

Ramadhan merupakan bulan penuh berkah yang Allah SWT anugerahkan kepada umat Islam sebagai kesempatan emas untuk memperbaiki diri. Bulan ini tidak sekadar bulan ibadah, tetapi juga menjadi momentum tarbiyah (pembinaan) spiritual, moral, dan sosial. Seorang Muslim diajak untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, menahan hawa nafsu, serta meningkatkan ketakwaan.
1. Ramadhan sebagai Sarana Tarbiyah Spiritual
Dalam bulan Ramadhan, ibadah puasa menjadi sarana untuk mendidik jiwa agar lebih bertakwa. Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Dari ayat ini, jelas bahwa puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih diri untuk mencapai derajat ketakwaan yang lebih tinggi. Dengan menahan hawa nafsu, seorang Muslim belajar mengontrol diri dan lebih fokus pada ibadah kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa bulan Ramadhan adalah waktu terbaik untuk meningkatkan keimanan dan memperoleh ampunan dari Allah SWT.
2. Ramadhan sebagai Tarbiyah Akhlak
Puasa juga mendidik akhlak seseorang agar lebih baik, menghindarkan diri dari perkataan dan perbuatan buruk. Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa adalah perisai, maka apabila seseorang di antara kalian sedang berpuasa, janganlah ia berkata kotor dan jangan pula bertindak bodoh. Jika ada orang yang mencacinya atau mengajaknya bertengkar, hendaklah ia mengatakan: ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini mengajarkan bahwa puasa bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari perilaku buruk seperti marah, mencaci, dan bertengkar. Inilah bentuk tarbiyah akhlak yang sangat ditekankan dalam bulan Ramadhan.
3. Ramadhan sebagai Tarbiyah Sosial
Selain sebagai latihan ibadah dan akhlak, Ramadhan juga mendidik umat Islam untuk lebih peduli terhadap sesama, terutama kepada mereka yang kurang mampu. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa memberi makan kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Memberi makan kepada orang yang berpuasa merupakan bagian dari kepedulian sosial yang ditanamkan dalam bulan Ramadhan. Hal ini mengajarkan seorang Muslim untuk berbagi, peduli, dan berempati terhadap orang lain.
4. Ramadhan sebagai Waktu Muhasabah dan Evaluasi Diri
Salah satu hikmah besar dari bulan Ramadhan adalah kesempatan untuk melakukan muhasabah (evaluasi diri). Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)
Ramadhan adalah waktu terbaik untuk melihat kembali sejauh mana kita telah menjalankan perintah Allah, memperbaiki kesalahan, serta meningkatkan kualitas ibadah dan amal shaleh.
Ramadhan adalah bulan tarbiyah yang memberikan kesempatan bagi setiap Muslim untuk memperbaiki diri secara spiritual, akhlak, dan sosial. Dengan meningkatkan ketakwaan, menjaga akhlak, memperbanyak amal shaleh, dan melakukan muhasabah, seorang Muslim dapat menjadikan Ramadhan sebagai titik awal perubahan menuju kehidupan yang lebih baik. Semoga kita semua bisa memanfaatkan bulan suci ini dengan sebaik-baiknya dan meraih derajat takwa yang hakiki. Aamiin.
—0000—
*Anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim Bidang Komisi Infokom
Tinggalkan Balasan