
Surabaya (Trigger.id) – Untuk mendapatkan cinta Allah SWT, ada beberapa cara yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan hadits. Cinta kepada Allah Swt. dalam Islam disebut mahabbatullah. Cinta kepada Allah Swt. merupakan tingkatan cinta tertinggi bagi muslim sekaligus unsur terpenting dalam beribadah.
Cinta kepada Allah tumbuh dari pengaruh akal dan jiwa yang melihat kekuasaanNya di langit maupun bumi. Cinta ini kemudian dapat tumbuh semakin kuat, setelah seseorang merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an serta berzikir. Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 165 sebagai berikut:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ ٱللَّهِ ۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ إِذْ يَرَوْنَ ٱلْعَذَابَ أَنَّ ٱلْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعَذَابِ
Artinya: Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (QS. Al-Baqarah [2]: 165).
Tanda-tanda bahwa mencintai hambanya ketika ia diberi kekayaan dan kemudahan:
1. Diberi kekayaan dan kemudahan: Allah memberikan rezeki yang cukup dan memudahkan urusannya (QS. Al-Dukhan: 18-19):
أَنْ أَدُّوٓا۟ إِلَىَّ عِبَادَ ٱللَّهِ ۖ إِنِّى لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ. وَأَن لَّا تَعْلُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ ۖ إِنِّىٓ ءَاتِيكُم بِسُلْطَٰنٍ مُّبِينٍ
Artinya: (dengan berkata): “Serahkanlah kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israil yang kamu perbudak). Sesungguhnya aku adalah utusan (Allah) yang dipercaya kepadamu, Dan janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata. (QS. Al-Dukhan: 18-19):
2. Diberi kesempatan untuk beribadah: Allah memberikan kesempatan untuk melakukan ibadah dengan baik dan tekun (QS. Al-Mu’minun: 1-2).
قَدْ أَفْلَحَ ٱلْمُؤْمِنُونَ. ٱلَّذِينَ هُمْ فِى صَلَاتِهِمْ خَٰشِعُونَ
Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya, (QS. Al-Mu’minun: 1-2).
3. Diberi kebijaksanaan dan pengetahuan: Allah memberikan kebijaksanaan dan pengetahuan yang benar (QS. Al-An’am: 50).
قُل لَّآ أَقُولُ لَكُمْ عِندِى خَزَآئِنُ ٱللَّهِ وَلَآ أَعْلَمُ ٱلْغَيْبَ وَلَآ أَقُولُ لَكُمْ إِنِّى مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰٓ إِلَىَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلْأَعْمَىٰ وَٱلْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ
Artinya: Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: “Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?” Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?”. (QS. Al-An’am: 50).
4. Diberi kesabaran dan ketabahan: Allah memberikan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi cobaan (QS. Al-Baqarah: 143).
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَٰكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُوا۟ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَيَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا ٱلْقِبْلَةَ ٱلَّتِى كُنتَ عَلَيْهَآ إِلَّا لِنَعْلَمَ مَن يَتَّبِعُ ٱلرَّسُولَ مِمَّن يَنقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ ۚ وَإِن كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى ٱلَّذِينَ هَدَى ٱللَّهُ ۗ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَٰنَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِٱلنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Artinya: Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (QS. Al-Baqarah: 143).
5. Diberi kepercayaan diri: Allah memberikan kepercayaan diri dan kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat (QS. Al-A’raf: 181).
وَمِمَّنْ خَلَقْنَآ أُمَّةٌ يَهْدُونَ بِٱلْحَقِّ وَبِهِۦ يَعْدِلُونَ
Artinya: Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan. (QS. Al-A’raf: 181).
Untuk mendapatkan cinta Allah SWT, kita juga harus mengikuti Sunnah Nabi Muhammad SAW. Allah SWT berfirman dalam QS. Ali-Imran ayat 31:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Mengikuti sunnah Rasulullah SAW menunjukkan kecintaan kita kepada Allah dan ketaatan pada Rasul-Nya. Dengan begitu, Allah akan membalas dengan mencintai kita.
Memperbanyak dzikir, berdoa, dan mengingat Allah dalam setiap keadaan akan mendekatkan kita kepada-Nya. Orang yang selalu mengingat Allah akan merasakan ketenangan hati dan mendapatkan kasih sayang-Nya.
Bertakwa senantiasa menjaga hubungannya dengan Allah dan sesama manusia, sehingga mendapatkan cinta-Nya. Bersabar menunjukkan ketaatan kita pada Allah dan keikhlasan dalam menerima takdir-Nya.
Lalu orang-orang yang berharap datangnya cinta Allah, maka kita harus senantiasa berbuat kebaikan (ihsan). Ihsan adalah melakukan kebaikan dengan niat tulus karena Allah, baik kepada sesama manusia, makhluk lain, maupun alam.
Taubat yang sungguh-sungguh (taubatan nasuha) akan membuat dosa kita diampuni dan Allah mencurahkan cinta-Nya kepada kita. Bertawakal menunjukkan keyakinan penuh kepada Allah sebagai satu-satunya Dzat yang mengatur segala sesuatu.
Ketaatan pada perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya adalah tanda cinta kita kepada-Nya. Mencintai sesama muslim tanpa pamrih dan karena Allah semata akan menumbuhkan cinta-Nya kepada kita. Dengan memperbanyak amal shalih, kita semakin dekat dengan Allah.
Cinta Allah adalah puncak dari segala harapan seorang hamba. Untuk mendapatkannya, kita harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah melalui ketaatan, kesabaran, kebaikan, serta menjauhi segala larangan-Nya. Jika Allah mencintai kita, maka hidup di dunia akan penuh keberkahan, dan di akhirat kelak kita akan mendapatkan rahmat dan kebahagiaan abadi di sisi-Nya. (ian)
Tinggalkan Balasan