
Surabaya (Trigger.id) – Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi makanan ultra-proses (ultra-processed foods/UPFs) mungkin berhubungan dengan meningkatnya risiko kanker paru. Sebelumnya, UPFs juga telah dikaitkan dengan kanker pankreas, payudara, dan kolorektal.
Meski begitu, para ahli menekankan bahwa hubungan ini masih dalam tahap awal penelitian. “Keterkaitan antara UPFs dan kanker masih berkembang, dan dibutuhkan lebih banyak riset,” jelas Tim Rebbeck, PhD, profesor pencegahan kanker di Harvard T.H. Chan School of Public Health sekaligus peneliti di Dana-Farber Cancer Institute.
Bagaimana UPFs Bisa Meningkatkan Risiko?
Tubuh manusia secara alami dirancang untuk mencerna makanan utuh yang minim pengolahan. Namun, hal ini tidak berlaku pada makanan ultra-proses yang penuh aditif dan pengawet, jelas Zhaoping Li, MD, PhD, Kepala Divisi Nutrisi Klinis di UCLA David Geffen School of Medicine.
Menurut Li, makanan yang sangat diproses bisa memicu peradangan dan dampak buruk lain pada tubuh—sesuatu yang tidak terjadi ketika kita mengonsumsi makanan alami seperti buah segar. Rebbeck menambahkan, meski mekanisme pastinya belum jelas, ada kemungkinan peradangan sistemik berperan dalam meningkatkan risiko kanker paru.
Namun, penelitian ini memiliki keterbatasan. Data konsumsi makanan hanya dikumpulkan sekali melalui survei, jumlah kasus kanker paru relatif kecil, dan faktor intensitas merokok tidak diperhitungkan. Karena itu, hasilnya belum bisa dianggap sebagai bukti mutlak.
Mengurangi UPFs untuk Menekan Risiko
Walau masih ada banyak pertanyaan, Rebbeck menilai penelitian ini memberi sinyal positif bahwa mengurangi konsumsi UPFs bisa membantu menurunkan risiko kanker.
Li menekankan bahwa rokok tetap menjadi faktor risiko terbesar kanker paru. “Jika ingin menurunkan risiko, berhenti merokok adalah langkah paling penting,” ujarnya. Namun, memperhatikan kualitas pola makan juga sama pentingnya.
Tidak perlu menghilangkan UPFs sepenuhnya, tetapi keseimbangan adalah kunci. Misalnya, jika sarapan dengan sereal, sebaiknya tidak menambah burger olahan atau daging asap di siang hari. Pilihan yang lebih sehat bisa berupa salad, sayuran matang, ikan, atau ayam.
Li mencontohkan kebiasaan pribadinya, memilih membuat omelet dengan kembang kol dan sisa ayam ketimbang menu praktis seperti sereal manis.
Pesan Utama: Makan Lebih Sehat, Kurangi Olahan
Rebbeck menegaskan, pesan gizi inti sebenarnya sudah jelas: diet yang kaya makanan alami, rendah proses, banyak buah, sayuran, dan biji-bijian terbukti menurunkan risiko kanker. Seiring berkembangnya penelitian soal UPFs, pesan kesehatan kemungkinan tidak berubah—yakni mengutamakan pola makan seimbang, minim olahan, berbasis tumbuhan, dan kaya nutrisi. (bin)
Tinggalkan Balasan