
Surabaya (Trigger.id) – Perubahan kebiasaan membaca masyarakat Amerika beberapa dekade terakhir mengkhawatirkan para ahli, karena banyak orang mungkin kehilangan manfaat kesehatan yang berharga. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa membaca memberikan berbagai keuntungan—mulai dari mengurangi stres, memperlambat penurunan fungsi kognitif, mendukung regulasi emosi, hingga meningkatkan kualitas tidur dan harapan hidup.
Tak hanya itu, membaca juga berperan penting dalam pengembangan bahasa, literasi, kreativitas, dan imajinasi. Buku mampu memperluas wawasan, memperkenalkan kita pada berbagai budaya, serta menumbuhkan rasa empati dan keterhubungan.
Menurut pakar, ketika kita mengikuti alur cerita dan terhubung dengan tokoh dalam buku, kita mengalami fenomena yang disebut parasocial interaction. Hal ini membuat pembaca dapat merasakan kedekatan emosional dengan karakter dan belajar memahami perspektif orang lain. “Di tengah dunia yang terpecah dan penuh gema dari ruang-ruang sempit, buku bisa memperluas empati sekaligus memberikan rasa koneksi yang sangat dibutuhkan,” jelas terapis seni Saba Lurie.
Bagaimana Membuat Membaca Jadi Menyenangkan?
Membaca seharusnya tidak terasa sebagai kewajiban. Supaya tetap menyenangkan, pilihlah buku yang benar-benar menarik minat Anda, bukan semata-mata karena dianggap “wajib” dibaca. Menurut psikolog Janelle Peifer, PhD, menemukan genre favorit—apakah itu roman, true crime, atau fantasi—akan membuat membaca terasa ringan dan ditunggu-tunggu.
Anda juga bisa meniru tren yang diperkenalkan Jenna Bush Hager pada 2023, yakni streaking—membaca sedikit setiap hari. Tidak perlu satu jam penuh, cukup beberapa menit agar kebiasaan terjaga. Membawa buku atau e-reader ke mana pun juga membantu, karena waktu luang singkat bisa dimanfaatkan untuk membaca alih-alih membuka ponsel.
Selain itu, perpustakaan kini semakin mudah diakses. Banyak yang menawarkan e-book dan audiobook gratis melalui aplikasi seperti Libby. Bagi yang merasa kesulitan karena membaca itu kegiatan soliter, bergabung dengan klub buku—baik secara langsung maupun daring—bisa jadi solusi. Komunitas online seperti BookTok di TikTok juga dapat menjadi ruang seru untuk berbagi ulasan dan rekomendasi bacaan.
“Dengan membangun komunitas di sekitar buku, Anda akan mendapatkan lapisan koneksi tambahan yang bisa memotivasi untuk terus membaca,” ujar Lurie.
Membaca bukan hanya aktivitas intelektual, melainkan juga investasi kesehatan mental dan emosional. Dengan strategi sederhana—memilih bacaan sesuai minat, membaca sedikit setiap hari, memanfaatkan perpustakaan, serta bergabung dalam komunitas pembaca—kebiasaan ini dapat kembali menjadi bagian penting dari gaya hidup sehat di era digital. (ian)
Sumber: Health.com
Tinggalkan Balasan