• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Cukai MBDK, “Sekali Dayung Dua Tiga Pulau Terlampaui”

6 Februari 2024 by isa Tinggalkan Komentar

Oleh: Ari Baskoro*

Ketika seseorang sedang mengonsumsi sebuah minuman dalam kemasan, soal rasa merupakan unsur pertama yang paling disukainya. Hampir tidak pernah terlintas dalam benaknya, untuk memperhatikan komposisi nutrisi yang tercantum dalam minuman tersebut.

Mayoritas minuman dalam kemasan yang beredar di masyarakat, bercita rasa manis. Rasa itulah yang membuat minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) digandrungi semua usia, terutama oleh anak-anak. Realitas tersebut sesuai dengan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018. Disebutkan, mayoritas warga Indonesia menyukai makanan dan minuman yang manis. Sebanyak 61,3 persen responden, mengonsumsi minuman manis lebih dari satu kali per hari.

Konsumsi gula masyarakat Indonesia, jauh melampaui rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Idealnya konsumsi gula harian tidak melebihi50 gram (setara dengan empat sendok makan) per hari, garam 5 gram per hari, dan lemak 67 gram per hari. Sebagai contoh, satu botol teh berukuran 240ml memiliki kandungan gula sebanyak 18 gram, atau setara dengan 3,6 sendok teh. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi gula rata-rata penduduk Indonesia mencapai 1,123 kg per kapita per minggu (setara dengan 160 gram per hari).

Mungkin masyarakat nantinya akan terkejut, bila dalam beberapa bulan ke depan akan terjadi lonjakan harga MBDK yang digemarinya itu. Tetapi bisa jadi sikap masyarakat tetap acuh tak acuh dan masih tetap tergoda menikmati MBDK. Meski harapan pemerintah adalah pada hal yang sebaliknya, “menekan” konsumsi MBDK.

Literasi masyarakat terkait efek jangka panjang kandungan gula dalam MBDK, masih tergolong rendah. Karena itu cara “instan” untuk menekan konsumsi gula harian masyarakat adalah dengan menaikkan harganya. Respons pasar tersebut, sebagai imbas atas pemberlakuan cukai MBDK yang akan ditetapkan pemerintah. Banyak “keuntungan” yang akan didapat, baik dari sisi masyarakat maupun pemerintah. Kenapa demikian ?“Dua atau tiga pulau” mana saja yang akan dicapai  dengan “sekali dayung” menaikkan cukai ?

Pertama. Sejatinya Indonesia saat ini sedang dihadapkan pada dua masalah malnutrisi yang saling bertolak belakang. Di satu sisi, “pengentasan” stunting (tengkes) masih menjadi perhatian penting pemerintah. Tetapi di sisi lainnya, penyakit akibat “kelebihan gizi” semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Penyakit metabolik dengan segala konsekuensinya, termasuk dampaknya terhadap risiko kardiovaskuler, dari waktu ke waktu semakin membebani keuangan negara. Sepanjang tahun 2022, BPJS Kesehatan telah menangani sekitar 23,3 juta kasus penyakit katastropik (berbiaya mahal). Angka tersebut meningkat sebesar 18,6 persen, dibanding satu tahun sebelumnya. Anggarannya mencapai Rp24,1 triliun dan itu identik dengan peningkatan sebesar 34,3 persen, dibanding tahun 2021.

Penyakit katastropik yang terbanyak tersebut, berturut-turut adalah penyakit jantung, kanker, stroke, dan gagal ginjal. Tahukah anda bahwa penyakit kardiovaskuler (jantung danstroke) tadi merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia? Tahukah anda bahwasanya “induk” dari berbagai penyakit tidak menular (PTM) tadi adalah sindrom metabolik?

Baca juga: Waspada, Dinkes Surabaya Temukan Informasi Miras Sachet Dijual Bebas Tanpa Izin

Baca juga: Dituding Terbitkan Sertifikat Halal Produk Wine, Ini Respon BPJPH

Sindrom metabolik mengacu pada kumpulan gejala yang terdiri dari hipertensi, profil lemak darah yang buruk, obesitas, dan peningkatan kadar gula darah/diabetes. Pola hidup yang tidak sehat, terutama konsumsi gula harian yang berlebihan, merupakan pemicu utama timbulnya sindrom metabolik.Salah satu opsi utama efisiensi beban biaya kesehatan terhadap PTM tersebut, adalah mengerem konsumsi gula masyarakat.

Kedua. Pola konsumsi masyarakat Indonesia yang doyan terhadap makanan dan minuman manis, berdampak signifikan pada besaran nilai impor gula. Indonesia saat ini “dinobatkan” sebagai pengimpor gula terbesar di dunia. Jumlahnya mencapai 5,8 juta ton pada tahun 2022/2023. Kecenderungannya terjadi kenaikan tiap tahunnya. Kondisi demikian bisa menggerus devisa negara. Satu-satunya cara jitu adalah melakukan penghematan,dengan mengurangi konsumsi gula harian masyarakat. Penerapan cukai pada MBDK,  diprediksi dapat mengendalikan pola konsumsi gula masyarakat yang berlebihan.

Ketiga. Dengan pengenaan cukai pada MBDK, akan meningkatkan pendapatan negara.Sebenarnya pada Februari 2020, masalah cukai MBDK tersebut sudah pernah dibahas. Bahkan melalui rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR pada 27 September 2022, telah ada kata sepakat. Tetapi tarik ulur dengan berbagai kepentingan, terutama industri minuman, membuat keputusannya menjadi terkatung-katung. Sektor tersebut  diproyeksikan dapat meningkatkan penerimaan negara sebesar 2,7 hingga 6,25 triliun rupiah. Komponen kontributornya berasal dari teh dalam kemasan, minuman berkarbonasi, minuman berenergi, serta kopi dalam kemasan.

Aspek urgensi medis

Menurut riset Center for Indonesia Strategic Development Initiative (CISDI), penerapan cukai sebesar  20 persen, secara efektif dapat menurunkan konsumsi MBDK hingga 24 persen. Hasilnya diprediksi dapat mencegah 1,4 juta kasus diabetes selama 25 tahun. Diabetes yang sering disebut sebagai “induk” dari berbagai PTM, sejatinya bisa dicegah dengan cara menjalankan pola hidup sehat. Modalitas yang paling efektif dan telah teruji melalui berbagai riset, adalah dengan membatasi asupan gula. Olah raga yang teratur merupakan unsur penting lainnya, dalam upaya mencegah terjadinya diabetes.

Edukasi masyarakat agar dapat memahami informasi kandungan gula dalam setiap produk pangan, seyogianya harus selalu digaungkan. Dasar legalitasnya telah tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 30 tahun 2013. Setiap label produk pangan olahan dan pangan siap saji,harus mencantumkan informasi kandungan gula, garam, dan lemak, serta pesan kesehatan. Secara lebih terperinci, informasi nilai gizi (termasuk kandungan gula), telah ada regulasinya. Hal itu tercantum dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) nomor 26 tahun 2021.

Dalam banyak kasus, tidak selalu mudah untuk mengubah perilaku yang tidak tepat dan sudah mendarah daging. Edukasi secara berkesinambungan, diharapkan dapat mengubah pola pikir masyarakat secara bertahap. Intinya, konsumsi gula berlebih berpotensi memantik bahaya bagi kesehatan.

Mungkin patut dipertimbangkan suatu regulasi yang relatif “ekstrem”, dengan mencantumkan peringatan potensi bahaya penyakit pada setiap label MBDK. Setiap bungkus rokok sudah mengajarkan pada kita tentang tata cara peringatan itu, bukan?

—o—

*Penulis :
Staf pengajar senior di:
Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya

Anggota Advisory Board Dengue Vaccine

Penulis buku:
* Serial Kajian COVID-19 (sebanyak tiga seri)
* Serba-serbi Obrolan Medis

Share This :

Ditempatkan di bawah: jatim, Kesehatan, update, wawasan Ditag dengan:Konsumsi gula, MBDK, Minuman berpemanis, minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK), Riskesdas

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Kisah Haru Tim Rescue Surabaya Selamatkan Santri dari Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny

16 Oktober 2025 By admin

Ahli Gizi Peringatkan Tren Minum Starbucks dalam Labu Bisa Bahayakan Kesehatan

16 Oktober 2025 By admin

Argentina Lolos ke Final Piala Dunia U-20 Usai Tundukkan Kolombia 1–0

16 Oktober 2025 By admin

Arab Saudi Pastikan Tiket ke Piala Dunia 2026, Irak Lanjut ke Putaran Kelima

15 Oktober 2025 By admin

Wali Kota Eri Gandeng IKA ITS untuk Audit Struktur Bangunan Ponpes, Cegah Tragedi Serupa

15 Oktober 2025 By admin

Lansia, Genetika, dan Makan Bergizi Gratis

15 Oktober 2025 By admin

Menkeu: Saat Ini Momentum Tepat bagi Masyarakat untuk Memiliki Rumah

15 Oktober 2025 By admin

Ketika Sehat Tak Bisa Dibeli, Sebuah Renungan dari Lorong Rumah Sakit

14 Oktober 2025 By admin

Pemkot Surabaya Kembangkan SITALAS untuk Perkuat Kebijakan Responsif Anak

14 Oktober 2025 By admin

Kemkomdigi Tegur X karena Tak Bayar Denda Pornografi

14 Oktober 2025 By admin

PSSI Tunggu Erick Thohir Bahas Nasib Kluivert Setelah Gagal ke Piala Dunia 2026

14 Oktober 2025 By admin

Trump Tegaskan Tidak Akan Biarkan Israel Langgar Gencatan Senjata di Gaza

12 Oktober 2025 By admin

Dikalahkan Irak 0-1, Indonesia Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026

12 Oktober 2025 By admin

Aktivis Serukan Larangan Israel di Dunia Sepak Bola Meski Gencatan Senjata Diberlakukan di Gaza

12 Oktober 2025 By admin

Jelang Laga Hidup Mati, Timnas Indonesia Siap Hadapi Irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026

11 Oktober 2025 By admin

Jay Idzes Tegaskan Perjuangan Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia 2026 Belum Usai

11 Oktober 2025 By admin

Kimmich Antar Jerman Bungkam Luksemburg 4-0 di Kualifikasi Piala Dunia 2026

11 Oktober 2025 By admin

Jack Osbourne Menangis Mengenang Dampak Operasi Tulang Belakang Sang Ayah

11 Oktober 2025 By admin

Studi: Asupan Omega-3 Dapat Melindungi Perempuan dari Risiko Alzheimer

11 Oktober 2025 By admin

Energi Tuan di Negeri Sendiri: Jalan Menuju Swasembada dari Hulu ke Hilir

10 Oktober 2025 By admin

Aktor Peraih Oscar Javier Bardem Sebut Tentara Israel Berlaku Seperti Nazi

10 Oktober 2025 By admin

Pakar PBB Desak Israel Dihukum atas Pelanggaran Hukum Internasional

10 Oktober 2025 By admin

Infantino Serukan Keterbukaan Global dalam Penentuan Jadwal Piala Dunia

10 Oktober 2025 By admin

Jazz dan Blues: Dua Saudara dalam Dunia Musik

10 Oktober 2025 By admin

Axl Rose Kibarkan Bendera Palestina Saat Konser Guns N’ Roses di Bogota

9 Oktober 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Oktober 2025
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Gol Telat Maguire Antar Manchester United Taklukkan Liverpool 2-1 di Anfield
  • Israel Gempur Gaza Tengah dan Selatan, Gencatan Senjata di Ujung Tanduk
  • Gus Yahya: Hari Santri Momentum Perkuat Persatuan dan Energi Kebangsaan
  • Catatan Kesehatan Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran
  • Puluhan Ribu Warga Diprediksi Padati Santri Land Festival 2025 di Tangerang Selatan

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.