
Trenggalek, Jawa Timur (Trigger.id) — Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan rencana melibatkan tim ahli dari Universitas Brawijaya (UB) Malang untuk mengidentifikasi potensi tanah longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek.
Dalam kunjungannya ke lokasi terdampak, Kamis (23/5), Gubernur Khofifah mengungkapkan kekhawatiran atas keberadaan aliran air bawah tanah yang dapat memicu longsor susulan, terlebih saat musim hujan. Oleh karena itu, tim dari UB akan diterjunkan dengan membawa peralatan canggih guna mendeteksi titik-titik rawan longsor dan indikasi pergerakan air bawah permukaan.
“Tim dari Universitas Brawijaya akan membantu mengidentifikasi area rawan. Ini penting untuk langkah mitigasi terpadu agar keselamatan warga terjamin,” jelas Khofifah.
Selain pemetaan kerawanan, hasil kajian tersebut juga akan dijadikan dasar untuk relokasi warga yang masih bermukim di sekitar lokasi rawan. Saat ini, sejumlah bendera semaphore telah dipasang sebagai penanda kawasan berisiko tinggi.
Terkait relokasi, Khofifah menyatakan bahwa prosesnya harus memperhatikan aspek sosial dan ekonomi warga. Lokasi relokasi diupayakan tidak terlalu jauh dari sumber penghidupan masyarakat, agar mereka tetap bisa menjalankan aktivitas ekonomi seperti biasa. Salah satu lokasi alternatif yang sedang dikaji adalah lahan milik Pemprov Jatim yang sebelumnya digunakan Dinas Pertanian sebagai tempat pelatihan.
“Pemprov siap membangun hunian baru, namun proses ini perlu dialog dan pendekatan persuasif karena menyangkut sejarah hidup dan keterikatan emosional warga terhadap tanah mereka,” ujarnya.
Di sisi lain, pencarian korban yang tertimbun longsor masih terus dilakukan. Kapolres Trenggalek telah mengerahkan anjing pelacak, sementara tim Inafis juga turun tangan dalam proses identifikasi dan evakuasi.
“Kami mohon doa dari seluruh masyarakat agar proses pencarian dan identifikasi korban berjalan lancar,” pungkas Khofifah.
Sebelumnya, bencana tanah longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, terjadi pada Senin, 19 Mei 2025, sekitar pukul 16.10 WIB. Peristiwa ini dipicu oleh hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 15.40 WIB, mengakibatkan tebing di belakang permukiman warga longsor dan menimpa sejumlah rumah.
Akibat longsor tersebut, sebanyak 10 rumah terdampak, dengan tiga di antaranya tertimbun total. Enam warga dilaporkan hilang dan diduga tertimbun material longsor sedalam sekitar 10 meter. Upaya pencarian korban terus dilakukan oleh tim SAR gabungan, termasuk penggunaan anjing pelacak dan alat berat untuk mempercepat proses evakuasi.(ian)
Tinggalkan Balasan