Surabaya (Trigger.Id) – Wayang beserta nilai-nilai luhur budaya yang ada di dalamnya diyakini tidak akan pernah punah, ketika para pelakunya, pemangku kepentingan serta masyarakat sebagai penikmat wayang bekerja sama dan saling mendukung. Wayang sebagai sebuah bentuk kebudayaan yang membawa pesan-pesan atau nilai-nilai luhur peradaban, harus beradaptasi dengan zaman.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Jawa Timur DR. Hudiyono Msi. mengatakan, wayang termasuk wayang kulit itu sarat makna. Wayang sebagai salahsatu bentuk kebudayaan, bisa menjadi media penyampai pesan-pesan pendidikan, pembentukan karakter serta nilai-nilai luhur peradaban manusia. “Jadi wayang itu jangan sampai kalah dengan produk teknologi dan budaya asing, Tiktok misalnya yang sekarang digemari anak-anak muda. Justru wayang itu harus bisa memanfaatkan sarana tersebut untuk media komunikasi dengan masyarakat,” terang Cak Hud panggilan akrab mantan Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Pemprov Jatim tersebut.
Jika wayang ingin terus berkembang mengikuti arah zaman, maka para pelakunya, baik dalang, sinden, penabuh gamelannya, harus mau berkolaborasi dengan mereka yang memahami dunia teknologi digital. Mereka harus mau “ngopi dan kolaborasi” untuk menghasilkan kopilaborasi yang baik dan bermanfaat bagi semuanya, kata Hudiyono. “Wayang harus dimodifikasi dengan memanfaatkan artificial intelegence atau kecerdasan buatan, sehingga bisa diterima masyarakat luas terutama anak-anak muda,” tegas Hudiyono.
Jawa Timur, menurut Hudiyono, saat ini tercatat sebagai provinsi terbesar jaringan internetnya se Indonesia termasuk para penggunanya. Ini sangat efektif dimanfaatkan oleh pelaku kesenian wayang untuk berkomunikasi dengan penikmatnya. Saat ini tidak bisa lagi “memaksa” masyarakat menonton atau menikmati wayang semalam suntuk, tanpa diikuti sentuhan teknologi. Kalaupun toh bisa, kata Hudiyono, jumlah mereka juga tidak terlalu banyak. Karena itu, sangat penting memanfaatkan sarana digital dan kecerdasan buatan sebagai media penyampai nilai-nilai luhur budaya dan pembentukan karakter yang ada dalam wayang ke masyarakat.
Sementara itu, dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) V Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) di Kota Kediri (27-28 Pebruari 2022), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sempat mendapat kenang-kenangan berupa wayang Werkudoro dari dalang muda asal Kabupaten Ponorogo, Abi Zamzam. Khofifah mengatakan, karakter Werkudoro memiliki watak jujur, tabah, patuh, setia, berani dan kuat.
“Lungo nang Jepang sangune roti, roti kacang tuku nang Pasar Turi. Budoyo wayang ayo diopeni, ayo berjuang gak usah nunggu kompeni”. (ian)
Tinggalkan Balasan