
Surabaya (Trigger.id) – Video kesehatan semakin populer di media sosial, tetapi tidak semua informasi yang dibagikan akurat. Sebuah studi terbaru yang diterbitkan di JAMA Network Open pada 26 Februari menemukan bahwa banyak influencer mempromosikan tes medis yang bisa lebih merugikan daripada menguntungkan.
Para peneliti menganalisis 982 unggahan di Instagram dan TikTok yang membahas lima jenis tes medis: MRI seluruh tubuh, tes darah kanker, tes testosteron, tes hormon untuk menghitung jumlah sel telur, dan tes mikrobioma usus. Sayangnya, sebagian besar unggahan tidak menyebutkan risiko seperti overdiagnosis atau misdiagnosis.
Lebih dari 84% unggahan bersifat promosi, dan 68% pemilik akun memiliki kepentingan finansial dalam merekomendasikan tes tersebut. Bahkan, lebih dari separuh unggahan mendorong orang untuk langsung melakukan tes. Namun, unggahan dari dokter cenderung lebih objektif dan membahas risiko yang ada.
Studi ini mengingatkan bahwa banyak tes yang dipromosikan belum terbukti manfaatnya bagi semua orang. Berikut penjelasan mengenai lima tes medis populer di media sosial dan apakah Anda benar-benar membutuhkannya:
1. MRI Seluruh Tubuh
Tes MRI seluruh tubuh diklaim dapat mendeteksi lebih dari 500 kondisi kesehatan, termasuk kanker, tanpa radiasi. Namun, hasilnya sering kali menunjukkan banyak temuan yang tidak relevan atau bahkan menyesatkan. Tes ini juga mahal, sekitar Rp40 juta per pemeriksaan. Para ahli menegaskan bahwa MRI seluruh tubuh hanya disarankan bagi individu dengan risiko tinggi terkena kanker.
2. Tes Darah Kanker
Tes ini bertujuan mendeteksi zat yang dilepaskan oleh sel kanker dalam darah. Meskipun menjanjikan, tes ini belum cukup akurat untuk mendiagnosis kanker. Banyak hasil positif palsu yang justru menyebabkan kecemasan dan tes lanjutan yang tidak diperlukan. Saat ini, belum ada tes darah kanker multipenyakit yang disetujui oleh FDA.
3. Tes Testosteron
Tes ini populer di kalangan pria untuk memeriksa kadar hormon testosteron. Namun, dokter mengingatkan bahwa kadar testosteron bervariasi secara alami setiap hari. Tanpa indikasi medis yang jelas, tes ini sering kali tidak diperlukan.
4. Tes Hormon AMH
Dikenal sebagai “tes penghitung sel telur,” AMH mengukur kadar hormon yang berhubungan dengan jumlah sel telur dalam ovarium. Banyak yang menggunakannya untuk menilai kesuburan, tetapi tes ini tidak dapat memprediksi kualitas sel telur atau kemungkinan kehamilan.
5. Tes Mikrobioma Usus
Tes ini mengklaim bisa menganalisis bakteri di dalam usus dan memberikan rekomendasi kesehatan. Namun, penelitian tentang manfaatnya masih terbatas. Komposisi bakteri usus sangat kompleks dan terus berubah, sehingga tes ini tidak selalu memberikan informasi yang dapat diandalkan.
Kesimpulan
Media sosial sering kali memberikan informasi yang tidak seimbang tentang tes medis. Para ahli menyarankan agar masyarakat tidak terburu-buru melakukan tes tanpa berkonsultasi dengan dokter. Banyak dari tes ini mahal, belum terbukti manfaatnya, dan bisa menimbulkan kecemasan yang tidak perlu. Sebelum menjalani tes medis, pastikan untuk mendapatkan informasi dari sumber yang terpercaya dan berbasis ilmiah. (bin)
Sumber: Health
Tinggalkan Balasan