“Allah SWT memberi rezeki kepada hamba-Nya sesuai dengan kegiatan, kemauan keras, dan ambisinya.”

Oleh: Isa Anshori (Pemred Trigger.id)

Allah SWT menurunkan dan membagikan rezeki kepada orang yang dikehendaki. Allah berfirman:
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُوْلٍ حَسَنٍ وَّاَنْۢبَتَهَا نَبَا تًا حَسَنًا ۙ وَّكَفَّلَهَا زَكَرِ يَّا ۗ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِ يَّا الْمِحْرَا بَ ۙ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا ۚ قَا لَ يٰمَرْ يَمُ اَنّٰى لَـكِ هٰذَا ۗ قَا لَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَآءُ بِغَيْرِ حِسَا بٍ
“Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh? Dia (Maryam) menjawab, Itu dari Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 37).
Berdasar ayat tersebut kenapa masih ada manusia yang kurang dan tidak yakin akan rezeki Allah. Ketika kita tak yakin akan mendapatkan rezeki Allah, maka disitulah hambatannya. Bahwa prasangka Allah sesuai prasangka hambanya.
Kita harus yakin bahwa sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan. Allah SWT sudah menjamin rezeki untuk semua makhluk-Nya,
وَمَا مِنْ دَاۤ بَّةٍ فِى الْاَ رْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا
“Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. (QS. Hud 11: Ayat 6)
Setiap makhluk membutuhkan rezeki untuk bisa terus melangsungkan kehidupan. Rezeki adalah anugerah atau nikmat dari Allah SWT kepada semua makhluk, termasuk manusia.
Bentuk rezeki tersebut beragam, bisa berupa makanan, minuman, kesehatan, keluarga, uang, pekerjaan, ketenangan, umur, ilmu, dan sebagainya.
Dari semua rezeki tersebut hanya satu yang membedakannya, yakni berkah atau tidak.
Berkah adalah kebaikan yang bertambah (al-khair mutazayyid). Rezeki yang berkah adalah rezeki yang melahirkan kebaikan. Semakin bertambah rezeki, maka semakin bertambah pula nilai kebaikannya.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabuut ayat 62, Allah SWT berfirman:
ٱللَّهُ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ وَيَقْدِرُ لَهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Artinya: Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Empat Tingkatan Rezeki
Secara garis besar, tingkatan rezeki terbagi menjadi empat:
1. Rezeki yang telah dijamin oleh Allah SWT
Setiap makhluk telah dijamin rezekinya. Sebagaimana termaktub dalam Surat Hud ayat 6:
۞ وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ
Artinya: Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
Rezeki ini merupakan ‘paket’ yang sudah disediakan oleh Allah SWT bersamaan dengan ditiupkan-Nya roh pada janin.
Secara mudah, rezeki tingkat pertama adalah rezeki yang akan tetap diberikan oleh Allah SWT kepada semua makhluk-Nya. Dia tidak pilih kasih dalam mencurahkan jenis rezeki yang satu ini. Tak peduli kafir yang durhaka terhadap-Nya, maupun kepada orang yang takwa kepada-Nya.
2. Rezeki yang penuh keadilan dan kebijaksanaan. Hal ini sebagaimana termuat dalam firman-Nya Surat An-Najm ayat 39
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
Artinya: Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.
Jenis rezeki ini juga sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Ath-Thusi, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT memberi rezeki kepada hamba-Nya sesuai dengan kegiatan, kemauan keras, dan ambisinya.”
Rezeki jenis ini berbeda dengan jenis rezeki tingkat pertama. Jenis rezeki yang kedua ini masih samar. Samar yang dimaksud adalah bisa saja diberikan dan mungkin juga tidak. Intinya, rezeki jenis ini sangat tergantung pada usaha yang dilakukan untuk meraihnya.
3. Rezeki sebagai tambahan dari Allah SWT. Terkait hal ini, Allah SWT berfirman dalam Surat Ibrahim ayat 7
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Rezeki tingkat ketiga merupakan rezeki tambahan dari Allah SWT kepada manusia yang bersyukur kepada-Nya. Ada atau tidaknya rezeki jenis ini sangat bergantung pada rasa syukur seseorang.
4. Rezeki yang datangnya tidak terduga. Dalam Surat Ath-Thalaq ayat 2-3, Allah SWT berfirman:
فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا۟ ذَوَىْ عَدْلٍ مِّنكُمْ وَأَقِيمُوا۟ ٱلشَّهَٰدَةَ لِلَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ يُوعَظُ بِهِۦ مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا
Artinya: Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan, memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
Rezeki tingkat keempat adalah rezeki yang istimewa. Sebab, hanya orang-orang tertentu yang akan mendapatkannya. Orang akan dikaruniai rezeki yang tak disangka-sangka atau yang tak terduga datangnya adalah orang yang bertakwa kepada Allah SWT. Takwa kepada Allah SWT adalah menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Tinggalkan Balasan