• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Gerakan Indonesia Bugar, Untuk Siapa?

19 Desember 2024 by admin Tinggalkan Komentar

ilustrasi yang menggambarkan “Gerakan Indonesia Bugar,” menampilkan semangat dan aktivitas fisik yang beragam di lingkungan yang sehat dan penuh energi. Foto: AI
Oleh: Ari Baskoro*

Mungkin kata “gobak sodor” belum pernah terdengar oleh generasi Z/Gen Z (lahir 1997-2012). Apalagi memainkannya. Bisa jadi mereka yang saat ini berusia sekitar 9-24 tahun, hanya mengetahui dari cerita orang tua atau kakek-neneknya perihal permainan tradisional itu. Aktivitas berkelompok jaman dulu (jadul), begitu melegenda di kalangan anak-anak. Bagi generasi Baby Boomer (lahir 1946-1964) yang berkesempatan pulang kampung, akan bernostalgia dengan sesama teman waktu kecil mereka. Bukan untuk memainkannya. Tetapi hanya sekedar mengingat cerita masa lalu, sambil bersilaturahmi. Masih banyak permainan jadul lainnya yang bersejarah. Misalnya engklek, bentengan, petak umpet, lompat tali, egrang, dan masih banyak lagi. Tidak jarang macam permainan itu dilombakan, pada peringatan HUT RI setiap tanggal 17 Agustus. Tanpa disadari, giat permainan fisik itu sangat bermanfaat bagi kesehatan dan interaksi sosial. Setidaknya penting untuk mencegah berbagai penyakit tidak menular (PTM), saat mereka memasuki usia dewasa atau lansia.

Zaman telah berubah. Sebagai konsekuensi perkembangan teknologi, kini pola permainan anak telah bergeser. Permainan jadul yang mayoritas dilakukan secara kolektif, saat ini lebih banyak dilakukan secara mandiri. Semula dilakukan dengan banyak bergerak, kini berubah menjadi minim gerak, bahkan malas gerak (mager). Gawai, komputer, TV, permainan elektronik, terutama di lingkungan perkotaan, telah menjadi teman setia setiap saat. Hal itu memantik pola hidup kurang aktivitas fisik (sedentary lifestyle).

Kemajuan tingkat ekonomi masyarakat, berdampak pula pada perubahan paradigma transportasi. Aktivitas ke sekolah yang dulu banyak dilakukan dengan berjalan kaki atau bersepeda, kini mayoritas beralih pada kendaraan bermotor. Contoh kekinian adalah soal jalan penyeberangan orang (JPO) yang dilengkapi dengan lift. Tampaknya telah terjadi “salah sasaran” pada penggunanya. Semula konsep lift JPO diprioritaskan bagi kaum difabel, perempuan hamil, dan lansia. Tetapi kini justru banyak dimanfaatkan anak-anak muda. Mestinya naik tangga JPO, dipandang lebih bermanfaat bagi pemeliharaan tulang, otot-otot kaki, serta fungsi kardiovaskuler. Sayangnya, sambil bermain gawai, mereka memanfaatkan sarana lift yang mestinya bukan prioritasnya.

Tidak hanya melalui olah raga secara reguler, giat fisik sehari-hari terbukti mampu mencegah dan mengelola PTM. Misalnya dapat menekan prevalensi diabetes, hipertensi, penyakit jantung, stroke, dan kanker yang kini semakin meningkat dari waktu ke waktu. Manfaatnya pada peningkatan kesehatan mental/menurunkan risiko depresi, kesejahteraan, dan kualitas hidup, telah banyak pula dibuktikan melalui berbagai riset. Khususnya pada anak, dapat meningkatkan kemampuan memori dan memusatkan perhatian pada tugas-tugas sekolah. Dengan sendirinya, hal itu dapat meningkatkan performa akademis.

Rutinitas aktivitas fisik, penting bagi masa depan kesehatan anak. Kemampuan otot dan tulang, menjadi jauh lebih baik. Demikian pula dalam optimalisasi mempertahankan berat badan ideal, kesehatan kardiovaskuler, dan metabolik. Dalam jangka panjang, berperan penting menekan risiko obesitas dan munculnya diabetes pada anak dan remaja. Sebanyak 31 persen orang dewasa dan 80 persen remaja, tidak memenuhi tingkat aktivitas sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, negara kita menempati peringkat pertama sebagai masyarakat termalas berjalan kaki di dunia.

Baca juga: Penantian Panjang Vaksin HIV

Gerakan Indonesia Bugar (GIB)

Baru-baru ini pemerintah berencana mencanangkan program GIB. Inisiatornya adalah Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bersama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Jam olahraga atau kegiatan ekstrakurikuler olahraga siswa sekolah akan difasilitasi. Selain kebugaran fisik, diharapkan dapat berkontribusi membentuk bibit atlet berbakat sejak usia dini. Dari perspektif penulis sebagai praktisi medis, GIB sangat bermanfaat sebagai sarana pencegahan PTM.

Problem kesehatan Indonesia

Tantangan fundamental saat ini, ditujukan terhadap pengelolaan lima penyakit utama. Penyakit tersebut adalah jantung, kanker, stroke, gagal ginjal yang memerlukan hemodialisis reguler, serta tingginya angka kematian ibu melahirkan dan bayi.

Anggaran belanja kesehatan bisa menghabiskan Rp.186,4 triliun pada tahun 2024. Itu belum termasuk pembiayaan dari sektor privat ataupun tender yang anggarannya setara dengan yang disalurkan melalui BPJS. Sekitar 85-90 persen bujet kesehatan, dialokasikan bagi layanan kuratif.
Contohnya pembiayaan penyakit jantung sebagai penyebab kematian tertinggi, mencapai Rp.67,34 triliun pada tahun 2024. Nominal tersebut memakan lebih dari separo anggaran total penyakit tidak menular (PTM). Belanja layanan kuratif berpotensi dipangkas maksimal, jika edukasi preventif penyakit berjalan optimal. Upaya itu menghadapi kendala dan tantangan.

Masalah pelik berikutnya adalah lonjakan prevalensi obesitas dan diabetes. Termasuk yang terjadi pada anak-anak dan remaja. Kedua problem klinis itu, mendasari mayoritas faktor risiko PTM. Pada PM pun, berpotensi menimbulkan output yang jauh lebih buruk. Jumlah penyandang obesitas dan diabetes di negara kita, berturut-turut mencapai sekitar 68 juta dan 19,5 juta jiwa. Kondisi itu diperparah dengan malasnya warga melakukan aktivitas fisik. Tanpa upaya pencegahan yang lebih keras, diprediksi prevalensi diabetes dan obesitas semakin kencang melaju. Sejatinya obesitas dan diabetes, dapat dicegah melalui edukasi pola perilaku hidup sehat sejak dini. Olah raga dan aktivitas fisik reguler, menjadi kata kuncinya.

Tantangan upaya kesehatan

Mestinya aspek promotif dan preventif lebih diutamakan, ketimbang intervensi kuratif dan rehabilitatif. Paradigma tersebut dipandang lebih dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi rakyat Indonesia saat ini. Hal itu sesuai amanat Undang-Undang (UU) Kesehatan No.17 tahun 2023. Dengan dihapusnya mandatory spending kesehatan sebesar lima persen dana APBN dan sepuluh persen APBD, diprediksi upaya kesehatan negara kita akan semakin tertantang. Pasalnya menurut data Bank Dunia tahun 2023, anggaran kesehatan Indonesia jauh tertinggal dibanding negara-negara middle income lainnya.

Kembali pada judul artikel ini, untuk siapakah GIB ? Bukan hanya untuk siswa sekolah, tapi juga untuk masa depan Indonesia. Khususnya dalam mencapai era generasi emas dan bonus demografi tahun 2045.

—000—

*Penulis:

  • Staf pengajar senior di Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya
  • Magister Ilmu Kesehatan Olahraga (IKESOR) Unair
  • Penulis buku:
    – Serial Kajian COVID-19 (tiga seri)
    – Serba-serbi Obrolan Medis
    – Catatan Harian Seorang Dokter
Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, update, wawasan Ditag dengan:Bugar, Gerakan, Gerakan Indonesia Bugar (GIB), indonesia, prabowo subianto, Untuk Siapa

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Berjalan Lebih dari 100 Menit Sehari Bisa Kurangi Risiko Sakit Punggung Bawah Kronis

29 Juni 2025 By admin

Israel Keluarkan Perintah Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Tengah

29 Juni 2025 By admin

Tragedi Rinjani, Kemenparekraf Tegaskan Pentingnya Kepatuhan SOP Pendakian

29 Juni 2025 By admin

Makan Mangga Setiap Hari, Apa Dampaknya terhadap Kadar Gula Darah Anda?

29 Juni 2025 By admin

Wali Kota Surabaya Ajak Pelajar Teladani Bung Karno Lewat Tur Literasi

29 Juni 2025 By admin

Trump Sebut Gencatan Senjata di Gaza Mungkin Terjadi dalam Sepekan

29 Juni 2025 By admin

Remaja Suriah Didakwa Terkait Rencana Teror di Konser Taylor Swift di Wina

28 Juni 2025 By admin

BPH Kaji Masa Tinggal Jamaah Haji Jadi 30 Hari pada Musim Haji 1447 H

28 Juni 2025 By admin

Trump Kecam Khamenei, Ancam Akan Bombardir Iran Jika Lanjutkan Program Nuklir

28 Juni 2025 By admin

Ini Jadwal Lengkap 16 Besar Piala Dunia Antarklub 2025

28 Juni 2025 By admin

Jatim Siapkan 19 Lokasi Sekolah Rakyat, Salah Satunya di Jombang

28 Juni 2025 By admin

PBB: Israel Lakukan Genosida Lewat Kekerasan Reproduksi

28 Juni 2025 By admin

Kemendikti Saintek Bentuk Satgas Akselerasi Tambah Dokter

28 Juni 2025 By admin

Keutamaan dan Bacaan Niat Puasa Muharram, Tasu’a, dan Asyura

27 Juni 2025 By admin

Khamenei Bantah Klaim Trump: Kerusakan Fasilitas Nuklir Iran Dibesar-besarkan

27 Juni 2025 By isa

KPK Duga Korupsi Kuota Haji Khusus Terjadi pada 2023–2024

27 Juni 2025 By admin

Khutbah Jumat: Hakikat Taat yang Sesungguhnya

27 Juni 2025 By admin

Jazz dan Big Band, Harmoni Dinamis dalam Sejarah Musik Dunia

26 Juni 2025 By admin

Muharram, Sejarah dan Keutamaan Amal Di Dalamnya

26 Juni 2025 By admin

Maratua Jazz & Dive Fiesta 2025: Harmoni Musik, Alam, dan Kesadaran Lingkungan di Surga Tersembunyi

26 Juni 2025 By admin

Mediator Gaza Intensifkan Upaya Gencatan Senjata, Meski Negosiasi Masih Buntu

26 Juni 2025 By admin

Begini Dahsyatnya Orang Bertawakal

26 Juni 2025 By admin

Tubuh Makin Tua, Makin Rentan Panas Ekstrem, Begini Cara Mencegahnya

26 Juni 2025 By admin

Menteri ESDM dan Pertamina Bahas Strategi Ketahanan Energi Dampak Konflik Iran-Israel

25 Juni 2025 By isa

Selat Hormuz, Nadi Energi Dunia

25 Juni 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Juli 2025
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  
« Jun    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Cristiano Ronaldo Tolak Piala Dunia Antarklub Demi Mimpi Terakhir di Piala Dunia 2026
  • AS Desak Israel Capai Gencatan Senjata dan Pertukaran Tawanan di Gaza
  • Indonesia Harus Siapkan Regulasi AI Demi Wujudkan Kedaulatan Digital
  • Maratua Jazz & Dive Fiesta 2025 Dimulai, Kolaborasi Irama dan Alam Tarik Ribuan Wisatawan
  • Dua Gol Harry Kane Antar Bayern Muenchen Lolos ke Perempat Final Piala Dunia Antarklub 2025

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.