• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Benarkah Kanker Usus Besar Semakin Banyak Menyasar Gen Z?

8 April 2025 by admin Tinggalkan Komentar

Ilustrasi Benarkah Kanker Usus Besar Semakin Banyak Menyasar Gen Z?. Foto/gambar: exactsciences
Oleh: Ari Baskoro

Akhir-akhir ini isu kurang sedap menimpa Gen Z (lahir 1997-2012). Berita “lama”, mengaitkan mereka dengan “generasi strawberry”. Suatu predikat yang tak seindah makna sebenarnya. Buah itu amat menarik. Terlihat cantik dengan warna merah menawan. Sebaliknya, rasa manisnya tidak mampu menghilangkan kerapuhannya. Begitulah analoginya. Tatkala gen Z menghadapi tantangan stres, ternyata gampang menyerah. Berbagai faktor melatarbelakangi gen Z rawan terpapar stres.

Kini diberitakan colorectal cancer/kanker usus besar(KUB) semakin banyak menimpa gen Z. Sejatinya bukan hanya gen Z saja, tetapi secara umum menyasar pada kaum muda. Dahulu lazimnya KUB hanya menimpa seseorang berusia lebih dari 50 tahun. Sejak tahun 2011, terjadi peningkatan insiden sebesar dua persen per tahun pada usia di bawah 50 tahun (American Cancer Society,2023). Banyak pakar dan peneliti kanker harus “berpikir ulang”. KUB bukan lagi khas lansia, melainkan berisiko menyasar kaum muda pula. Akar masalah penyebab itulah yang kini menjadi bahan riset para ahli.

Usus besar

Usus besar (kolon) merupakan bagian sistem pencernaan. Panjangnya sekitar 1,5 meter. Fungsi utamanya menyerap air dan elektrolit sisa makanan, setelah melewati usus halus. Selanjutnya dimampatkan dalam bentuk feses di rektum (panjang sekitar 15 cm), sebelum akhirnya dibuang. Pada hakikatnya buang air besar (BAB) adalah mengeluarkan sampah proses pencernaan melalui anus. KUB merepresentasikan penyakit keganasan yang menyerang kolon dan rektum.

KUB

Mayoritas KUB berjenis adenokarsinoma. Artinya bibit kankernya berasal dari sel-sel epitel yang memproduksi lendir. Fungsinya sebagai “pelumas” bagian dalam kolon dan rektum. Sel-sel epitel tersebut, berinteraksi secara aktif (“simbiosis”) dengan mikroflora komensal usus. Manfaatnya penting untuk membangun sistem imunitas. Lazimnya sel-sel saluran cerna yang telah “kedaluwarsa”/”tua” akan mati. Mekanismenya dikendalikan oleh gen “induktor kematian sel” dan terprogram secara alamiah. Di sisi lain, selalu ada pembaruan dan regenerasi sel yang berkesinambungan. Pengendalinya adalah gen “induktor kehidupan” (onkogen). Pada dasarnya kanker dipicu oleh mutasi yang terjadi pada gen pengendali. Bisa karena dominannya onkogen. Sebaliknya, dapat pula disebabkan disfungsi gen induktor kematian sel. Dampaknya memantik peningkatan pertumbuhan sel-sel abnormal, di luar kendali sistem regulasi yang fisiologis.

Penyebab mutasi telah lama menjadi kajian intensif para peneliti. Berbagai faktor disinyalir sebagai kausanya. Meski demikian benang merahnya belum bisa diuraikan secara gamblang hingga kini.

Faktor risiko

Setiap generasi memiliki tantangan hidup tersendiri. Sejak sebelum lahir hingga sepanjang usianya, berbagai faktor lingkungan berpotensi sebagai tantangan. Misalnya problem sosial, tren makanan, paparan polusi, kontaminan lingkungan (misalnya pestisida), dan pola hidup. Fokus para ilmuwan mengaitkannya dengan rokok, penggunaan alkohol, pola makan tidak sehat, kelebihan berat badan/obesitas, serta minim aktivitas fisik.

Telah terjadi pergeseran drastis preferensi makanan generasi muda. Makanan siap saji yang tidak sehat, kini menjadi kegemaran mereka. Komposisinya tergolong tinggi kalori, lemak, gula, dan garam. Sebaliknya rendah serat, vitamin, dan mineral. Mayoritas makanan siap saji berbasiskan ultra-processed food (UPF). UPF adalah makanan/minuman yang telah melewati rangkaian proses pengolahan industri. Konsekuensinya banyak mengandung aditif (pengawet-penyedap-pewarna-pemanis /“4P”). Ada pula aditif lainnya yang digunakan untuk memperbaiki tampilan atau tekstur makanan. Contoh UPF antara lain, sereal, daging olahan, sosis, roti, coklat kemasan, saus, mie instan, camilan, biskuit, es krim, minuman ringan, dan sebagainya.

Stres dan disbiosis

Usus manusia dihuni oleh triliunan mikrorganisme. Masing-masing mikrobiom/flora usus, memiliki fungsi yang berbeda-beda. Antara yang bersifat komensal (“baik”/menguntungkan) dan yang patogen (“jahat”), membentuk keseimbangan yang dinamis. Disbiosis berarti terjadi gangguan/hilangnya keanekaragaman mikrobiom yang normal. Bisa akibat menurunnya populasi mikroba “baik”. Tapi bisa juga karena pertumbuhan bakteri “jahat” yang terlampau banyak.

Stres berkepanjangan dapat memantik terjadinya disbiosis, meski mekanismenya belum dapat dijelaskan dengan pasti. Dampaknya menyebabkan disfungsi sistem imun. Padahal sistem imun lokal saluran cerna sangat penting dalam deteksi dini pertumbuhan sel kanker. Kemudian segera mengeliminasinya. Studi pengamatan jangka panjang menunjukkan adanya relevansi yang signifikan, antara stres harian dengan risiko KUB.
Dalam bidang medis, keseluruhan faktor risiko lingkungan yang diuraikan tadi disebut dengan eksposom. Pada individu tertentu yang peka secara genetik, eksposom berinteraksi memicu timbulnya KUB.

Gejala KUB tergantung pada lokasi dan stadiumnya. Separo kasus malah tidak menunjukkan gejala awal, hingga akhirnya baru terdeteksi setelah memasuki stadium lanjut. Keluhan “khas” biasanya berupa sembelit, BAB disertai darah, penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, dan gejala pencernaan lainnya.

Makanan dan minuman penting sebagai penunjang kehidupan. Tapi bijak dalam memilih konsumsi, lebih utama bagi kesehatan.

—–o—–

*Penulis:

  • Staf pengajar senior di Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya
  • Magister Ilmu Kesehatan Olahraga (IKESOR) Unair
  • Penulis buku:
    – Serial Kajian COVID-19 (tiga seri)
    – Serba-serbi Obrolan Medis
    – Catatan Harian Seorang Dokter
Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, update, wawasan Ditag dengan:Benarkah, Gen Z, Kanker Usus Besar, Menyasar, Semakin Banyak

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Berjalan Lebih dari 100 Menit Sehari Bisa Kurangi Risiko Sakit Punggung Bawah Kronis

29 Juni 2025 By admin

Israel Keluarkan Perintah Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Tengah

29 Juni 2025 By admin

Tragedi Rinjani, Kemenparekraf Tegaskan Pentingnya Kepatuhan SOP Pendakian

29 Juni 2025 By admin

Makan Mangga Setiap Hari, Apa Dampaknya terhadap Kadar Gula Darah Anda?

29 Juni 2025 By admin

Wali Kota Surabaya Ajak Pelajar Teladani Bung Karno Lewat Tur Literasi

29 Juni 2025 By admin

Trump Sebut Gencatan Senjata di Gaza Mungkin Terjadi dalam Sepekan

29 Juni 2025 By admin

Remaja Suriah Didakwa Terkait Rencana Teror di Konser Taylor Swift di Wina

28 Juni 2025 By admin

BPH Kaji Masa Tinggal Jamaah Haji Jadi 30 Hari pada Musim Haji 1447 H

28 Juni 2025 By admin

Trump Kecam Khamenei, Ancam Akan Bombardir Iran Jika Lanjutkan Program Nuklir

28 Juni 2025 By admin

Ini Jadwal Lengkap 16 Besar Piala Dunia Antarklub 2025

28 Juni 2025 By admin

Jatim Siapkan 19 Lokasi Sekolah Rakyat, Salah Satunya di Jombang

28 Juni 2025 By admin

PBB: Israel Lakukan Genosida Lewat Kekerasan Reproduksi

28 Juni 2025 By admin

Kemendikti Saintek Bentuk Satgas Akselerasi Tambah Dokter

28 Juni 2025 By admin

Keutamaan dan Bacaan Niat Puasa Muharram, Tasu’a, dan Asyura

27 Juni 2025 By admin

Khamenei Bantah Klaim Trump: Kerusakan Fasilitas Nuklir Iran Dibesar-besarkan

27 Juni 2025 By isa

KPK Duga Korupsi Kuota Haji Khusus Terjadi pada 2023–2024

27 Juni 2025 By admin

Khutbah Jumat: Hakikat Taat yang Sesungguhnya

27 Juni 2025 By admin

Jazz dan Big Band, Harmoni Dinamis dalam Sejarah Musik Dunia

26 Juni 2025 By admin

Muharram, Sejarah dan Keutamaan Amal Di Dalamnya

26 Juni 2025 By admin

Maratua Jazz & Dive Fiesta 2025: Harmoni Musik, Alam, dan Kesadaran Lingkungan di Surga Tersembunyi

26 Juni 2025 By admin

Mediator Gaza Intensifkan Upaya Gencatan Senjata, Meski Negosiasi Masih Buntu

26 Juni 2025 By admin

Begini Dahsyatnya Orang Bertawakal

26 Juni 2025 By admin

Tubuh Makin Tua, Makin Rentan Panas Ekstrem, Begini Cara Mencegahnya

26 Juni 2025 By admin

Menteri ESDM dan Pertamina Bahas Strategi Ketahanan Energi Dampak Konflik Iran-Israel

25 Juni 2025 By isa

Selat Hormuz, Nadi Energi Dunia

25 Juni 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Juli 2025
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  
« Jun    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Cristiano Ronaldo Tolak Piala Dunia Antarklub Demi Mimpi Terakhir di Piala Dunia 2026
  • AS Desak Israel Capai Gencatan Senjata dan Pertukaran Tawanan di Gaza
  • Indonesia Harus Siapkan Regulasi AI Demi Wujudkan Kedaulatan Digital
  • Maratua Jazz & Dive Fiesta 2025 Dimulai, Kolaborasi Irama dan Alam Tarik Ribuan Wisatawan
  • Dua Gol Harry Kane Antar Bayern Muenchen Lolos ke Perempat Final Piala Dunia Antarklub 2025

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.