• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Tantangan Hoax, Sukses Uji Klinis Vaksin Tuberkulosis

7 Juni 2025 by admin Tinggalkan Komentar

Oleh: Ari Baskoro*

Namanya M-72/ASO1E. Sudah barang tentu, tidak semua orang dapat memahami makna di balik kode itu. Tak lain dan tak bukan, M-72/ASO1E adalah calon vaksin melawan tuberkulosis/TB. Kini, uji klinisnya ramai diperbincangkan publik. Tidak hanya memicu santernya berita hoax, tapi juga menimbulkan “perdebatan” di masyarakat. 

Sejak kedatangan Bill Gates (BG) di Indonesia, kabar simpang siur soal M-72/ASO1E semakin merebak. Pasalnya pendiri Microsoft yang juga dikenal sebagai filantropi, diketahui sebagai penyandang dana uji klinisnya di Indonesia. Akhir-akhir ini, kabar berita tentang BG tersiar semakin deras. Diinformasikan pula, miliarder tersebut berencana mendonasikan hampir seluruh harta kekayaannya. Melalui Gates Foundation, Afrika menjadi sasaran alokasi dana bantuannya. Fokusnya pada pemberdayaan sistem kesehatan dan pendidikan yang jauh tertinggal dari negara-negara lain.

Kabar burung paling fenomenal menyangkut BG, adalah teori konspirasi asal usul virus COVID-19. Ada banyak rumor lainnya. Misalnya vaksin yang didanai kekuatan finansialnya, digunakan “mengendalikan” orang lain melalui microchip ciptaannya. Atau melalui perangkat lunak quantum-dot yang disuntikkan. Rumor yang tidak jelas juntrungannya, merupakan badai sempurna penyebaran disinformasi atau hoax. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutnya sebagai “infodemic”. 

Tumbuh suburnya berita hoax/disinformasi, tidak lepas dari rendahnya minat baca masyarakat kita. Berdasarkan data UNESCO, rakyat Indonesia berada pada urutan ke-60 dari 61 negara yang disurvei. Skornya 0,001 persen. Artinya, hanya satu di antara seribu orang Indonesia yang gemar membaca. Mayoritas lebih doyan menikmati tontonan dari semua platform media sosial. Kalau toh mengakses informasi, hanya tertarik pada segmen singkat suatu kesimpulan/ringkasan. Minimnya budaya membaca dan rendahnya literasi, berdampak pada kualitas berkomentar. Netizen negara kita, dinilai reaktif dan cenderung tidak sopan (menurut Digital Civility Index/DCI). Faktor-faktor tersebut, berpotensi memantik provokasi, hoax, fitnah, dan ujaran kebencian. Ringkasnya, belum ada budaya saring sebelum sharing di masyarakat.

Saya pribadi harus menyatakan disclaimer. Tidak ada relasinya dengan kegiatan BG di Indonesia. Tetapi yang hendak disoroti, adalah pentingnya uji klinis kandidat vaksin TB bagi masyarakat kita. Singkatnya, artikel ini murni untuk kepentingan edukasi publik semata. 

Kendala mitigasi TB

Indonesia tergolong “darurat” TB. Kini sedikitnya tercatat 1.090.000 kasus. Angka kematiannya mencapai134 ribu per tahun. Dengan kata lain, terjadi 17 kematian per jamnya. Sangat mungkin realitasnya jauh melampaui catatan itu. Sebab, epidemiologi TB ibarat fenomena gunung es. Artinya kasus yang tidak terdeteksi, bisa berkali-kali lipat dibanding yang dikonfirmasi.

Pajanan Mycobacterium tuberculosis (MTb) pada seseorang, belum tentu langsung menyebabkan jatuh sakit. Mayoritas “hanya” akan mengalami infeksi laten. Fenomena itu bisa terjadi, jika imunitasnya “sempurna” (immunocompetent). Dengan berjalannya waktu, sekitar sepuluh persen di antaranya akan berkembang menjadi TB aktif. Latar belakang penyebabnya beragam. Terbanyak akibat terganggunya sistem imun (immunocompromised). Contohnya pada lansia, penyakit autoimun, kanker, HIV/AIDS, diabetes, dan sebagainya.

Orang dengan HIV/AIDS (ODHA), paling rentan mengalami TB aktif. Diperkirakan sebanyak 30 persen ODHA, disertai TB aktif. Kondisi itulah pemicu utama kematian ODHA. Hingga Maret 2023, tercatat 522.687 ODHA di Indonesia. Sama persis dengan TB, fenomena gunung es terjadi pula pada HIV. Banyak kasus HIV di masyarakat yang tidak terdeteksi, hingga memasuki fase AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Periode transisinya bisa berlangsung bertahun-tahun. Padahal mereka sangat menular, khususnya melalui kontak seksual. AIDS merepresentasikan terjadinya degradasi sistem imun. Pengidapnya rentan terpapar mikroba jenis apa pun. Terutama TB. 

Mitigasi TB bukan persoalan sederhana. Relevansinya erat dengan rendahnya tingkat pendidikan dan pengentasan kemiskinan. Sekitar 65 persen pengidapnya, beririsan dengan problem kemiskinan. Dampaknya, memantik masalah kurang gizi, intoleransi obat, komplikasi, dan fatalitas. Umumnya mereka menghuni rumah tidak layak dengan sistem ventilasi yang buruk.

Kepatuhan mengonsumsi obat secara reguler pun, sering terkendala. Efeknya memicu munculnya TB resistan obat (TB-RO). Dampak buruknya menambah kompleksnya mitigasi.

TB laten juga memerlukan pengobatan pencegahan. Tujuannya supaya tidak berkembang menjadi TB aktif. Karena tidak menampilkan gejala spesifik, sering kali penyandangnya menghentikan pengobatan atas inisiatif sendiri. 

Riset vaksin TB

Berbagai kendala mitigasi TB, memantik upaya tindakan preventif. Sejatinya vaksinasi yang aman dan efektif, merupakan tulang punggung pencegahan penyakit menular yang paling ekonomis. BCG sebagai satu-satunya vaksin pencegah TB, sudah satu abad lamanya digunakan di seluruh dunia. Namun daya proteksinya amat terbatas. Hanya bisa mencegah seorang anak, agar tidak jatuh pada kondisi TB yang parah. Setelah remaja dan pada orang dewasa, daya proteksinya menjadi pupus. Bila terpapar MTb, justru mereka berpotensi besar sebagai sumber penularannya. 

Kini tengah dikembangkan vaksin baru melawan TB. Berdasarkan data WHO, sedikitnya terdapat 15 kandidat vaksin dari berbagai platform. Beberapa di antaranya sudah memasuki tahap uji klinis aktif. Lainnya masih dalam fase pra-klinis. Ada berbagai mekanisme yang menjadi targetnya. Misalnya mencegah terjadinya infeksi (pra-paparan), mencegah progresivitas penyakit (pasca paparan), dan imunoterapi (bertujuan memperpendek rentang waktu terapi dan menekan risiko kambuh). 

Berbeda dengan BCG yang komponen antigennya berasal Mycobacterium bovis (penyebab tuberkulosis pada sapi), struktur M72/ASO1E berasal dari MTb. Meski berbeda spesies, kedua bakteri masih “berkerabat”. Di antara keduanya, menghasilkan imunitas silang. Tetapi vaksin besutan BG, diproyeksikan lebih kuat dalam merangsang imunitas. Nantinya diindikasikan mencegah perkembangan TB laten menjadi TB aktif. 

Tahapan uji vaksin bersifat baku. Uji pra-klinis dilakukan pada hewan coba. Fase satu dilakukan pada sebagian kecil orang sehat. Fase dua pada ratusan orang dari berbagai kelompok. Fase tiga pada ribuan orang. Pengembangan M72/ASO1E pada hewan coba, dimulai sejak tahun 1999-2009. Kini telah memasuki uji klinis fase tiga. Tujuan utamanya adalah mengevaluasi efektivitas kandidat vaksin. Tujuan lainnya memastikan tingkat keamanan dan kapasitasnya menginduksi sistem imun protektif. Sejatinya masalah keamanan dan dosis vaksin, telah dievaluasi pada fase satu dan dua. Karena itulah relawan/peserta uji klinis tahap tiga, tidak bisa dilakukan pada sembarang orang. Intinya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Terutama berusia 15 hingga 44 tahun.

Semoga dengan partisipasi segenap masyarakat, mitigasi TB di Indonesia dapat terlaksana sesuai harapan. 

—–o—–

*Penulis:

  • Staf pengajar senior di Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya
  • Magister Ilmu Kesehatan Olahraga (IKESOR) Unair
  • Penulis buku:
    – Serial Kajian COVID-19 (tiga seri)
    – Serba-serbi Obrolan Medis
    – Catatan Harian Seorang Dokter
Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, update Ditag dengan:Ari Baskoro, Sukses, Tantangan Hoax, Uji Klinis, Vaksin Tuberkulosis

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Pro-Kontra Larangan Pemutaran Lagu Indonesia di Kafe & Restoran, Adakah Titik Temunya?

14 Agustus 2025 By admin

Cek Kesehatan Gratis Siswa, Pintu Masuk Efisiensi Anggaran MBG

14 Agustus 2025 By admin

Menapaki Jejak Sejarah Candi Cetho di Lereng Gunung Lawu

14 Agustus 2025 By admin

Hari Kebaya Nasional 2025, Mantan Ibu Negara Raih Penghargaan Ikon Pelestari Kebaya

14 Agustus 2025 By admin

Kemenag Dukung Percepatan Transisi Penyelenggaraan Haji ke BP Haji

14 Agustus 2025 By admin

Jalan Menuju Akrab dengan Allah

13 Agustus 2025 By admin

Wali Kota Surabaya Ajak ASN dan Warga Wujudkan Kampung Pancasila

13 Agustus 2025 By admin

Prabowo Tekankan Birokrasi yang Praktis, Terukur, dan Akuntabel

13 Agustus 2025 By admin

KPK Dalami Proses Pembuatan SK Menag Terkait Pembagian Kuota Haji 2024

13 Agustus 2025 By admin

Menkes Pastikan Program Cek Kesehatan Gratis Pelajar Jangkau Daerah Terpencil

12 Agustus 2025 By admin

Benjamin Sesko Yakin Manchester United Segera Bangkit

12 Agustus 2025 By admin

Palestina Serukan Solidaritas Global untuk Lindungi Jurnalis Gaza

12 Agustus 2025 By admin

Chelsea Bungkam AC Milan 4-1 di Laga Pramusim Stamford Bridge

11 Agustus 2025 By admin

Pentingnya Menjaga Kehormatan Diri dalam Pandangan Islam

11 Agustus 2025 By admin

Minuman Penenang: Benarkah Efektif atau Sekadar Janji Manis?

11 Agustus 2025 By admin

Empat Jurnalis Al Jazeera Tewas dalam Serangan Israel di Dekat RS Al-Shifa

11 Agustus 2025 By admin

Netanyahu Pertahankan Rencana Kendalikan Gaza, Israel Dikecam di PBB

11 Agustus 2025 By admin

Kirana Children Choir Harumkan Indonesia, Raih Emas di A Voyage of Songs 2025 Thailand

10 Agustus 2025 By admin

Mensos Pastikan Pengadaan Laptop untuk Sekolah Rakyat Transparan dan Bebas Korupsi

10 Agustus 2025 By admin

Nasi Hangat vs Nasi Dingin: Mana Lebih Sehat?

10 Agustus 2025 By admin

Manchester United Resmi Rekrut Striker Muda Benjamin Sesko dari RB Leipzig

10 Agustus 2025 By admin

Menjaga Kelestarian Rusa Timor: Kado Manis untuk Masa Depan Konservasi

10 Agustus 2025 By admin

Pelatih Persebaya Kecewa Usai Kalah 0-1 dari PSIM di Kandang Sendiri

9 Agustus 2025 By admin

Investigasi Kuota Haji: KPK Bidik Dugaan Penyimpangan, Yaqut Cholil Qoumas Akan Dipanggil Ulang

9 Agustus 2025 By admin

Seberapa Cepat Usia Jantung Anda Bertambah?

9 Agustus 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Agustus 2025
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
« Jul    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Alicia Silverstone: Ratu ’90-an yang Kembali Bersinar
  • Bayern Muenchen Juara Piala Super Jerman 2025 Usai Kalahkan Stuttgart
  • Mengapa Harus 10.000 Langkah Sehari?, Studi Terbaru Ungkap Jumlah yang Sebenarnya
  • Tren Jalan Kaki 6-6-6 Diklaim Bermanfaat untuk Turunkan Berat Badan dan Jaga Jantung, Apa Kata Ahli?
  • Tom Cruise Tolak Penghargaan Kennedy Center 2025 dari Trump

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.