

Kehormatan diri adalah salah satu anugerah terbesar yang Allah berikan kepada manusia. Kehormatan ini mencakup martabat, harga diri, dan integritas, baik di mata Allah, sesama manusia, maupun di hadapan diri sendiri. Menjaga kehormatan berarti menjaga diri dari perbuatan yang merendahkan martabat, baik dalam urusan akhlak, pergaulan, maupun tindakan sehari-hari.
Dalil Al-Qur’an dan Hadis tentang Menjaga Kehormatan
Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”
(QS. Al-Isra: 32)
Ayat ini bukan hanya larangan terhadap zina, tetapi juga peringatan agar menjaga diri dari segala jalan yang mengarah pada kehinaan moral. Kehormatan diri akan hilang jika seseorang terjerumus pada maksiat yang merendahkan martabatnya.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa menjaga kehormatan diri juga mencakup menjaga lisan, perilaku, dan hubungan sosial agar tidak menimbulkan aib bagi diri sendiri maupun orang lain.
Menjaga Kehormatan Melalui Akhlak
Kehormatan tidak hanya terkait dengan urusan moralitas seksual, tetapi juga meliputi kejujuran, amanah, menjaga rahasia, dan menghindari perbuatan yang merugikan orang lain. Orang yang memegang teguh akhlak mulia akan dihormati, meskipun ia sederhana secara materi.
Kisah Inspiratif: Utsman bin Affan RA dan Rasa Malu yang Mulia
Diriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah ﷺ sedang duduk bersama Abu Bakar RA dan Umar RA dengan pakaian agak longgar. Ketika Utsman bin Affan RA datang, Rasulullah ﷺ segera merapikan pakaian beliau. Ketika ditanya, Rasulullah menjawab:
“Tidakkah aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya?”
(HR. Muslim)
Sifat malu yang dimiliki Utsman adalah bagian dari menjaga kehormatan diri. Malu di sini bukan berarti takut atau minder, tetapi menjaga diri dari segala hal yang bisa mengurangi martabat di hadapan Allah dan manusia.
Mengapa Kehormatan Diri Harus Dijaga?
- Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah – Menjaga kehormatan adalah bagian dari menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
- Mendapatkan kepercayaan dan penghormatan dari orang lain – Orang yang menjaga kehormatan akan lebih dipercaya dan dihargai.
- Menjaga diri dari penyesalan – Kehormatan yang rusak sering kali sulit untuk dipulihkan.
- Memberikan teladan baik – Terutama bagi keluarga dan generasi muda.
Menjaga kehormatan diri adalah tanggung jawab setiap Muslim. Ia bukan hanya soal penampilan luar, tetapi juga kesucian hati, lisan, dan perilaku. Dengan berpegang pada ajaran Islam, memperbanyak rasa malu yang positif, dan menghindari perbuatan tercela, seorang Muslim akan menjaga martabatnya di hadapan Allah dan makhluk-Nya.
—000—
*Penceramah, tinggal di Surabaya
Tinggalkan Balasan