
Padang (Trigger.id) — Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) akan segera membentuk satuan tugas (satgas) dan tim kelompok kerja guna mempercepat peningkatan jumlah dokter di Indonesia. Langkah ini diambil sebagai respons atas arahan Presiden Prabowo Subianto terkait penambahan fakultas kedokteran di perguruan tinggi dalam negeri.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikti Saintek, Khairul Munadi, menyampaikan bahwa pembentukan satgas ini menjadi langkah awal konkret dalam mengatasi krisis kekurangan dokter yang selama ini menjadi perhatian nasional. Hal itu disampaikannya saat menghadiri kegiatan akademik di Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat (27/6/2025).
“Indonesia saat ini masih kekurangan tenaga dokter, terutama di daerah terpencil dan luar Jawa. Dengan membentuk satgas ini, kita akan mempercepat pendirian fakultas kedokteran baru yang terakreditasi dan menambah daya tampung pendidikan dokter,” ujar Khairul.
Kebutuhan Mendesak Dokter Umum dan Spesialis
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2024, rasio dokter di Indonesia baru mencapai 0,47 per 1.000 penduduk, jauh di bawah standar ideal WHO yaitu 1 dokter per 1.000 penduduk. Untuk menutup kesenjangan tersebut, Indonesia setidaknya membutuhkan tambahan lebih dari 100.000 dokter dalam 10 tahun ke depan.
“Presiden ingin kita tidak hanya memperbanyak jumlah dokter umum, tapi juga dokter spesialis yang sangat langka, seperti spesialis anak, anestesi, dan bedah,” tambah Khairul Munadi.
Kemitraan dan Pemerataan
Kemendikti Saintek juga akan menggandeng perguruan tinggi yang sudah memiliki fakultas kedokteran untuk mendampingi universitas baru melalui skema twinning program. Dengan pendekatan ini, kampus yang baru mendirikan fakultas kedokteran akan mendapatkan dukungan akademik, tenaga pengajar, serta fasilitas laboratorium dan rumah sakit pendidikan dari kampus mitra.
Selain itu, Khairul menyebut bahwa pendirian fakultas kedokteran tidak boleh hanya berpusat di Pulau Jawa. “Kita ingin kampus-kampus di luar Jawa, seperti di Papua, Nusa Tenggara, dan Kalimantan, juga mendapat prioritas dalam pembentukan fakultas kedokteran. Ini bagian dari komitmen pemerataan akses layanan kesehatan,” ujarnya.
Langkah Strategis Lainnya
Tak hanya membentuk satgas, Kemendikti Saintek juga tengah menyusun regulasi percepatan perizinan fakultas kedokteran, reformasi kurikulum berbasis kompetensi, serta mendorong digitalisasi pembelajaran kedokteran untuk menjangkau daerah-daerah yang sulit mengakses pendidikan medis secara konvensional.
Program beasiswa pendidikan dokter spesialis juga akan diperluas, termasuk dengan membuka lebih banyak slot kerja sama luar negeri bagi dokter Indonesia untuk mengambil pendidikan lanjut di negara sahabat.
Dengan berbagai langkah tersebut, pemerintah menargetkan dalam lima tahun ke depan dapat menambah 20–30 fakultas kedokteran baru dan meningkatkan jumlah lulusan dokter secara signifikan demi menciptakan sistem kesehatan nasional yang lebih merata dan berkualitas. (ian)
Tinggalkan Balasan