• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Sound Horeg”, Menguji Batas Antara Ego dan Toleransi

17 Juli 2025 by admin Tinggalkan Komentar

Ilustrasi sound horeg. Foto: Ist.
Oleh: Ari Baskoro*

Soal belajar toleransi, saya teringat saat masa sekolah dulu. Teman satu kos saya, penggemar musik rock. Cukup heran memperhatikan dia sangat menikmati petikan bas menggelegar Deep Purple, sambil mengurai rumus matematika. Hingar bingar lagu smoke on the water atau highway star, justru memudahkannya menyerap materi pelajaran. Hebatnya, begitu belajar bersama dengan saya atau rekan lainnya, suara kencang genre heavy metal itu segera dimatikannya. Sahabat saya itu sangat paham dan toleran dengan kebiasaan teman-teman lainnya. Pasalnya ada teman dengan tipe pembelajar dalam suasana tenang. Tapi ada pula yang nyaman membaca, sambil menikmati alunan musik klasik ala simfoni Beethoven. Sebaliknya, sahabat saya yang penggemar musik cadas itu, “alergi” terhadap lantunan biola musik klasik. Toleransi adalah keindahan, di balik perbedaan hobi atau selera. Implementasi hak pribadi, mesti mempertimbangkan dan dibatasi pula oleh hak orang lain. Singkatnya, kebiasaan toleransi terhadap sesama, mestinya dirawat dan dipertahankan dalam kehidupan bermasyarakat.  

Konser musik cadas, bisa merepresentasikan contoh upaya toleransi dalam sekala yang lebih luas. Penyelenggaraannya memerlukan suatu regulasi dan perizinan tertentu. Ada standar spesifik yang harus dipenuhi terkait K3L (Keselamatan, Keamanan, Kesehatan, dan Lingkungan). Khususnya risiko terhadap dampak lingkungan, harus dapat diantisipasi dan dikelola dengan baik. Karenanya, perlu dihelat di tempat yang khusus. Potensi memicu suara pekak hingga lebih dari seratus desibel (dB), adalah dasar pertimbangan utamanya. Tidak akan mengganggu ketenangan publik, menjadi komitmen pertanggungjawaban penyelenggaranya. Penontonnya pun, umumnya merupakan suatu komunitas penikmat musik metal. Mereka tentu tidak akan komplain, menyangkut efek hingar bingar musik selama konser berlangsung. Justru momen itulah yang mereka cari dan nikmati. 

Ada contoh lainnya. Gelaran kompetisi mobil dengan modifikasi sistem audio, lazim dilakukan oleh suatu komunitas. Penilaiannya tidak hanya melulu soal volume audio. Parameter kualitas suara, justru diutamakan. Tujuannya terarah pada pola musik seimbang, tertata, dan bisa dinikmati. Demikian pula dengan komunitas dan tempat penyelenggaraannya, telah diatur melalui suatu regulasi. Alhasil tidak akan mengganggu masyarakat lainnya yang memang tidak ingin terlibat menyaksikan.  

Sound Horeg 

Audio berukuran jumbo dengan suara keras menggelegar, menjadi fenomena publik terkini yang sedang menjadi pemberitaan hangat. “Anehnya”, hiburan yang memantik horeg/getaran kuat itu, justru menjadi petanda hajatan rakyat yang cukup diminati. Kini perayaan apa pun, termasuk karnaval, tidak lengkap tanpa kehadiran sound horeg.

Banyak polemik di tengah masyarakat, menyangkut kebisingan yang tercipta akibat giat hiburan musik rakyat itu. Tidak sedikit masyarakat yang menggandrunginya. Namun sebaliknya, sebagian lainnya merasa sangat terganggu. 

Cukup banyaknya penggemar sound horeg, bisa dijadikan indikator sisi manfaatnya. Salah satunya dapat mendorong laju perekonomian lokal. Terutama sektor UMKM. Sebagai ajang rekreasi dan sosialisasi masyarakat, dipandang cukup menguntungkan. Konon bagi kawula muda, merupakan ajang penyaluran ekspresi seni dan kreativitas.

Dampak kesehatan

India bisa dijadikan cermin terhadap dampak kebisingan pada kesehatan rakyatnya. Hasil risetnya telah banyak dimuat dalam beberapa jurnal kedokteran terakreditasi. Negara Hindustan itu merepresentasikan kondisi multikultural, multietnis, dan keberagaman agama. Berbagai festival yang identik dengan kebisingan, sering kali dihelat. Tanpa festival pun, India rutin diwarnai musik keras, klakson kendaraan yang memekakkan telinga, dan kebisingan lainnya. Pendek kata, masyarakatnya terpaksa terbiasa “hidup berdamai” dengan kebisingan. Namun di sisi lain, kepolisian Delhi paling banyak menerima komplain terkait kebisingan. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), telah menerbitkan laporan peringatannya. Laju tingkat dB, membawa suatu risiko lingkungan utama bagi kesehatan. Desibel merupakan ukuran intensitas/ tingkat kebisingan suara. Skalanya bersifat logaritmik. Artinya setiap peningkatan sepuluh dB, menandakan suara yang terdengar dua kali lebih keras. Contohnya nol dB, adalah suara paling pelan yang masih bisa terdengar oleh telinga normal. Suara bisikan atau detak jam dinding, berada pada level 20-30 dB. Intensitas 120 dB, identik dengan pesawat yang lepas landas atau konser rock yang sangat keras.  

Kebisingan tidak hanya mengganggu ketenangan. Jika terakumulasi, berisiko buruk terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia. Misalnya terjadi lonjakan insiden gangguan pendengaran, stres kronis, kesulitan tidur (insomnia), gangguan perkembangan otak, hingga terjadinya kekacauan metabolik serta kardiovaskuler. Masyarakat mestinya sudah mulai waspada terhadap efek akut paparan kebisingan. Bila berkelanjutan, tuli permanen berisiko besar akan terjadi. Dampak akut umumnya bersifat sementara. Gejalanya berupa telinga berdenging/tinnitus, sakit kepala/migrain, jantung berdebar kencang, penurunan pendengaran sementara, dan insomnia.  

Kini Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim telah resmi mengeluarkan fatwa haram terhadap sound horeg. Tinggal masyarakat menanti tindak lanjut dari pemerintah dan kepolisian untuk implementasinya.  

—–o—–

*Penulis:

  • Staf pengajar senior di Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya
  • Magister Ilmu Kesehatan Olahraga (IKESOR) Unair
  • Penulis buku:
    – Serial Kajian COVID-19 (tiga seri)
    – Serba-serbi Obrolan Medis
    – Catatan Harian Seorang Dokter

Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, nusantara, update Ditag dengan:Ego, Ego dan Toleransi, Menguji Batas, Sound Horeg”, Toleransi

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Besiktas Pecat Solskjaer Setelah Gagal ke Liga Conference Europa

29 Agustus 2025 By admin

Demo Ricuh, Kapolri Pastikan Semua Permasalahan Ditangani

29 Agustus 2025 By admin

Prabowo Setujui Pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh dan Satgas PHK

29 Agustus 2025 By admin

Layanan Jamaah Haji Akan Satu Atap di Bawah Kementerian Haji dan Umrah

27 Agustus 2025 By admin

Isi Gugatan Cerai Pratama Arhan Terungkap, Rumah Tangga Retak Sejak Awal 2024

27 Agustus 2025 By admin

Taylor Swift dan Travis Kelce Resmikan “Brand Tayvis” Lewat Pertunangan

27 Agustus 2025 By admin

Wolves Bangkit Dramatis, Gagalkan Ambisi West Ham di Carabao Cup

27 Agustus 2025 By admin

Campak dan Cacingan, Cermin Kegagalan Upaya Promotif-Preventif

27 Agustus 2025 By admin

Korban Kekerasan Seksual Anak Desak Elon Musk Hentikan Peredaran Konten di Platform X

26 Agustus 2025 By admin

Inilah Ciri-Ciri Orang yang Selalu Ditolong Allah

26 Agustus 2025 By admin

Mengapa Pola Makan Bisa Mempengaruhi Risiko Kanker Paru?

26 Agustus 2025 By admin

Perusahaan Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI Terkait Integrasi ChatGPT di iPhone

26 Agustus 2025 By admin

Inter Milan Bantai Torino 5-0 di Laga Perdana Serie A

26 Agustus 2025 By admin

Konsumsi Makanan Ultra-Proses Tinggi Dikaitkan dengan Risiko Kanker Paru

26 Agustus 2025 By admin

Elon Musk Umumkan Grok 2.5 Kini Open Source

25 Agustus 2025 By admin

UNICEF: Krisis Kelaparan Gaza Disebabkan Blokade Israel, Bukan Kekurangan Pangan

25 Agustus 2025 By admin

SDN Kalirungkut I Juara KU 10 dan KU 12 Milklife Soccer Challenge Surabaya 2025

24 Agustus 2025 By zam

Membaca Itu Sehat: Manfaat Besar dan Cara Menjaganya Tetap Menyenangkan

24 Agustus 2025 By admin

Emil Audero Tampil Gemilang Saat Cremonese Hantam AC Milan 2-1 di San Siro

24 Agustus 2025 By admin

Milklife Soccer Challenge Surabaya Lahirkan Bintang Baru

24 Agustus 2025 By zam

Jumlah Jurnalis Gugur di Gaza Capai 240, Tertinggi dalam Sejarah Konflik Dunia

24 Agustus 2025 By admin

Kemendikdasmen Komitmen Sukseskan Program Digitalisasi Sekolah di Seluruh Indonesia

23 Agustus 2025 By admin

Pemkot Surabaya dan KONI Gelar Kejuaraan Multi Event Piala Wali Kota 2025

23 Agustus 2025 By admin

Mengenal Permukiman Suku Bajo di Wakatobi

23 Agustus 2025 By admin

Menlu Belanda Caspar Veldkamp Mundur karena Gagal Bela Palestina

23 Agustus 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

September 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  
« Agu    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Udinese Curi Kemenangan di Markas Inter, Juventus Tundukkan Genoa
  • Barcelona Ditahan Rayo Vallecano, Bilbao Raih Kemenangan Atas Real Betis
  • KPK Kembali Panggil Yaqut Cholil Qoumas Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji
  • MK Putuskan Wakil Menteri Dilarang Rangkap Jabatan
  • Menag Ajak Tokoh Agama Tenangkan Umat agar Tidak Terprovokasi

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.