuk. Foto: telegraph.co.uk
Oleh : Ari Baskoro*

Olimpiade musim panas 2024, akan dihelat di Paris-Perancis. Rencananya akan dimulai pada 26 Juli tahun depan. Pihak tuan rumah telah sibuk mempersiapkan segala keperluan pesta olah raga terbesar sejagat itu. Indonesia juga akan berpartisipasi pada beberapa cabang olah raga (Cabor) yang berpotensi mendulang medali. Uniknya, wabah kutu busuk yang melanda Perancis, dikhawatirkan dapat mengganggu suksesnya penyelenggaraan acara akbar tersebut. Wabah yang tak lazim itu,berpotensi menyebar ke berbagai daerah di negara yang terkenal dengan Menara Eiffelnya. Pasalnya,beberapa modalitas transportasi umum dan gedung bioskop, sudah diinvasi oleh parasit pengisap darah manusia itu. Hotel, apartemen, asrama, dan panti wreda, mengalami nasib yang sama.Bandara Charles deGaullepun, tak luput dari invasinya.

Pemerintah setempat telah menyatakan, tidak seorang pun yang bisa dijamin aman dari gigitannya. Tidak mengherankan, kabinet Presiden Macronsegera mengadakan rapat darurat, membahas merebaknya serangan kutu busuk. Saat ini, persoalan kutu busuk sudah menjadi isu politik yang kontroversial di negara yang menjadi pusat mode duniaitu.

Kutu busuk adalah serangga yang hidup dari mengisap darah manusia atau hewan peliharaan (hematofagus kosmopolit). Ada dua spesies utama yang selalu tergantung dengan lingkungan hidup manusia, yakni Cimexlectulariusdan Cimexhemipterus. Di negara kita, kutu busuk dikenal dengan berbagai sebutan. Misalnya adalah “tinggi” (bahasa Jawa), “kepinding”, atau “tumbila” (bahasa Sunda). Cimex dewasa berwarna coklat kemerahan, berbentuk pipih-oval, dan tidak bersayap. Ukurannya sekitar 4-7 mm (seukuran biji buah apel).Setiap betina dewasa, mampu menghasilkan 200-500 telur seumur hidupnya. Suhu ruangan yang konstan antara 14-27 derajat Celsius, merupakan lingkungan yang paling ideal untuk menetasnya telurCimex. Selanjutnya akan berkembang menjadinimfa (1-3 mm). Setiap pergantian kulit, nimfa memerlukan darah yang dihisap dari inangnya (bisa berlangsung antara 10-20 menit), untuk pertumbuhannya ke tahap berikutnya.

Cimexsensitif/takut terhadap cahaya.Aktivitasnya cenderung pada malam hari atau pada tempat-tempat yang gelap. Persembunyian idealnya adalah seprei, kasur, pegas, rangka tempat tidur, celah kursi, perabot, dan wallpaper. Baunya mudah dikenali karena menimbulkan aroma tak sedap, sebagai akibat sekresi senyawa seperti minyak yang dihasilkan oleh kelenjarnya.

Penyebaran Cimex bisa bersifat aktif dalam jarak dekat (antar ruangan), seperti saat menjangkau inangnya untuk menghisap darah. Bisa juga berupa penyebaran pasif yang bahkan bisa menempuh jarak sangat jauh. Hal itu dapat terjadi karena “diangkut” manusia melalui pakaian, koper, atau properti. Pasca berakhirnya status darurat pandemi Covid-19, insiden serangan kutu busuk meningkat tajam. Tren itu mengikuti menggeliatnya aktivitas pariwisata. Penyebarannya sangat dipengaruhi oleh kepadatan dan pergerakan penduduk,dari suatu tempat/negara ke tempat/negara lain. Inggris dan Maroko, diberitakan sudah merasakan getahnya.

Manifestasi klinis

Dampak gigitan Cimex, jarang sekali sampai menimbulkan fatalitas medis. Cimex cenderung melakukan aktivitasnya pada suasana gelap, saat inangnya (manusia) sedang tidur. Gigitannya tidak menimbulkan rasa sakit, karena air liurnya mengandung senya wayang bersifat anti nyeri (senyawa anestesi). Senyawa lainnya terdiri atas berbagai zat yang dapat menghambat pembekuan darah (anti koagulan), oksida nitrat (memicu pelebaran pembuluh darah kecil/vasodilatasi), dan enzim apirase ( bersifat proteolitik). Semua senyawa tersebut, merupakan zat yang berperan penting pada reaksi hipersensitivitas lokal.

Lesi kulit yang ditimbulkannya, umumnya berupa ruam kemerahan yang terasa menonjol dengan diameter sekitar 5 mm hingga 2 cm. Di bagian sentralnya membentuk semacam kerak atau plentingan yang bisa mengandung darah. Lesi lainnya yang tidak terlalu khas, dapat berupa bintik-bintik kemerahan atau bintul-bintul (urtikaria).Kadang pula bisa menyerupai lesi yang melepuh (bulosa). Semua gambaran lesi tersebut, biasanya  dominan terjadi pada area tubuh yang tidak tertutup pakaian. Walaupun jarang, bisa terjadi anemia (kekurangan sel-sel darah merah) pada inangnya. Gatal, mulai dari yang ringan hingga berat, merupakan keluhan yang paling dominan.Bisa juga memicu reaksi anafilaksis/hipersensitivitas yang fatal. Pada umumnya, lesi-lesi tersebut akan sembuh spontan dalam waktu 2-6 minggu.Namun demikian acap kali meninggalkan bekas yang berwarna kehitaman (hiperpigmentasi).Terutama lesi yang diakibatkan infeksi bakteri karena garukan.Dampak gatal, bisa memantik gangguan tidur dan penurunan prestasi kerja seseorang/atlet. Obat-obatan yang terutama bertujuan menekan rasa gatal (antihistamin), dapat menimbulkan rasa kantuk. Hal itu tentunya akan berdampak merugikan bagi seseorang/atlet yang memerlukan konsentrasi tinggi.

Meski hingga saat ini Cimex belum terbukti dapat menularkan mikroba penyebab infeksi, namun riset untuk mengungkapnya, sedang intensif dilakukan para ahli.

Resistensi terhadap insektisida

Selama lebih dari dua dekade, Cimex telah mengalami kebangkitan global yang dramatis. Penyebabnya disinyalir terkait mekanisme evolusi/ mutasi genetik yang memicu terjadinya resistensi terhadap insektisida. Bediocarb, piretroid, organoklorin, dan karbamat, merupakan insektisida yang sebelumnya efektif membasmi Cimex. Tetapi saat ini sudah tidak mempan lagi. Demikian pula  terhadap berbagai insektisida lainnya.Kini para ahli sedang berupaya mengembangkan strategi pengelolaan resistensi insektisida dan pengelolaan hama terpadu.

Senyampang belum diketemukannya solusi yang efektif untuk membasmi sarang Cimex, perlu dilakukan beberapa tindakan yang masih bermanfaat. Meski terkesan tidak praktis/efisien, seprei, baju, atau selimut, seharusnya dicuci dengan suhu di atas 60 derajat Celsius. Semua perabotan/properti yang diduga menjadi tempat berkembang biaknya Cimex, perlu dijemur atau dibersihkan. Penyedot debu,masih cukup bermanfaat untuk mengurangi populasi Cimex secara keseluruhan. Baju atau properti yang belum “dihuni”, sebaiknya dimasukkan dalam kantong plastik, karena Cimex tidak mampu menembus lapisan plastik. Di beberapa negara, juga menggunakan “jasa” anjing yang dilatih khususmendeteksi dan mencari bau khas Cimex, atau menggunakan sistem perangkap. Meski demikian, keberhasilan total tidak mungkin bisa tercapai tanpa peran insektisida yang efektif. Hal itu diperlukan sebagai sarana pembasmian terhadap sisa-sisa Cimex yang masih  selamat.

Mengukir prestasi pada Olimpiade menjadi dambaan semua atlet. Gangguan sekecil apa pun, termasuk risiko invasi kutu busuk, perlu diwaspadai dan dieliminasi sedini-dininya.

—–o—–

*Penulis:

Staf pengajar senior di:

  • Divisi Alergi-Imunologi Klinik – Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo
  • Prodi Magister IKESOR (Ilmu Kesehatan Olah Raga) Unair – Surabay

Penulis buku:

  • Serial Kajian COVID-19 (sebanyak tiga seri)
  • Serba-serbi Obrolan Medis
Share This :

Ditempatkan di bawah: jatim, Kesehatan, olah raga, update, wawasan Ditag dengan:Ari Baskoro Sppd, Kutu Busuk, Olimpiade Perancis, Penyelenggaraan Olimpiade

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Israel Serahkan 30 Jenazah Warga Palestina, Serangan Udara Masih Berlanjut di Gaza

1 November 2025 By admin

Spalletti Optimistis Juventus Mampu Kembali ke Jalur Perburuan Scudetto

1 November 2025 By admin

Dari Angin Sidrap ke Panas Bumi Dieng: Menuju Swasembada Energi Nusantara

31 Oktober 2025 By admin

Tingkat Pekerja Informal Masih Tinggi, Ekonom UGM Sebut Tanda Kemiskinan Struktural di Indonesia

31 Oktober 2025 By admin

Sambut Delegasi KAA, Wali Kota Eri Kobarkan Kembali Semangat Perjuangan Soekarno

31 Oktober 2025 By admin

Puluhan Ribu Bom dan Rudal Tidak Meledak: Bahaya Laten di Gaza Strip

31 Oktober 2025 By admin

Kerja Keras Petar Sucic Berbuah Manis, Cetak Gol Perdana untuk Inter Milan

30 Oktober 2025 By isa

Khofifah Raih DPD RI Awards 2025 atas Dedikasi Lindungi Anak dan Berdayakan Perempuan

30 Oktober 2025 By admin

Biaya Haji 2026 Disepakati Rp 87,4 Juta, Jemaah Bayar Rp 54,1 Juta

30 Oktober 2025 By admin

5 Kandidat Pelatih Baru Timnas Indonesia, Dua Nama Top Dipastikan Tersingkir

30 Oktober 2025 By admin

Delegasi PWNU Jatim Kunjungi Industri Perkebunan Modern di Tiongkok

30 Oktober 2025 By admin

Delapan Posture Corrector Terbaik: Diuji Editor dan Disetujui Terapis Fisik

30 Oktober 2025 By admin

Israel Langgar Gencatan Senjata, Serangan Udara di Gaza Tewaskan Sedikitnya 18 Warga Palestina

29 Oktober 2025 By isa

Antisipasi Cuaca Ekstrem, Pemkot Surabaya Gelar Simulasi Kedaruratan di 26 Titik

29 Oktober 2025 By admin

Kiper Inter Milan Josep Martinez Terlibat Kecelakaan yang Tewaskan Lansia di Italia

29 Oktober 2025 By admin

Momentum Sumpah Pemuda, Mendikdasmen Ajak Masyarakat Bangga dan Majukan Bahasa Indonesia

28 Oktober 2025 By admin

Juventus Resmi Pecat Igor Tudor Usai Rangkaian Hasil Buruk

28 Oktober 2025 By admin

Konsumsi Kacang Secara Rutin Dapat Turunkan Risiko Kematian Akibat Penyakit Jantung

28 Oktober 2025 By admin

Tim-tim Premier League Saling Jegal di Putaran Keempat Piala Liga Inggris

28 Oktober 2025 By admin

Hoaks!, Konferensi Pers PSSI yang Umumkan Shin Tae-yong Kembali Latih Timnas Indonesia

27 Oktober 2025 By admin

Standar Istithaah Kesehatan Haji 2026 Diperketat, 11 Penyakit Ini Jadi Fokus Pemeriksaan

27 Oktober 2025 By admin

DPR: Kebijakan Umrah Mandiri Bukan Ancaman, tapi Upaya Sehatkan Industri

27 Oktober 2025 By admin

Real Madrid Kukuh di Puncak, Jauhi Barcelona Lima Poin Usai Menang di El Clasico

27 Oktober 2025 By admin

Pakar UGM: Mikroplastik di Air Hujan Jadi Ancaman Senyap bagi Kesehatan Manusia

26 Oktober 2025 By admin

Anthony Hopkins Ungkap Hubungan yang Retak dengan Putrinya, Abigail: “Saya Sudah Lakukan yang Saya Bisa”

26 Oktober 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

November 2025
S S R K J S M
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
« Okt    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Menambang Kehidupan, Bukan Sekadar Emas: Jejak Hijau Martabe di Jantung Sumatra

21 Oktober 2025 Oleh admin

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Inter Milan Raih Kemenangan atas Hellas Verona, Fiorentina Kembali Tumbang di Kandang
  • Lembaga Wakaf MUI Bentuk Manajemen Pengelola Wisata Halal di Danau Maninjau
  • Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen Liga Inggris, Manchester City Tempel Ketat
  • Tiga Tokoh Indonesia Serukan Perdamaian Dunia di Forum Global Roma
  • Tjangkroekan Djoeang Hadirkan Kuliner Langka Nasi Osek hingga Sego Sadukan di Tugu Pahlawan

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.