Jakarta (Trigger.id) –Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, saat ini kita sedang dalam proses transisi menuju ekonomi baru.
“Karena itu, mari kita jadikan ekonomi kreatif sebagai lokomotif kebangkitan, dan pariwisata sebagai cara membuka lapangan kerja seluas-luasnya,” ajak Sandiaga Uno.
Ekonomi kreatif sendiri mulai dikenal luas sejak munculnya buku The Creative Economy: How People Make Money from Ideas yang ditulis oleh John Howkins. Istilah ekonomi kreatif dimunculkan Howkins ketika melihat ada gelombang ekonomi baru yang melanda Amerika Serikat.
Gelombang ekonomi baru itu dicirikan dengan aktivitas ekonomi berbasis ide, gagasan, dan kreativitas.
Asumsi Howkins tentang munculnya gelombang ekonomi baru di Amerika Serikat (AS) itu bukan tanpa dasar. Pada tahun 1997 di AS saja, perekonomian meraup tidak kurang dari USD 414 miliar hanya dari produk barang-jasa yang berbasis kreativitas. Lalu bagaimana dengan Indonesia?.
Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis dan Teknologi Digital-Universitas Nahdlatul Ulama (Unusa) Surabaya Mohamad Yusak Anshori, MM., mengatakan Indonesia harus memperhatikan dengan seksama tentang customer behaviour, baik di dunia nyata dan dunia maya.
“Setelah itu harus kreatif membuat produk yg sesuai dg keinginan konsumen,” terang Yusak.
Yusak yang juga Dosen Luar Biasa MM-UNAIR memaparkan, saat ini posisi ekonomi kreatif kita secara produk sudah baik. Masalahnya adalah kemampuan mensinkronkan antara produk dan target pasar masih menjadi tantangan.
“Umumnya kita masih menggunakan *kelatahan promosi dan menentukan target pasar*, jelas Yusak.
Ia juga mengatakan, stake holder umumnya sudah dan selalu siap tetapi dengan kevakuman Covid-19 yang sangat lama, bisa menimbulkan kegugupan untuk bisa normal kembali seperti semula. (ian)
Tinggalkan Balasan