
Jakarta (Trigger.id) – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menekankan bahwa media dan pers memiliki peran penting sebagai katalisator untuk mempercepat pemahaman publik tentang pencegahan kekerasan berbasis gender.
“Kerja sinergi dan kolaborasi menjadi pilar atau kuncinya termasuk dengan media dan pers. Peningkatan kapasitas media dan pers terkait pemahaman tentang hak-hak perempuan dan juga anak harus terus dilakukan,” kata Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan KemenPPPA Ratna Susianawati dalam keterangan yang dikutip Antara, di Jakarta, Rabu (2/9/2024).
Pers memiliki peran penting dalam mencegah kekerasan berbasis gender melalui fungsi-fungsi utama mereka, seperti penyebaran informasi, pembentukan opini publik, dan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah. Berikut adalah beberapa cara di mana pers dapat berperan secara efektif dalam mencegah kekerasan berbasis gender:
1. Meningkatkan Kesadaran Publik
Melalui peliputan yang informatif dan berkelanjutan, media dapat meningkatkan kesadaran tentang bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender dan dampaknya terhadap korban. Misalnya, laporan investigatif, wawancara dengan ahli, atau kisah nyata dari para penyintas dapat membantu masyarakat memahami skala dan kompleksitas masalah ini. Semakin masyarakat terinformasi, semakin besar kemungkinan mereka untuk mengenali tanda-tanda kekerasan dan melawannya.
2. Mengubah Norma Sosial yang Mendukung Kekerasan
Media juga berperan dalam membentuk dan mengubah norma sosial. Ketika pers secara konsisten melaporkan kekerasan berbasis gender sebagai pelanggaran hak asasi manusia, mereka turut menciptakan stigma sosial terhadap pelaku kekerasan. Hal ini dapat membantu mereduksi normalisasi kekerasan terhadap perempuan, anak, atau kelompok rentan lainnya.
3. Menjaga Akuntabilitas Pemerintah dan Institusi
Melalui peran mereka sebagai pengawas, pers dapat membantu menjaga akuntabilitas lembaga pemerintah dan penegak hukum dalam menangani kasus-kasus kekerasan berbasis gender. Laporan investigatif yang mengungkap kelemahan dalam penanganan kasus, atau kampanye untuk memperbaiki kebijakan perlindungan korban, dapat menekan pemerintah untuk mengambil tindakan yang lebih efektif.
4. Memberikan Platform bagi Korban dan Aktivis
Pers sering kali menjadi suara bagi mereka yang tidak bisa bersuara, termasuk para korban kekerasan berbasis gender. Dengan memberikan platform bagi para penyintas untuk berbagi cerita mereka atau bagi aktivis untuk mengadvokasi perubahan, media membantu menciptakan ruang diskusi yang lebih luas tentang masalah ini. Ini juga bisa membantu memobilisasi aksi solidaritas dan dukungan bagi para korban.
5. Melawan Stereotip dan Bias Gender
Media yang bertanggung jawab harus berhati-hati dalam tidak mereproduksi stereotip gender atau bias dalam peliputannya. Ketika pers melaporkan kekerasan berbasis gender dengan cara yang objektif dan adil, tanpa menyalahkan korban atau menganggap enteng masalah, mereka turut memerangi narasi-narasi berbahaya yang sering kali menyudutkan perempuan atau kelompok rentan lainnya.
Dengan peran-peran ini, pers menjadi elemen penting dalam membangun kesadaran, mendorong perubahan kebijakan, dan mendukung perlindungan bagi korban kekerasan berbasis gender. (ian)
Tinggalkan Balasan