
Surabaya (Trigger.id) – Bakteri yang berpotensi berbahaya mungkin bersembunyi di tato dan tinta riasan permanen (PMU) Anda.
Itulah kesimpulan penelitian terbaru yang dilakukan oleh Food and Drug Administration, yang menemukan bahwa 35% tinta tato komersial dan tinta rias permanen yang diuji oleh para ilmuwan mengandung kontaminasi bakteri.
Baik tato maupun riasan permanen—tato yang meniru kosmetik tradisional, seperti eyeliner—semakin populer. Keduanya melibatkan jarum yang memasukkan tinta ke dalam dermis (lapisan tengah kulit).
Temuan tersebut, yang diterbitkan pada bulan Juli di Applied and Environmental Microbiology, menunjukkan bahwa tinta yang belum dibuka dan disegel dapat menampung bakteri aerob, yang dapat hidup di permukaan kulit, serta bakteri anaerob, yang tumbuh subur di lapisan lebih dalam.
“Hal ini menunjukkan bahwa tinta tato yang terkontaminasi dapat menjadi sumber infeksi dari kedua jenis bakteri tersebut,” Seong-Jae Kim, PhD, penulis utama dan staf penelitian mikrobiologi di Pusat Penelitian Toksikologi Nasional FDA, mengatakan kepada Health.
Mencari Bakteri
Kim dan rekan-rekannya menguji 75 tinta tato dan riasan permanen dari 14 produsen domestik dan internasional berbeda yang tersedia di pasar AS.
Mereka menemukan bahwa 26 sampel dari 10 produsen memiliki tingkat kontaminasi bakteri tertentu, termasuk beberapa yang diberi label steril. Sebagian besar strain yang ditemukan dianggap “mungkin patogen”, yang berarti berpotensi menyebabkan penyakit.
Penelitian sebelumnya telah menemukan kontaminan dalam tinta tato, namun ini adalah penelitian pertama yang secara khusus menguji bakteri anaerob pada tinta tubuh, yang dapat tumbuh di lingkungan bebas oksigen.
Cara Mengurangi Risiko Infeksi
Para ahli mengatakan bahwa infeksi akibat tato atau riasan permanen tidak bisa dihindari—ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk menghindari bahaya.
Pertama, “sangat penting untuk melakukan riset untuk menemukan profesional yang memiliki reputasi dan berlisensi,” kata Levine.
Selain memeriksa ulasan dan kredensial, Nosworthy menyarankan untuk mengevaluasi komitmen seniman tato atau penyedia riasan permanen Anda terhadap keselamatan. Luangkan waktu untuk menanyakan protokol kebersihan mereka, sarannya.
Para ahli juga menyarankan untuk memberitahukan kondisi medis apa pun kepada seniman tato Anda sehingga mereka dapat menilai apakah Anda harus menghindari prosedur tersebut. “Misalnya, mereka yang memiliki kondisi seperti Lupus atau rentan terhadap keloid harus menghindari cedera kulit yang tidak perlu,” kata Nosworthy. (zam)
—000—
Sumber: Health
Tinggalkan Balasan