• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Menyambut Barakah Ramadhan Di Ujung Pandemi

12 April 2022 by kai Tinggalkan Komentar

Djoko Santoso
Guru Besar Kedokteran, Ketua Badan Kesehatan MUI JATIM

Surabaya (Trigger.id) – Alhamdulillah, kita memasuki bulan Ramadhan yang penuh barakah dengan kondisi yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Dua tahun berturut turut kita menjalani Ramadhan dalam kondisi tertekan karena serangan hebat pandemi Covid-19 sehingga pemerintah memutuskan melarang mudik lebaran.  Kita pernah mengalami masa mencekam dimana kasus harian melonjak sampai diatas 60 ribu kasus, rumah sakit reguler dan RS Darurat penuh pasien hingga antri di lorong lorongnya,  dan tiap jam terdengar raungan mobil ambulans membawa jenazah menuju pemakaman.

Namun sekarang kondisinya sudah jauh lebih baik, relatif terkendali meskipun belum sepenuhnya bebas pandemi.  Data per 6 April menunjukkan penambahan 2.400 kasus, jumlah yang cukup rendah bila dibandingkan pada Ramadhan tahun lalu yang berkisar 5.000 an kasus baru per hari, dan saat Idul Fitri menjadi awal meledaknya serangan gelombang kedua varian Delta yang memakan banyak korban jiwa. Jumlah kesembuhan per 6 April sama mencapai 5.415 orang, jauh lebih banyak dibanding jumlah kasus baru, sehingga total jumlah penderita semakin menurun. Sementara capaian vaksinasi per 6 April, dosis pertama tercatat 197.153.141 orang (94,66%), dosis kedua 160.814.841 orang (77,22%), dan dosis ketiga sebanyak 25.296.816 orang (12,15%) sehingga sudah bisa dikatakan mencapai level kekebalan kelompok (herd imunity), dan masyarakat sudah menyesuaikan diri hidup berdampingan dengan virus.

 Dengan kondisi yang semakin baik ini, kita menjalani puasa Ramadhan  dengan bersyukur. Tubuh harus mendapat asupan yang cukup, menjaga metabolisme tetap berjalan sehat, agar imunitas terjaga sehingga terhindar dari berbagai penyakit. Secara sunatullah, metabolisme tubuh manusia tidak bisa berjalan jika tidak ada asupan makanan. Tubuh manusia memerlukan nutrisi berupa makanan dan air yang mengandung mineral secara proporsional, agar tetap hidup dengan baik melalui dukungan penuh dari mesin homeostasis (biologi) tubuhnya. Homeostasis atau keseimbangan biologi tubuh harus tetap dijaga agar tidak terjadi kerusakan di tubuh. Ada kalanya tubuh sengaja dikosongkan dari asupan nutrisi dalam jangka waktu tertentu, untuk tujuan tertentu. Salah satu bentuk pengosongan nutrisi itu adalah yang disebut puasa.

Jika sedang tidak puasa, tubuh membutuhkan sumber bahan bakar untuk menjalankan mesin kehidupan, agar dapat bergerak secara fisik, mental dan emosional. Lapar dan haus adalah sinyal biologis bahwa tubuh minta asupan nutrisi, minta makan dan minum. Rasa lapar dalam waktu yang lama bisa mengganggu kestabilan emosional, misal mudah tersinggung. Setelah makan, barulah muncul perasaan kenyang, lega, dan emosi bisa stabil. Dalam konteks sosial, kelaparan massal yang menimpa kaum duafa dalam waktu yang lama dan tidak bisa tertangani, akan rawan memicu gejolak sosial.

Di bulan Ramadhan, umat Islam menjalankan kewajiban berpuasa bagi yang mampu (QS Al-Baqarah 183). Berpuasa secara fisik, sekaligus juga berpuasa secara mental dan emosional, untuk tujuan spiritual. Karena itu, ada banyak aktivitas pendukung “ibadah personal” seperti sholat tarawih, tadarus Alquran, iktikaf; dan “ibadah kemanusiaan” seperti berinfak, bersedekah, berzakat, mengajarkan ilmu, mengajak berbuat baik, mencegah kemungkaran, dan seterusnya. Dalam kondisi normal, beragam aktivitas ibadah ini bisa berjalan semarak.

Akan tetapi karena sekarang pandemi belum sepenuhnya selesai, maka beragam aktivitas ibadah tadi harus disesuaikan dengan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menyantap makanan yang bergizi. Jika puasa Ramadhan dijalankan dengan baik dan benar, berpuasa secara fisik, emosional, mental dan spiritual, maka insyaAllah akan memberikan kemaslahatan pada kaum beriman. Bahkan, puasa juga memberikan manfaat kesehatan fisik dan mental secara langsung.

Dysbiosis Usus

Dalam ilmu biologi medis, usus dan lambung bukanlah sekadar organ mekanis seperti tangan atau kaki, tetapi merupakan mikro ekosistem tersendiri, dimana hidup sekian triliun makhluk super kecil yang tak kasat mata, antara lain bakteri, virus dan sejenisnya. Di dalam ekosistem tersebut para penghuninya dapat saling berinteraksi satu sama lain, baik dengan sesama jenis seperti bakteri dengan bakteri, maupun lintas jenis seperti bakteri dengan virus, atau antar makhluk kecil itu dengan inangnya, yaitu usus dan lambung manusia. Usus yang normal didominasi oleh bakteri-bakteri baik atau bersahabat yaitu lactobacillus dan bifidobacterium yang membantu proses pencernaan dan penyerapan makanan,  dan menjaga kesehatan usus dan organ lain seperti otak, jantung, ginjal, dan pembuluh darah. Sungguh luar biasa, inilah proses interaksi antar makhluk ciptaan sang Khalik dalam ekosistem kecil di usus manusia. Dalam kondisi normal, jumlah organisme seperti streptococcus, bacteriodes dan jamur, tidak  dominan di usus. Bila kondisi berubah, ketiga jenis organisme itu berkembang menjadi sangat banyak dan menguasai ekosistem usus, maka akan terjadi gangguan pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan di usus. Akibat lainnya adalah munculnya peradangan atau inflamasi kronis yang bisa berakibat fatal pada kerusakan organ lain. Ketidaksesuaian di dalam ekosistem usus inilah yang disebut sebagai dysbiosis.

Saat ini para ahli terus melakukan penelitian pada dysbiosis mikro ekosistem di usus dan lambung, untuk mencari hubungan antara kesehatan mikrobiota saluran pencernaan dengan munculnya penyakit-penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit autoimun lain. Diantaranya, upaya untuk mengubah komposisi bakteri sehat pada ekosistem usus normal, dengan tujuan terapeutik (penyembuhan). Caranya, dengan memberikan suplemen berupa kapsul atau puyer mengandung bakteri sehat yang mampu menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Tujuannya, agar bakteri sehat ini secara kompetitif mengalahkan dominasi bakteri-bakteri jahat di usus. Efek dari pemberian suplemen ini, kondisi ekosistem usus kembali menjadi seimbang dan  optimal untuk menjalankan perannya untuk mencerna dan menyerap nutrisi untuk kesehatan tulang, jantung, ginjal, otak, dan organ lain.

Selama ini praktik pemberian bakteri baik sudah kerap dilakukan oleh praktisi kedokteran secara umum, namun hanya dilakukan pada kasus anak kecil yang menderita diare. Sedangkan manfaatnya untuk penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi, dan ginjal, masih belum cukup terekspos.  Beberapa penelitian pada hewan dan manusia menunjukkan bahwa bakteri probiotik dan prebiotik (asupan makanan untuk probiotik) memang memiliki peran terapeutik dalam mempertahankan mikrobiota usus yang seimbang secara metabolik (Fagundes dkk, J Bras Nefrol, 2018; Meineri dkk, Ital J Anim Sci, 2021; Nguyen dkk, J Clin Med, 2021). Semoga pencarian ini terus berlanjut dan mendatangkan manfaat bagi umat manusia.

Diet Intermiten Bagi Kesehatan Mikrobiota Usus

Sudah banyak penelitian yang menjelaskan manfaat berpuasa bagi kesehatan tubuh. Pada dasarnya secara fisik, berpuasa sama dengan diet. Dengan makan sedikit kalori, berpuasa selama 14-16 jam setiap hari dalam waktu satu bulan, akan bagus untuk tubuh, dan bisa menurunkan berat badan. Jika puasa ini diteruskan hingga satu bulan berikutnya, bisa menurunkan berat badan hingga sekitar 3-5 kg. Diet tersebut dalam dunia medis dikenal dengan istilah diet intermiten.

Menurut penelitian, puasa intermiten bisa mengubah komposisi mikrobiota usus dan kandungan nutrisi yang ada di usus, sehingga bisa meningkatkan produksi asam empedu untuk penyerapan lemak dan menurunkan tekanan darah (Shi, 2021). Penelitian lain menunjukkan, puasa intermiten dapat pula memperbaiki mikrobiota usus pada pasien diabetes, dapat memperbaiki komplikasi mikrovaskular yang terjadi seperti nephropathy (kerusakan ginjal) dan retinopathy (kerusakan retina pada mata) akibat diabetes mellitus.

Sindroma metabolik merupakan salah satu penyakit yang menimpa  kalangan pasien remaja, dewasa, hingga lanjut usia. Sindroma ini merupakan kumpulan kumpulan dari penyakit diabetes, kolesterol yang tinggi, dan obesitas (kelebihan berat badan) yang prevalensinya sangat tinggi di masyarakat. Penyakit ini sangat erat hubungannya dengan gangguan bakteri baik yang ada di usus, sehingga terjadi gangguan penyerapan beberapa unsur penting di tubuh. Puasa intermiten dapat secara langsung memperbaiki komposisi lemak dalam tubuh, serta meningkatkan sensitifitas insulin, dan juga dapat memperbaiki mikrobiota usus. Puasa intermiten memperbaiki kondisi dysbiosis usus pada pasien dengan sindroma metabolik.

Saat kita berpuasa, terjadi beberapa perubahan dalam metabolisme beberapa zat makronutrien dalam tubuh seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Penelitian puasa intermiten pada manusia menunjukkan terjadinya perbaikan indikator penyakit seperti efek penurunan tekanan darah, kadar lemak darah, detak jantung istirahat, resistensi insulin, dan peradangan.

Berpuasa, biasanya terasa sedikit berat di seminggu awal. Saat berpuasa, orang akan merasa rasa lapar, mudah tersinggung dan kemampuan konsentrasinya menurun. Akan tetapi, efek samping ini biasanya akan hilang dalam waktu 2 – 4 minggu. Artinya, setelah 2-4 minggu berpuasa, jika akan dilanjutkan puasanya, maka pada minggu ke 3 – 5 berikutnya sudah menjadi terasa biasa, dengan kemampuan konsentrasi yang normal. Puasa sunnah enam hari di bulan Syawal setelah sebulan penuh puasa Ramadhan, bisa berfungsi sebagai penyesuaian berangsur-angsur bagi fisik dan psikis menuju pola makan minum yang rutin.

Semoga uraian bilogis medis ini bisa menambah wawasan hubungan antara puasa dengan kesehatan tubuh. Selamat menjalankan puasa Ramadhan, kita ikhlaskan menahan diri dan berbagi pada kaum duafa, dalam kondisi sosial yang sedang kurang menggembirakan ini. Setelah lebih dua tahun dihajar pandemi, sekarang beban masyarakat semakin bertambah berat dikarenakan banyak barang kebutuhan pokok menjadi langka dan harganya naik meroket, sehingga banyak saudara kita yang duafa hidupnya menjadi lebih sulit dan tertekan. Dalam situasi ini, maka esensi puasa adalah ikhlas menahan diri dan berbagi pada saudara yang kurang mampu, menjadi kian penting.  Dengan menahan diri  dan ikhlas berbagi kepada kaum duafa, insya Allah kita bisa menyelesaikan puasa Ramadhan dengan berkualitas, dan saat Idul fitri nanti bisa menjadi momen yang berbahagia dan mendatangkan kemaslahatan, barakallah.

Share This :

Ditempatkan di bawah: jatim, Ramadhan, update Ditag dengan:covid19, Diet Intermiten, Dysbiosis Usus, pandemi, ramadhan

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

UNICEF: Krisis Kelaparan Gaza Disebabkan Blokade Israel, Bukan Kekurangan Pangan

25 Agustus 2025 By admin

SDN Kalirungkut I Juara KU 10 dan KU 12 Milklife Soccer Challenge Surabaya 2025

24 Agustus 2025 By zam

Membaca Itu Sehat: Manfaat Besar dan Cara Menjaganya Tetap Menyenangkan

24 Agustus 2025 By admin

Emil Audero Tampil Gemilang Saat Cremonese Hantam AC Milan 2-1 di San Siro

24 Agustus 2025 By admin

Milklife Soccer Challenge Surabaya Lahirkan Bintang Baru

24 Agustus 2025 By zam

Jumlah Jurnalis Gugur di Gaza Capai 240, Tertinggi dalam Sejarah Konflik Dunia

24 Agustus 2025 By admin

Kemendikdasmen Komitmen Sukseskan Program Digitalisasi Sekolah di Seluruh Indonesia

23 Agustus 2025 By admin

Pemkot Surabaya dan KONI Gelar Kejuaraan Multi Event Piala Wali Kota 2025

23 Agustus 2025 By admin

Mengenal Permukiman Suku Bajo di Wakatobi

23 Agustus 2025 By admin

Menlu Belanda Caspar Veldkamp Mundur karena Gagal Bela Palestina

23 Agustus 2025 By admin

Kepala BP Haji Siap Terima Keputusan Soal Perubahan Kelembagaan

23 Agustus 2025 By admin

Pertama di Indonesia, Museum Jalan Tol Jadi Media Pembelajaran Anak Bangsa

22 Agustus 2025 By zam

Reuni Cast Dawson’s Creek: Baca Naskah Pilot di Broadway untuk Amal

21 Agustus 2025 By admin

Keluarga WR Soepratman Tegaskan Lagu “Indonesia Raya” Tak Lagi Miliki Royalti

21 Agustus 2025 By admin

Jerman Desak Israel Kurangi Penderitaan Warga Gaza

21 Agustus 2025 By admin

Fadilah dan Dasar Dalil Berzikir Setelah Shalat Subuh Hingga Terbit Matahari

21 Agustus 2025 By admin

Mengapa Jalan Kaki Sangat Baik untuk Kesehatan?

20 Agustus 2025 By admin

Israel Ragu Terima Proposal Gencatan Senjata dan Desak Pembebasan Seluruh Sandera

20 Agustus 2025 By admin

Mampukah Merdeka Dari Belenggu Rasa Manis?

20 Agustus 2025 By admin

Palestina Bentuk Komite Konstitusi Menuju Status Negara Penuh

20 Agustus 2025 By admin

Kemenkeu Bantah Isu Sri Mulyani Sebut Guru Beban Negara

19 Agustus 2025 By admin

Komnas Haji Usulkan RUU Haji Lebih Fleksibel dan Adaptif

19 Agustus 2025 By admin

Bojan Hodak Sebut Gol Kedua ke Gawang Persib sebagai Kesalahan Fatal

19 Agustus 2025 By admin

Atalanta Resmi Datangkan Nicola Zalewski dari Inter Milan

19 Agustus 2025 By admin

Hamas Tolak Rencana Israel Relokasi Warga Gaza, RI Bantah Ikut Berunding

18 Agustus 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Agustus 2025
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
« Jul    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Layanan Jamaah Haji Akan Satu Atap di Bawah Kementerian Haji dan Umrah
  • Isi Gugatan Cerai Pratama Arhan Terungkap, Rumah Tangga Retak Sejak Awal 2024
  • Taylor Swift dan Travis Kelce Resmikan “Brand Tayvis” Lewat Pertunangan
  • Wolves Bangkit Dramatis, Gagalkan Ambisi West Ham di Carabao Cup
  • Campak dan Cacingan, Cermin Kegagalan Upaya Promotif-Preventif

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.