• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Pemilu dan Refleksi Hari Kanker Sedunia

5 Februari 2024 by admin Tinggalkan Komentar

Ada suatu kisah yang patut menjadi renungan dan inspirasi kita bersama. Cerita itu sebenarnya sudah relatif lama, tetapi membawa memori indah bagi penyandang kanker.

Kisahnya terjadi pada Mei 2016. Seorang bocah Belanda yang dijuluki “Super Tijn”, mampu membuat Negeri Kincir Angin itu “menangis”. Usianya baru enam tahun, saat dia divonis menderita kanker otak. “Anehnya” si bocah tidak merasa sedih. Dia  merasa masih sangat beruntung. Pasalnya menurut dokter yang merawatnya, banyak anak yang senasib dengannya. Bedanya Tijn bisa berobat, karena keluarganya tergolong mampu secara finansial.

Banyak anak lainnya di seluruh dunia tidak seberuntung Tijn. Mereka hanya pasrah “menanti” kematian. Luar biasanya, bocah itu dengan caranya sendiri berusaha “menggalang dana”. Bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk anak-anak lainnya yang senasib dengannya. Caranya sangat unik. Dia menawarkan mengecat kuku teman-teman sekolahnya dengan kuteks. Biayanyapun sangat ramah bagi kantong teman-teman kecilnya. Kiatnya tersebut sangat menyentuh rasa kemanusiaan teman-temannya.

Baca juga: Vaksin m-RNA, Terapi Inovasi Melawan Kanker Pankreas

Baca juga: Kanker Serviks Pembunuh Terbanyak Wanita di Indonesia

Singkat cerita, upaya si bocah yang tidak biasa itu terekspos ke seluruh pelosok negeri. Dalam waktu yang relatif singkat, banyak penyandang dana yang tergerak ikut termotivasi. Dana yang mereka kumpulkan,bertujuan membantu perawatan orang lainnya yang secara ekonomi tidak mampu mengakses pelayanan kesehatan.Meski akhirnya Tijn tidak mampu diselamatkan nyawanya, namun inspirasi yang diciptakannya masih “hidup” hingga sekarang.

Apa hikmah dari kisah inspiratif itu? Pertama. Selama ini masyarakat masih “salah dalam memahami”, bahwa kanker hanya akan terjadi pada orang dewasa atau lansia. Pendapat itu tidak seluruhnya salah. Data epidemiologi menunjukkan, bahwa semakin bertambah usia seseorang, maka risiko terkena kanker akan semakin meningkat pula.

Kedua.Khalayak sudah sangat mengerti, bahwa mayoritas penyakit keganasan tersebut akan berakhir dengan menyedihkan. Terutama bagi masyarakat menengah ke bawah yang tidak mampu mengakses pelayanan kesehatan, dengan alasan apa pun. Sudah lazim diketahui, bahwa prognosis kanker jenis tertentu pada umumnya kurang baik.Terutama yang baru terdeteksi/berobat pada fase yang sudah lanjut.

Ketiga.Masyarakat sudah mafhum, bahwa pengobatan kanker cenderungmemakan biaya sangat besar. Meski di Indonesia sebagian biaya pengobatannya bisa ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, tetapi  berisiko besar bagi kehidupan sosial penyandang kanker dan keluarganya. Hampir bisa dipastikan, mereka akan bolak-balik ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk berobat. Itu sangat menyita waktu, tenaga, pikiran, dan biaya.Acap kali  penyandang kanker akan mengalami kesulitan dalam bekerja, bahkan berujung pada pemutusan hubungan kerja(PHK). Bagi sebuah keluarga yang terkena dampak penderitaan akibat kanker, kondisi tersebut bagaikan pepatah“sudah jatuh tertimpa tangga”.

Berdasarkan data Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) 2023, kanker dikategorikansebagai kasus katastropik(berbiaya tinggi). Pembiayaannya menduduki peringkat kedua,setelah penyakit jantung. Dalam alokasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), biaya keseluruhannya mencapai 4,3 triliun. Bila dibuat rata-rata,anggaran  pengobatannya bisa menghabiskanseratus juta rupiah perorang per  bulan.Komponen biaya itu terdiri dari kemoterapi, radioterapi, operasi, dan imunoterapi berbasiskan pengobatan presisi. Sungguh angka-angka itu terbilang fantastis untuk kondisi rakyat Indonesia seperti saat ini.

Keempat.Tidak mudah untuk menggalang dana  yang ditujukan untuk riset pengembangan teknologi terkini pengelolaan suatu kanker. “Peluang” itulah yang seharusnya diambil oleh para politikus negeri ini. Khususnya saat berkampanye program kesehatan,  menghadapi kontestasi pesta demokrasi 14 Februari 2024. Banyak kisah penyandang kanker yang bisa menginspirasi pasangan Capres/Cawapres  Indonesia, dalam mengambil kebijakan yang akan diputuskan nantinya. Waktunya pun sangat tepat, karena bersamaan dengan peringatan hari kanker sedunia tanggal 4 Februari 2024.

Menanti kebijakan melawan kanker

Berbagai kisah inspiratif, mampu mendorong penelitian dalam bidang pencegahan dan pengobatan kanker. Terutama bila dialami secara langsung oleh seorang figur publik. Misalnya yang terjadi pada keluarga Joe Biden, presiden Amerika Serikat saat ini. Beau Biden, putra tertuanya, juga meninggal karena kanker otak pada Mei 2015. Di sisi lain, ibu negara Jill Biden mengalami kanker kulit, tetapi dapat disembuhkan. Peristiwa itu mampu menginisiasi berdirinya National Cancer Moonshot yang  memprakarsai banyak riset mengenai kanker. Pendanaannya tidak hanya berasaldari partisipasi filantropi, tetapi juga dikuatkan melalui suatu undang-undang. Aktivitasnya mampu mengorganisir hampir seluruh peneliti kanker dari seluruh dunia. Tugasnya memerangi kanker !

Di Indonesia, kita tidak perlu harus menunggu “kisah pilu” dari seorang figur publik. Segenap warga bisa digerakkan dalam misi melawan kanker. Kuncinya terletak pada visi dan misi Capres/Cawapres, dalam upaya perlawanan terhadap kanker. Kampanye politik atau debat Capres/Cawapres, merupakan media yang tepat dalam menginisiasi gerakan yang lebih masif melawan penyakit yang tidak mudah ditaklukkan itu.

Sejatinya kanker bukan disebabkan oleh “nasib buruk” yang menimpa seseorang. Banyak faktor yang melatarbelakangi risiko seseorang yang akhirnya menimbulkan kanker. Setiap jenis kanker memiliki faktor risikonya masing-masing. Bersifat spesifik, artinya antara satu individu dengan individu lainnya bisa berbeda. Mayoritas faktor risikonya adalah “kesalahan” pada diri kita sendiri, sebagai akibat pola hidup yang tidak sehat. Kebiasaan makanan yang buruk, merokok, minimnya aktivitas fisik, kegemukan/obesitas, hingga konsumsi alkohol, secara kumulatif merupakan 70-90 persen risiko pemicunya. Sisanya sekitar 10-30 persen kasus, terkait dengan faktor genetik atau unsur lainnya yang belum bisa diidentifikasi.

Saat pandemi COVID-19 berlangsung, fasilitas pelayanan kesehatan mengalami tekanan hebat. Hampir semua sumber daya bidang kesehatan yang kita miliki, difokuskan bagi mitigasi dampak buruk pandemi. Akibatnya, pengelolaan kasus-kasus medis non-COVID-19 menjadi relatif terbengkalai, termasuk terhadap kanker. Persoalan itu membawa efek pemburukan penyakit yang dampak kerugiannya terasa hingga kini. Probabilitas kesembuhan melalui operasi, kemoterapi, radiasi, atau modalitas terapi lainnya, menjadi terhambat secara signifikan. Keterlambatan penanganan, memantik peningkatan stadium kanker yang berujung pada peningkatan risiko kematian.

Sejarah menunjukkan, bahwa pandemi pada masa lampau dan krisis lainnya, dapat menjadi katalis untuk membangun kembali ketertinggalan pengelolaan suatu penyakit. Paradigma yang baru, diharapkan muncul dari gagasan calon pemimpin bangsa ini. Dinantikan arah kebijakannya yang selaras dengan pemangku kepentingan lainnya, mulai dari tingkat pusat, provinsi, ataupun kabupaten/kota. Khususnya dalam hal mitigasi melawan kanker.

—–o—–

*Penulis :
Staf pengajar senior di:
Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya

Anggota Advisory Board Dengue Vaccine

Penulis buku:
* Serial Kajian COVID-19 (sebanyak tiga seri)
* Serba-serbi Obrolan Medis

Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, update, wawasan Ditag dengan:Ari Baskoro, Hari Kanker Sedunia, Pemilu, Pemilu dan Refleksi, Refleksi Hari Kanker Sedunia

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Film Terakhir Fast & Furious Tayang 2027, Vin Diesel: Brian Kembali Hadir

1 Juli 2025 By admin

Makepung, Pacuan Kerbau Pelestari Tradisi dan Identitas Budaya Bali

1 Juli 2025 By admin

Jazz: Simbol Kebebasan, Pemberontakan, dan Pertukaran Budaya Global

1 Juli 2025 By admin

Cristiano Ronaldo Tolak Piala Dunia Antarklub Demi Mimpi Terakhir di Piala Dunia 2026

30 Juni 2025 By admin

AS Desak Israel Capai Gencatan Senjata dan Pertukaran Tawanan di Gaza

30 Juni 2025 By admin

Indonesia Harus Siapkan Regulasi AI Demi Wujudkan Kedaulatan Digital

30 Juni 2025 By admin

Maratua Jazz & Dive Fiesta 2025 Dimulai, Kolaborasi Irama dan Alam Tarik Ribuan Wisatawan

30 Juni 2025 By admin

Dua Gol Harry Kane Antar Bayern Muenchen Lolos ke Perempat Final Piala Dunia Antarklub 2025

30 Juni 2025 By admin

Jeff Bezos dan Lauren Sanchez Akhiri Pesta Pernikahan Megah Selama Tiga Hari di Venesia

30 Juni 2025 By admin

Membuka Pintu Keberkahan Rezeki, Belajar Dari Kisah Abdurrahman bin Auf RA

30 Juni 2025 By admin

Yoan Bonny Segera Bergabung dengan Inter Milan dari Parma

30 Juni 2025 By admin

Marc Marquez Juarai MotoGP Belanda 2025, Samai Rekor Giacomo Agostini

30 Juni 2025 By admin

Waspada Empat Hal yang Meracuni Hati

29 Juni 2025 By admin

Katy Perry Absen dari Pernikahan Jeff Bezos dan Lauren Sánchez

29 Juni 2025 By admin

Riuhnya Festival Kuda Tradisional Cibogo, Warisan Budaya Rakyat Sumedang

29 Juni 2025 By admin

Berjalan Lebih dari 100 Menit Sehari Bisa Kurangi Risiko Sakit Punggung Bawah Kronis

29 Juni 2025 By admin

Israel Keluarkan Perintah Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Tengah

29 Juni 2025 By admin

Tragedi Rinjani, Kemenparekraf Tegaskan Pentingnya Kepatuhan SOP Pendakian

29 Juni 2025 By admin

Makan Mangga Setiap Hari, Apa Dampaknya terhadap Kadar Gula Darah Anda?

29 Juni 2025 By admin

Wali Kota Surabaya Ajak Pelajar Teladani Bung Karno Lewat Tur Literasi

29 Juni 2025 By admin

Trump Sebut Gencatan Senjata di Gaza Mungkin Terjadi dalam Sepekan

29 Juni 2025 By admin

Remaja Suriah Didakwa Terkait Rencana Teror di Konser Taylor Swift di Wina

28 Juni 2025 By admin

BPH Kaji Masa Tinggal Jamaah Haji Jadi 30 Hari pada Musim Haji 1447 H

28 Juni 2025 By admin

Trump Kecam Khamenei, Ancam Akan Bombardir Iran Jika Lanjutkan Program Nuklir

28 Juni 2025 By admin

Ini Jadwal Lengkap 16 Besar Piala Dunia Antarklub 2025

28 Juni 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Juli 2025
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  
« Jun    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • 10 Film Terbaik Tahun 2025, dari Horor Distopia hingga Blockbuster Superhero
  • Kunjungan Presiden Prabowo ke Saudi Perkuat Kerja Sama Strategis di Bidang Haji
  • Menkes Ajak BGN Perkuat Intervensi Gizi Ibu Hamil untuk Tekan Angka Stunting
  • Kalahkan Juventus 1-0 Real Madrid Lolos ke Perempat Final Piala Dunia Antarklub
  • Presiden Prabowo ke Arab Saudi, Bahas Isu Timur Tengah dan Kampung Haji

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.