• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Refleksi Hari Kartini, “Jas Putih” Dalam Pusaran Pelecehan Seksual

21 April 2025 by admin Tinggalkan Komentar

Oleh: Ari Baskoro*

Harta, takhta, dan wanita (“tri-ta”). Ungkapan itu sangat populer dalam “tradisi’ Jawa. Entah siapa yang menginisiasi, tetapi makna etimologinya sudah sangat mengakar. Sewaktu kami remaja, para “pinisepuh”(orang tua/yang dituakan) selalu memberi “ular-ular”(nasihat). Intinya sebagai tanggung jawab seorang laki-laki, harus siap secara finansial dalam menopang kehidupan rumah tangga. Kadang modal itu saja dipandang kurang ideal. Perlu didukung dengan “kedudukan yang terpandang” (takhta). Konon dengan bermodalkan keduanya, seorang laki-laki tidak sulit mendapatkan jodoh/wanita. Tidak mengherankan, sampai menginjak lansia pun, godaan “tri-ta” masih menghantui kehidupan manusia, khususnya laki-laki. Tampaknya itu suatu filosofi yang tidak adil. Mungkin patriarki. Seolah-olah wanita “hanya” sebatas “konco wingking” (memiliki peran “di belakang”, sesuai “kodratnya”). 

 Entah apakah paradigma patriarki memberi inspirasi terciptanya lagu tempo dulu yang dinyanyikan Rien Djamain ? Liriknya : “Diciptakan alam pria dan wanita. Dua makhluk dalam asuhan dewata. Ditakdirkan bahwa pria berkuasa. Adapun wanita lemah, lembut, manja. Wanita dijajah pria sejak dulu. Dijadikan perhiasan sangkar madu. Namun adakala pria tak berdaya. Tekuk lutut di sudut kerling wanita”. 

Selanjutnya diksi wanita saya sebut sebagai perempuan, karena lebih “sopan” secara pemaknaan. 

Dalam konsep kehidupan terkini, laki-laki dan perempuan harus dipandang berkedudukan setara. Misalnya filosofi Tionghoa, mereka berdua ibarat “Yin” dan “Yang”. Saling melengkapi dan membentuk keseimbangan/homeostasis. Interaksinya sangat dinamis, saling menghormati, untuk membentuk dasar harmoni. Dalam kehidupan rumah tangga, “hubungan romantis” dapat menekan risiko kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Kuantitas dan kualitas implementasinya, mampu menekan hubungan ekstramarital dalam bentuk apa pun. “Hubungan romantis” yang berkualitas, dapat memicu pelepasan “hormon-hormon bahagia” (endorfin, dopamin, oksitosin).

RA Kartini dikatakan sebagai pelopor kesetaraan gender Indonesia. Maknanya, agar perempuan bukan hanya menjadi “obyek” laki-laki. Mungkin kini tokoh emansipasi itu “menangis”, tatkala “mengamati” peristiwa pelecehan dan kekerasan seksual terhadap perempuan. Lebih menyakitkan lagi, pelakunya adalah sosok “jas putih” yang konon memiliki kedudukan/takhta terhormat. Pada hakikatnya semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, berpotensi sebagai pelaku atau korban pelecehan seksual. Namun filter moral dan etika, mampu menekannya. 

Riwayat Pelecehan seksual

 Sejarah pelecehan ataupun kekerasan seksual memang panjang. Bisa dikatakan sama tuanya dengan kehidupan sosial manusia itu sendiri. Bahkan dalam cerita pewayangan pun dibahas. Dursasana adalah tokoh antagonis dalam wiracarita Mahabharata. Karena menang permainan dadu melawan Pandawa, Dropadi istri Pandawa sebagai obyek pertaruhan, menjadi “milik” Dursasana. Tanpa bisa mengendalikan diri, dia memaksa melucuti pakaian Dropadi. Pelecehan itu gagal, berkat pertolongan Kresna. 

  Sejarah Indonesia juga mencatat perihal intrik seksual. Sejak Sekolah Dasar, kita sudah belajar mengenai Kerajaan Singasari. Ken Dedes digambarkan sebagai seorang permaisuri cantik dari Tunggul Ametung, sang penguasa kerajaan. Ken Arok yang bekerja sebagai pengawal raja, rupanya tidak mampu menahan hasrat syahwatnya. Melalui suatu tipu daya, tuannya dihabisi dengan sebilah keris. Perbuatan tak pantas itu dilakukan, demi pemaksaan kehendak mempersunting ratu pujaannya. Riwayat sejarah singkat tersebut, disitir dari buku Pararaton, karya R. Pitono. 

Hormon seks

 Sejak dalam kandungan, hormon seks telah mengendalikan jenis kelamin seseorang. Selanjutnya hormon tersebut banyak memengaruhi fisiologi, sejak lahir hingga lansia. Misalnya pada aspek seksual, mulai dari perkembangan fisik, gairah, hingga perilaku seksual. Juga peranannya terhadap proses pubertas, karakterisasi seks sekunder, dan fungsi reproduksi. Periode pubertas pada perempuan terutama dipengaruhi estrogen, sedangkan testosteron pada laki-laki. 

 Gairah seksual (libido), terutama pada laki-laki, banyak dipengaruhi kadar testosteron dalam darah. Efeknya memicu dorongan dan perilaku seksual, baik yang berorientasi seksual normal, ataupun menyimpang. Dari beberapa riset, pelaku kasus pelecehan/agresi/kekerasan seksual, memiliki level testosteron yang lebih tinggi dibanding yang berperilaku normal. Dari perspektif tersebut, muncul terminologi hukuman kebiri/kastrasi. Kadar testosteron bersifat fluktuatif, dipengaruhi berbagai faktor. Level puncaknya pada usia sekitar 17-19 tahun. Secara alamiah testosteron akan mulai menurun bertahap setelah usia 30 tahun, meski tetap diproduksi dalam kadar yang cukup tinggi. Pelecehan/kekerasan seksual, dapat diinduksi oleh fantasi seksual, sering membaca/menonton muatan pornografi melalui media (khususnya media sosial). Sebaliknya, memiliki tingkat edukasi seks yang optimal serta moral yang baik, dapat mencegahnya.  

 Kini ada kecenderungan gen Z dan milenial, menunda usia pernikahan. Mandiri secara finansial, meraih tingkat pendidikan yang lebih tinggi, mengejar karier, hingga mengutamakan pengembangan diri, sebagai alasannya. Di sisi lain, pada fase tersebut memiliki kadar hormon seks yang sedang mencapai puncaknya. Situasi itu berpotensi memantik hubungan seks ekstramarital, atau bahkan munculnya pelecehan seksual. 

  Mempertimbangkan banyak aspek terkait problem pelecehan seksual, diperlukan tindakan “mitigasi’ yang melibatkan keahlian lintas sektoral. 

 Tantangan datang silih berganti, tapi percayalah bahwa habis gelap terbitlah terang.

—–o—–

*Penulis:

  • Staf pengajar senior di Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya
  • Magister Ilmu Kesehatan Olahraga (IKESOR) Unair
  • Penulis buku:
    – Serial Kajian COVID-19 (tiga seri)
    – Serba-serbi Obrolan Medis
    – Catatan Harian Seorang Dokter

Share This :

Ditempatkan di bawah: jatim, Kesehatan, update, wawasan Ditag dengan:“Jas Putih”, Ari Baskoro, Pelecehan Seksual, Pusaran, Refleksi Hari Kartini

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

4 Kebiasaan Dokter Onkologi untuk Menurunkan Risiko Kanker

23 Desember 2025 By admin

Iran Tegaskan Program Rudal Tak Bisa Dirundingkan

23 Desember 2025 By admin

Hantam Bologna 2-0, Napoli Juarai Piala Super Italia

23 Desember 2025 By admin

Albanese Minta Maaf, Australia Siapkan Reformasi Pascapenembakan Bondi

23 Desember 2025 By admin

Menghayati Kasih Sayang Ibu, Perspektif Genetika-Imunologi

22 Desember 2025 By admin

Pemerintah Siapkan PP Atur Jabatan Sipil Anggota Polri

22 Desember 2025 By zam

Gus Yahya Tegaskan Patuh Putusan Musyawarah Kubro dan Dorong Islah PBNU

22 Desember 2025 By zam

Barca Perlebar Jarak dari Real Usai Tekuk Villarreal 2-0

22 Desember 2025 By zam

MU Tumbang 1-2 dari Aston Villa di Villa Park

22 Desember 2025 By zam

Mayoritas Tapi Tak Berbobot: Tafsir Sabda Nabi tentang Umat Akhir Zaman

21 Desember 2025 By admin

Gol Penalti Gyokeres Antar Arsenal ke Puncak

21 Desember 2025 By admin

Liga Italia Serie A: Juve Tekuk Roma 2-1

21 Desember 2025 By admin

ICJ Sidangkan Dugaan Genosida Rohingya

21 Desember 2025 By admin

Prabowo Setujui PP Reformasi Polri

21 Desember 2025 By admin

20 Desember dan Retaknya Solidaritas Manusia di Tengah Kepentingan Dunia

20 Desember 2025 By admin

UNRWA Ingatkan Krisis Kelaparan di Gaza Masih Mengancam

20 Desember 2025 By admin

Persebaya Percayakan Shin Sang-gyu Dampingi Tim Saat Hadapi Borneo FC

20 Desember 2025 By admin

Bologna Tembus Final Piala Super Italia Usai Singkirkan Inter Milan

20 Desember 2025 By admin

Napoli Singkirkan AC Milan, Lolos ke Final Piala Super Italia 2025

19 Desember 2025 By admin

Putusan MK soal Royalti Perlu Aturan Turunan Jelas

19 Desember 2025 By admin

Menkeu Pastikan Bantuan Bencana dari Luar Negeri Bebas Pajak

19 Desember 2025 By admin

Maroko Juara Piala Arab FIFA 2025 Usai Tumbangkan Yordania 3-2

19 Desember 2025 By admin

Antara Narasi “Pahlawan Devisa” dan Realitas Perlindungan Pekerja Migran

18 Desember 2025 By admin

FIFA Naikkan Total Hadiah Piala Dunia 2026 hingga 50 Persen

18 Desember 2025 By admin

Manchester City Melaju ke Semifinal Carabao Cup

18 Desember 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Desember 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  
« Nov    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Menambang Kehidupan, Bukan Sekadar Emas: Jejak Hijau Martabe di Jantung Sumatra

21 Oktober 2025 Oleh admin

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Senja Keemasan di Kerandangan, Saat Lombok Berbisik Lewat Cahaya
  • Paus Leo XIV Soroti Krisis Kemanusiaan Gaza dalam Pesan Natal
  • Rais Aam dan Ketum PBNU Sepakat Islah, Muktamar Digelar Bersama
  • “Code Blue” Bencana Sumatera
  • Kapal yang Menantang Waktu: Restorasi Kapal Firaun Khufu di Grand Egyptian Museum

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.