
Surabaya (Trigger.id) – Daging ayam dan kalkun merupakan sumber protein yang populer. Protein berperan penting dalam menjaga kesehatan otot serta membantu pembentukan tulang, tulang rawan, kulit, dan darah. Selain itu, protein juga berkontribusi dalam produksi enzim, hormon, dan vitamin yang dibutuhkan tubuh.
Dalam setiap 100 gram daging dada ayam dan kalkun yang dimasak tanpa kulit, kandungan protein keduanya hampir sama. Ayam mengandung sekitar 31 gram protein per porsi, sementara kalkun mengandung 30,1 gram. Kedua jenis daging ini juga mengandung fosfor dalam jumlah yang sama, yaitu sekitar 81% dari kebutuhan harian. Fosfor berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang dan gigi.
Selain itu, ayam dan kalkun kaya akan vitamin B, terutama niasin (B3), yang berfungsi mendukung sistem pencernaan, kesehatan kulit, dan fungsi saraf. Daging ayam menyediakan 86% dari kebutuhan harian niasin, sementara kalkun menyediakan 74%. Keduanya juga mengandung vitamin B6, yang berperan dalam produksi antibodi serta menjaga fungsi saraf. Dalam hal ini, ayam mengandung 35% dari kebutuhan harian vitamin B6, sedangkan kalkun mengandung 47%. Selain itu, kedua jenis daging ini memiliki kadar kolin yang serupa, yang penting bagi fungsi otak, daya ingat, dan kontrol otot.
Perbedaan Kandungan Nutrisi
Perbedaan utama antara ayam dan kalkun terletak pada jumlah kalori dan kandungan lemak. Ayam memiliki lebih banyak kalori dibandingkan kalkun karena kandungan lemaknya yang lebih tinggi. Ayam juga lebih kaya akan zat besi, meskipun hanya sebesar 6% dari kebutuhan harian. Zat besi sangat penting untuk produksi hemoglobin, yaitu protein yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Sementara itu, kalkun memiliki kandungan zinc yang lebih tinggi dibandingkan ayam. Zinc berperan dalam mendukung sistem imun, mempercepat penyembuhan luka, dan membantu proses metabolisme karbohidrat.
Daging Putih vs. Daging Gelap
Daging dada ayam dan kalkun termasuk dalam kategori daging putih, sedangkan bagian paha dan kaki termasuk daging gelap. Daging putih cenderung lebih rendah lemak dan memiliki rasa yang lebih ringan, sementara daging gelap memiliki tekstur yang lebih kaya dengan kandungan lemak yang lebih tinggi. Sebagai perbandingan, 100 gram daging gelap ayam panggang tanpa kulit mengandung 178 kalori dan 8,75 gram lemak, sedangkan jumlah yang sama dari daging dada ayam hanya mengandung 165 kalori dan 3,57 gram lemak.
Daging dengan Kulit vs. Tanpa Kulit
Perbedaan lain yang perlu diperhatikan adalah konsumsi daging dengan atau tanpa kulit. Daging tanpa kulit lebih rendah lemak. Misalnya, 100 gram dada kalkun panggang dengan kulit mengandung 189 kalori dan 7,41 gram lemak, sementara versi tanpa kulitnya hanya memiliki 147 kalori dan 2,08 gram lemak.
Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan?
Pilihan antara ayam dan kalkun bergantung pada tujuan kesehatan masing-masing individu. Jika ingin mengonsumsi daging yang lebih rendah kalori dan lemak, kalkun bisa menjadi pilihan yang lebih baik. Namun, keduanya tetap merupakan sumber protein yang baik, terutama jika dikonsumsi dalam bentuk daging putih tanpa kulit.
Meski begitu, tubuh tetap membutuhkan lemak dalam jumlah tertentu. Lemak berfungsi sebagai sumber energi, menjaga kesehatan kulit dan rambut, serta membantu penyerapan vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K.
Jika ingin membatasi asupan lemak, terutama lemak jenuh untuk kesehatan jantung, kalkun bisa menjadi pilihan yang lebih baik. Sebaliknya, jika membutuhkan asupan kalori lebih tinggi, seperti dalam program peningkatan berat badan, ayam bisa menjadi opsi yang lebih tepat.
Kandungan zinc juga menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan. Kalkun mengandung 16% dari kebutuhan harian zinc dalam setiap 100 gram, sedangkan ayam hanya mengandung 9%. Walaupun kebanyakan orang mendapatkan cukup zinc dari makanan sehari-hari, kelompok tertentu, terutama lansia, mungkin memerlukan asupan zinc lebih banyak.
Pada akhirnya, baik ayam maupun kalkun merupakan sumber protein yang kaya nutrisi. Namun, penting untuk tetap mempertimbangkan pola makan secara keseluruhan daripada hanya berfokus pada satu jenis makanan. Memilih makanan berdasarkan kebutuhan gizi, selera, dan keseimbangan nutrisi akan membantu menjaga kesehatan tubuh secara optimal. (ian)
Tinggalkan Balasan