
Wali Kota Eri Cahyadi (kanan), Dekan FK Unair Prof Budi Santoso (tengah) dan Wakil Dekan I, Dr. Achmad Chusnu.Foto/ist
Surabaya (Trigger.id)-Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meminta bantuan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) untuk memenuhi layanan kesehatan kepada masyarakat.
Hal itu diungkapkan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi saat bertemu dengan Dekan FK Unair, Prof Dr dr Budi Santoso, SpOG(K).
Eri mengaku malu jika di Surabaya masalah kesehatan sangat banyak. Karena Surabaya ada kampus-kampus besar yang bisa menghasilkan tenaga kesehatan terutama dokter. “Ada Fakultas Kedokteran Unair yang sangat luar biasa mencetak dokter-dokter,” ujar Eri.
Wali Kota juga sangat heran, di Surabaya angka stunting masih tinggi. Walau penurunan sangat besar dibandingkan saat di awal dia menjabat walikota.
“Dulu pertama menjabat angka stunting 25,8 persen. Sekarang sudah di angka 4,8 persen. Tapi harusnya bisa ditekan lagi. Saya kadang berpikir, apa mungkin ada stunting, ada gizi buruk? Kenyataannya ada. Ngisin-ngisini ( memalukan) apalagi ada kampus besar. Untuk itu saya meminta bantuan FK Unair ini untuk memberikan solusi-solusi,” tuturnya.
Dia mengajak seluruh jajarannya bertandang ke FK Unair itu juga meminta FK Unair menurunkan mahasiswanya ke RW-RW yang ada di Surabaya. Tujuannya mengedukasi masyarakat bagaimana pola asuh yang benar untuk anak.
“Karena masalah stunting itu bukan hanya masalah pemberian gizi namun juga masalah pola asuh. Nanti mahasiswa bisa bekerjasama dengan Kader Surabaya Hebat yang ada di setiap RW,” kata Eri.
Dekan FK Unair, Prof Budi Santoso mengatakan FK Unair siap untuk membantu mengatasi masalah kesehatan yang ada di Surabaya.
FK Unair, kata Prof Bus, panggilan akrab Prof Budi Santoso sebenarnya sudah melakukan kerjasama dengan beberapa puskesmas di Surabaya.
Di mana satu mahasiswa semester dua harus melakukan pendampingan pada satu ibu hamil hingga melahirkan terutama yang sering memeriksakan diri di puskesmas.
Tujuannya agar mahasiswa bisa memantau apa yang dialami ibu hamil dan memberikan saran-saran apa yang harus dilakukan agar bisa melahirkan bayi yang berkualitas.
“Tidak hanya FK Unair, bisa juga dengan FK kampus lain karena saya ini juga koordinator kampus FK di Indonesia Timur,” tutur Prof Bus.
Wakil Direktur Bidang Medis RSUD Dr Soetomo Surabaya, Dr dr Ahmad Suryawan, SpA(K) yang juga wakil dari Departemen Penyakit Anak FK Unair mengaku pernah memberikan solusi dengan program satu puskesmas, ada satu dokter anak.
“Dengan begitu, anak-anak di Surabaya ini bisa dipantau tumbuh kembangnya. Kita akan bantu untuk mewujudkan itu semua,” kata dr Wawan, panggilan akrab Ahmad Suryawan.
Diakui dr Wawan, dalam kurikulum Pendidikan Dokter, mahasiswa harus turun ke bawah. Para dosen Ilmu Kesehatan Anak FK Unair akan mendampingi dan membekali mahasiswa dengan ilmu-ilmu ysng tidak hanya teori tapi praktik. “Kami akan terjunkan mahasiswa pendidikan dokter dan PPDS 1 dan 2,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan