
Surabaya (Trigger.id) – Penelitian terbaru yang diterbitkan di The BMJ pada 12 Februari 2024 menunjukkan bahwa beberapa jenis kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan risiko stroke iskemik dan serangan jantung. Studi ini menganalisis data dari lebih dari 2 juta perempuan di Denmark yang berusia 15 hingga 49 tahun dan tidak memiliki riwayat kondisi kesehatan serius seperti penggumpalan darah, endometriosis, atau sindrom ovarium polikistik pada awal penelitian.
Risiko Tertinggi pada Ring dan Patch Kombinasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang menggunakan kontrasepsi kombinasi yang mengandung estrogen dan progestin, seperti ring vagina dan patch kulit, memiliki risiko tertinggi. Penggunaan ring vagina meningkatkan risiko stroke 2,4 kali lipat dan risiko serangan jantung 3,8 kali lipat dibandingkan perempuan yang tidak menggunakan kontrasepsi hormonal. Sementara itu, penggunaan patch kulit meningkatkan risiko stroke sebesar 3,4 kali lipat.
Pil kombinasi, yang merupakan bentuk kontrasepsi hormonal paling umum dan juga mengandung estrogen serta progestin, dikaitkan dengan peningkatan dua kali lipat risiko stroke dan serangan jantung.
Pil dan Implan Progestin: Risiko Lebih Rendah, Tapi Tetap Ada
Jenis kontrasepsi yang hanya mengandung progestin, seperti pil progestin dan implan, juga menunjukkan peningkatan risiko terhadap stroke dan serangan jantung, meskipun tidak setinggi metode kombinasi. Namun, satu jenis kontrasepsi hormonal yang tidak menunjukkan peningkatan risiko signifikan adalah IUD (alat kontrasepsi dalam rahim) yang melepaskan hormon levonorgestrel.
Dr. Therese Johansson dari Royal Institute of Technology di Swedia menyebutkan bahwa sistem IUD ini merupakan satu-satunya kontrasepsi hormonal dalam studi yang tidak terkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
Perlu Diperhatikan: Risiko Tetap Rendah Secara Umum
Meskipun ada peningkatan risiko, para peneliti menekankan bahwa jumlah kasus stroke atau serangan jantung akibat kontrasepsi hormonal masih tergolong kecil. Dr. Jennifer Lewey dari Penn Medicine menyatakan bahwa risiko absolutnya tetap rendah dan tidak perlu menimbulkan kepanikan.
Contohnya, dari data yang dianalisis:
- Untuk perempuan yang tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, tingkat stroke adalah 18 kasus per 100.000 orang per tahun.
- Bagi pengguna pil kombinasi, tingkat stroke adalah 39 per 100.000 orang per tahun, dan untuk pil progestin 33 kasus.
- Untuk serangan jantung, tingkatnya adalah 8 per 100.000 orang per tahun bagi yang tidak memakai kontrasepsi hormonal, sedangkan pengguna pil kombinasi mengalami 18 kasus, dan pengguna pil progestin 13 kasus per 100.000 orang per tahun.
Keterbatasan Studi
Meski temuan ini menarik, ada beberapa keterbatasan penting. Salah satunya adalah kurangnya informasi tentang demografi wanita yang mengalami kejadian kardiovaskular. Dr. Mary Jane Minkin dari Yale School of Medicine menekankan bahwa perempuan Eropa Utara memiliki kecenderungan genetik lebih tinggi terhadap pembekuan darah, yang belum tentu berlaku bagi populasi di negara lain seperti Amerika Serikat.
Selain itu, desain studi ini tidak memungkinkan peneliti memastikan apakah kontrasepsi benar-benar penyebab utama dari peningkatan kejadian stroke atau serangan jantung. Bisa saja perempuan yang diresepkan ring atau patch memang sudah memiliki risiko kesehatan lebih tinggi, seperti obesitas atau usia lanjut, yang membuat dokter memilih metode kontrasepsi tertentu.
Kenapa Kontrasepsi Bisa Pengaruhi Kesehatan Jantung?
Penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan hubungan antara kontrasepsi hormonal dan risiko kardiovaskular. Estrogen dalam kontrasepsi dikenal memiliki efek pro-thrombotic, yakni meningkatkan kemungkinan pembekuan darah. Sementara progestogen, golongan hormon yang mencakup progestin, diketahui dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
Namun, tidak semua temuan konsisten. Beberapa studi menunjukkan bahwa progesteron alami (berbeda dari progestin sintetis) justru dapat membantu melemaskan pembuluh darah dan melindungi sistem kardiovaskular.
Penelitian ini menambah bukti bahwa jenis kontrasepsi hormonal tertentu, khususnya yang mengandung kombinasi estrogen dan progestin, dapat meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung. Meski demikian, risiko absolutnya tetap rendah. IUD yang melepaskan levonorgestrel tampak sebagai pilihan kontrasepsi hormonal yang paling aman dari sisi kesehatan jantung. Konsultasi dengan tenaga medis tetap menjadi langkah penting sebelum memilih metode kontrasepsi, terutama bagi perempuan dengan risiko kardiovaskular yang lebih tinggi. (ian)
Sumber: Health
Tinggalkan Balasan