

Merokok bisa dibilang sudah menjadi bagian dari tradisi masyarakat (Jawa). Imam Budhi Santoso dalam bukunya “Ngudud Cara Orang Jawa Menikmati Hidup” menuliskan, “bisa jadi hanya dengan rokok murahan, rokok tingwe (ngelinting dewe) atau puntung sekalipun, wong cilik di Jawa dapat terus berdiri dan mandiri.
Sehingga tak berlebihan jika masyarakat khususnya yang tinggal di Pulau Jawa menganggap rokok bukan sekedar identitas gender. Bahwa laki-laki harus merokok sementara jika ada perempuan merokok dianggap tabu. Di sebagian masyarakat pandangan seperti itu terabaikan.
Mereka melupakan sejenak beban hidup yang tak mungkin lagi digambarkan dengan kata dan bahasa. Dan dari situ pula mereka mampu terus bertahan dan membangun sejarah di tanah.
Di sisi lain, penyebab meningkatnya popularitas rokok linting sendiri (bhs Jawa: linting dewe – Tingwe) di kalangan masyarakat bisa berasal dari beberapa faktor. Beberapa alasan umumnya melibatkan preferensi individual, persepsi harga cukai rokok yang semakin mahal sehingga mereka beralih ke tingwe yang lebih terjangkau, dan keinginan untuk memiliki kontrol diri lebih besar terhadap jenis tembakau dan bahan tambahan yang digunakan.
Kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) di tengah pandemi Covid-19 membuat perokok dihadapkan pilihan sulit. Dengan harga rokok yang makin mahal, mereka harus memilih untuk mempertahankan selera merokok mereka atau beralih ke merk atau cara lain dalam menikmati rokok untuk sejenak melupakan beban kehidupan.
Sebagai catatan, CHT rata-rata naik sebesar 23% pada 2020 dan 12,5% pada 2021. Sementara itu, pandemi Covid-19 yang membuat banyak orang kehilangan pendapatan atau bahkan kehilangan pekerjaan.
Banyak orang kemudian memilih cara lain untuk menikmati rokok tetapi dengan ongkos lebih murah. Salah satunya adalah dengan tingwe. Tingwe atau nglinthing dhewe (melinting sendiri) adalah proses menggulung tembakau dengan membubuhkan rempah pilihan sendiri.
Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi beralihnya masyarakat ke tingwe sebagai berikut:
- Kontrol atas Bahan dan Rasa: Orang-orang yang merokok linting sendiri memiliki kontrol penuh terhadap jenis tembakau, kertas rokok, dan campuran bahan tambahan yang mereka gunakan. Beberapa orang menganggap bahwa ini memberi mereka kesempatan untuk mengurangi paparan terhadap bahan kimia tertentu atau memilih rasa yang mereka sukai.
- Persepsi Harga: Beberapa individu mungkin merasa bahwa merokok linting sendiri dapat menjadi pilihan ekonomis karena mereka dapat memilih tembakau dan kertas yang lebih terjangkau daripada rokok bermerek. Meskipun investasi awal mungkin diperlukan untuk membeli peralatan melinting, beberapa orang melihatnya sebagai investasi jangka panjang yang lebih hemat.
- Peningkatan Kesadaran Kesehatan: Kesadaran masyarakat tentang risiko kesehatan yang terkait dengan merokok telah meningkat, dan beberapa individu mungkin berpikir bahwa dengan merokok linting sendiri, mereka dapat mengontrol lebih baik apa yang mereka hisap dan mengurangi paparan terhadap bahan kimia tertentu.
- Kreativitas dan Kepuasan: Beberapa orang menemukan kepuasan dalam merakit rokok mereka sendiri dan melihatnya sebagai bentuk ekspresi kreativitas. Selain itu, pengalaman merokok linting sendiri dapat memberikan kepuasan lebih karena perasaan “kerja keras” atau keterampilan pribadi yang terlibat.
Meskipun rokok linting sendiri semakin populer, ini tidak secara langsung mengancam eksistensi pabrik rokok nasional. Pabrik rokok masih memainkan peran penting dalam menyediakan rokok bermerek yang dikemas secara massal untuk konsumen yang lebih memilih kenyamanan dan konsistensi. Selain itu, industri rokok bermerek memiliki sumber daya dan kekuatan pemasaran yang besar.
Namun, pergeseran preferensi konsumen dapat mempengaruhi pasar dan mungkin mendorong perubahan dalam strategi pemasaran dan produksi bagi pabrik rokok. Beberapa perusahaan rokok besar bahkan telah merespons tren ini dengan memperkenalkan produk tembakau linting sendiri atau menyediakan opsi tambahan bagi konsumen yang lebih suka merokok linting sendiri. Dengan demikian, industri rokok terus beradaptasi dengan perubahan preferensi konsumen untuk mempertahankan eksistensinya di pasar.
Referensi: AI dan berbagai sumber lain
Tinggalkan Balasan