• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Mitigasi Risiko Medis Mudik Liburan Nataru

21 Desember 2024 by admin Tinggalkan Komentar

Oleh: Ari Baskoro*

Diprediksi sedikitnya 110 juta orang akan melakukan perjalanan, dalam rangka libur Nataru 2025. Jumlah itu meningkat 2,8 persen, bila dibandingkan libur Nataru setahun yang lalu. Meski pihak terkait telah mempersiapkan dengan saksama segala sarana dan prasarana, risiko medis tidak mudah diperhitungkan. Pasalnya sejarah kelam arus mudik di negeri ini pernah terjadi. Peristiwa Brebes Timur (“Brexit”) tahun 2016, meninggalkan trauma mendalam. Bagaimana tidak?. Bencana kemacetan lalulintas hingga berpuluh-puluh kilometer yang terjadi, menelan korban nyawa hingga 17 orang. Angka itu belum termasuk jumlah korban akibat kecelakaan lalulintas (KLL), saat mudik lebaran pada tahun yang sama. Berdasarkan data yang dirilis Mabes Polri, angka KLL terhitung 856 kejadian. Di antaranya korban tewas mencapai 172 orang. Banyak faktor yang melatarbelakangi , sehingga risiko medis memilukan itu harus terjadi. Tentu semua pihak terkait tidak ingin peristiwa nahas itu berulang kembali.

Banyak fakta mengejutkan terkait KLL. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2023, sekitar 1,19 juta orang tewas setiap tahunnya akibat KLL. Kasus yang mengalami cedera dan cacat, mencapai 20-50 juta per tahunnya di seluruh dunia. Sekitar 65 persen korbannya, menimpa usia produktif antara 18-59 tahun. Tingkat pendidikan dan ekonomi suatu negara, merupakan faktor yang bisa membawa risiko KLL. Data menunjukkan, sebanyak 92 persen kematian akibat KLL terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Padahal jumlah kendaraan di negara-negara tersebut, hanya berkontribusi sekitar 60 persen dari total jumlah kendaraan di seluruh dunia.

Ternyata mortalitas dan morbiditas akibat KLL di Indonesia tak kalah mengagetkan. Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 merilis, korban meninggal mencapai 28.131 orang. Luka berat dan ringan hampir mencapai 175 ribu kasus, dalam waktu satu tahun.

Baca juga: Penyakit “Misterius”, Hikmah Berharga Dari Kongo

Faktor polusi udara

Mayoritas pemudik diproyeksikan menggunakan jalur darat. Tidak diragukan lagi, kemacetan lalulintas berdampak signifikan pada buruknya kualitas udara. Emisi gas buang kendaraan, berdampak sangat merugikan bagi pengemudi dan penumpangnya. Pada situasi macet, tingkat polusi bisa mencapai 30 kali lipat, dibanding saat kendaraan melaju dengan lancar. Polutan yang terakumulasi, memantik semakin lamanya paparan pada semua orang di area tersebut. Penumpang modalitas transportasi udara, laut, ataupun kereta api, berisiko jauh lebih kecil terpapar polutan. Karena itulah penumpang kendaraan yang mengakses jalan raya, harus lebih mempersiapkan diri terkait kesehatannya.

Berbagai komponen polutan gas buang kendaraan bermotor, berpotensi membahayakan kehidupan manusia. Di antaranya adalah particulate matter (PM), karbon monoksida (CO), ozon (O3), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), dan timah hitam (Pb).

Istilah PM, merujuk pada campuran partikel padat dan cair yang didapatkan di udara. Bentuknya seperti debu, asap, kotoran, jelaga, atau logam, dalam bentuk aerosol yang melayang-layang di udara. PM 2,5 adalah polutan udara yang berukuran sangat kecil, sekitar 2,5 mikron (mikrometer). Ukuran itu lebih kecil dari tiga persen ukuran rambut manusia. PM 10, berdiameter 10 mikron atau kurang.

WHO setiap tahun merilis laporan kualitas udara di berbagai belahan negara dunia. Dasar pengukurannya adalah konsentrasi PM dan nitrogen dioksida. Standar kualitas udara untuk PM 2,5 adalah lima mikrogram per meter kubik. Di sisi lain, ambang batas NO2 adalah sepuluh mikrogram per meter kubik.

Dampak polutan sering kali tidak dirasakan secara langsung (“the silent killer”). Akibatnya masyarakat menjadi kurang waspada. Dalam jangka pendek, khususnya PM 10, berkaitan dengan penyakit saluran nafas. Serangan asma akut dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), bisa menjadi konsekuensinya. PM 2,5 bisa memicu timbulnya penyakit jantung, paru dan saluran nafas (bronkitis). Paparan dalam jangka panjang, berpotensi menyebabkan kematian prematur, penyakit kardiovaskuler, stroke, serta beberapa jenis kanker (terutama kanker paru).

Baca juga: Perspektif Resistansi Anti Mikroba, Akankah Picu Pandemi “Senyap”?

Dampak kemacetan lalulintas

Selain efek polutan, kemacetan lalulintas bisa berdampak langsung pada sisi kejiwaan individu yang terimbas. Stres, frustrasi, rasa lelah, dan kantuk, memicu mudah amarah, atau menjadi kurang toleran terhadap pengendara lainnya. Tidak jarang banyak pengemudi yang kurang sabar, sehingga cenderung lebih agresif. Disiplin berlalulintas pun, sering kali diabaikan/dilanggar. Situasi demikian, berisiko memantik terjadinya KLL. Kemacetan bisa pula mengakibatkan sakit kepala, nyeri leher-punggung, bahkan kram pada kaki.

Sulitnya mendapatkan toilet pada saat kemacetan, berdampak buruk pada saluran kencing dan saluran cerna. Risiko mengalami infeksi saluran kemih menjadi meningkat karenanya, terutama pada individu lansia.

KLL juga bisa diakibatkan oleh pengemudi yang kurang konsentrasi. Penyebabnya antara lain penggunaan ponsel, atau dalam pengaruh antihistamin, alkohol, dan zat psikoaktif.

Pertolongan medis di tengah kemacetan lalulintas, tidak selalu mudah. Diperlukan saling pengertian antar pengendara, apabila di antara mereka mengalami kendala medis atau kedaruratan lainnya. Segera menghubungi “call center” tertentu menjadi pilihan utama, untuk mendapatkan bantuan medis. Masalahnya jalur macet tidak mudah ditembus oleh ambulans. Kecepatan dan ketepatan pertolongan medis, sangat signifikan dalam menekan dampak morbiditas dan mortalitas.

—000—

*Penulis:

  • Staf pengajar senior di Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya
  • Magister Ilmu Kesehatan Olahraga (IKESOR) Unair
  • Penulis buku:
    – Serial Kajian COVID-19 (tiga seri)
    – Serba-serbi Obrolan Medis
    – Catatan Harian Seorang Dokter

Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, update, wawasan Ditag dengan:Ari Baskoro, kesehatan, Liburan, Medis, Nataru, Nataru 2025, Risiko

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Maratua Jazz & Dive Fiesta 2025 Dimulai, Kolaborasi Irama dan Alam Tarik Ribuan Wisatawan

30 Juni 2025 By admin

Dua Gol Harry Kane Antar Bayern Muenchen Lolos ke Perempat Final Piala Dunia Antarklub 2025

30 Juni 2025 By admin

Jeff Bezos dan Lauren Sanchez Akhiri Pesta Pernikahan Megah Selama Tiga Hari di Venesia

30 Juni 2025 By admin

Membuka Pintu Keberkahan Rezeki, Belajar Dari Kisah Abdurrahman bin Auf RA

30 Juni 2025 By admin

Yoan Bonny Segera Bergabung dengan Inter Milan dari Parma

30 Juni 2025 By admin

Marc Marquez Juarai MotoGP Belanda 2025, Samai Rekor Giacomo Agostini

30 Juni 2025 By admin

Waspada Empat Hal yang Meracuni Hati

29 Juni 2025 By admin

Katy Perry Absen dari Pernikahan Jeff Bezos dan Lauren Sánchez

29 Juni 2025 By admin

Riuhnya Festival Kuda Tradisional Cibogo, Warisan Budaya Rakyat Sumedang

29 Juni 2025 By admin

Berjalan Lebih dari 100 Menit Sehari Bisa Kurangi Risiko Sakit Punggung Bawah Kronis

29 Juni 2025 By admin

Israel Keluarkan Perintah Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Tengah

29 Juni 2025 By admin

Tragedi Rinjani, Kemenparekraf Tegaskan Pentingnya Kepatuhan SOP Pendakian

29 Juni 2025 By admin

Makan Mangga Setiap Hari, Apa Dampaknya terhadap Kadar Gula Darah Anda?

29 Juni 2025 By admin

Wali Kota Surabaya Ajak Pelajar Teladani Bung Karno Lewat Tur Literasi

29 Juni 2025 By admin

Trump Sebut Gencatan Senjata di Gaza Mungkin Terjadi dalam Sepekan

29 Juni 2025 By admin

Remaja Suriah Didakwa Terkait Rencana Teror di Konser Taylor Swift di Wina

28 Juni 2025 By admin

BPH Kaji Masa Tinggal Jamaah Haji Jadi 30 Hari pada Musim Haji 1447 H

28 Juni 2025 By admin

Trump Kecam Khamenei, Ancam Akan Bombardir Iran Jika Lanjutkan Program Nuklir

28 Juni 2025 By admin

Ini Jadwal Lengkap 16 Besar Piala Dunia Antarklub 2025

28 Juni 2025 By admin

Jatim Siapkan 19 Lokasi Sekolah Rakyat, Salah Satunya di Jombang

28 Juni 2025 By admin

PBB: Israel Lakukan Genosida Lewat Kekerasan Reproduksi

28 Juni 2025 By admin

Kemendikti Saintek Bentuk Satgas Akselerasi Tambah Dokter

28 Juni 2025 By admin

Keutamaan dan Bacaan Niat Puasa Muharram, Tasu’a, dan Asyura

27 Juni 2025 By admin

Khamenei Bantah Klaim Trump: Kerusakan Fasilitas Nuklir Iran Dibesar-besarkan

27 Juni 2025 By isa

KPK Duga Korupsi Kuota Haji Khusus Terjadi pada 2023–2024

27 Juni 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Juli 2025
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  
« Jun    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Robot K9 Tunjukkan Aksi Deteksi di HUT Ke-79 Bhayangkara
  • Prabowo: Polri Miliki Peran Vital Kawal Agenda Pembangunan Bangsa
  • Anafilaksis, Derajat Alergi Terberat Pemicu Kematian Tragis
  • KPK Jadwal Ulang Pemeriksaan Gubernur Jatim Khofifah Terkait Kasus Dana Hibah
  • Menlu Sugiono: Pengiriman 10 Ribu Ton Beras ke Gaza Terkendala Akses Masuk

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.