
Surabaya (Trigger.Id)-Bubi Chen memang sudah 10 tahun lalu meninggal dunia. Tepatnya 16 Pebruari 2012 di Tlogorejo Semarang. Tetapi karya-karya sang maestro pianis asal Surabaya tersebut menjadi sebuah katalog dan referensi musik jazz yang mahal harganya.
Suatu saat Bubi Chen bercerita, karya-karyanya berserakan dimana-mana. Bahkan belum seluruhnya terdokumentasi dengan baik. Maklum saat itu yang ada di pikiran Bubi Chen bagaimana membuat karya yang bagus, yang bisa dinikmati banyak pecinta jazz, tanpa berpikir jauh untuk menata satu demi satu karya-karya tersebut.
Ada rekaman Bubi Chen di Amerika Serikat bersama beberapa musisi setempat, tetapi Bubi tidak ingat persis kapan dan pada saat apa karya tersebut dibuat. Lalu ada juga karya-karya Bubi Chen di Australia, yang tidak beredar karena hak edarnya “dimiliki” orang lain.
Namun beruntung di saat Bubi Chen tidak memikirkan hal tersebut, ternyata ada produser rekaman di Amerika Serikat menghubunginya, untuk memberikan royalti karena karya tersebut akan diproduksi ulang. Padahal lagi-lagi Bubi Chen sudah tidak ingat kapan karya tersebut dibuat.
Rasanya dari situ saja, tidak ada musisi jazz sekaliber Bubi Chen, yang begitu banyak karyanya, begitu banyak pengagumnya, dan bahkan tidak sedikit musisi jazz Amerika dan Eropa menaruh hormat padanya.
Meskipun menekuni dan sangat piawai memainkan cord-cord jazz, tetapi dalam banyak kesempatan permainan piano Bubi Chen sangat cair dan lentur masuk ke genre musik yang lain, termasuk musik-musik tradisional.
Sebut saja bagaimana kolaborasi Bubi dengan Mang Uking Sukri, pemusik asal Sunda Jawa Barat. Lewat album “Kedamaian” yang direkam tahun 1989, ada beberapa komposisi yang sangat indah, bagaimana seruling Sunda Mang Uking ditimpali dentingan piano khas Bubi Chen.
Kritikus musik Denny Sakrie pernah berkomentar, Om Bubi adalah orang yang sangat ramah dan selalu menyunggingkan senyum.Sahabatnya banyak, dari berbagai kalangan. Dalam bermusik Bubi Chen adalah sosok yang fleksibel dan cair. Meskipun musik yang dimainkannya adalah jazz, tapi dia bisa diajak berkolaborasi dengan siapa saja.
Bubi Chen pernah juga diminta penyanyi Doel Sumbang, untuk mengisi beberapa part lagunya. Termasuk gitaris kelompok Padi, Piyu juga pernah kebingungan memilih “take” keberapa dari permainan piano Bubi Chen yang dimasukkan ke dalam salahsatu lagunya. Kata Piyu, semuanya bagus Om Bubi.
“Tidak ada musik bagus atau jelek, yang ada musik yang kamu suka atau tidak kamu suka”, begitu tandas sang maestro menanggapi kecintaan seseorang pada karya seni musik.
Meskipun tinggal di Surabaya, sosok Bubi Chen tidak mengalami kesulitan untuk bergaul dengan siapapun.
Begitu cintanya pada kota kelahirannya, Bubi Chen tidak mau hijrah ke kota lain misalnya Jakarta, hanya untuk mencari kesempatan berkembang yang lebih luas.
Bubi Chen adalah Bubi Chen. Musisi asli Suroboyo yang begitu cintanya pada Kota Pahlawan ini. Dan pada suatu kesempatan Bubi Chen pernah bilang, aku cinta Suroboyo tapi mana cintanya arek Suroboyo pada musisi asli Suroboyo. Naaah Khan…. Siap salah Om!.(isa)
Tinggalkan Balasan