• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Kendala Mitigasi Tuberkulosis Di Indonesia

29 Oktober 2024 by admin Tinggalkan Komentar

Ilustrasi Kendala Mitigasi Tuberkulosis Di Indonesia. Foto: ANT
Oleh: Ari Baskoro*

Ketika seseorang mengeluh batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu, patut diduga tuberkulosis (TB) sebagai salah satu penyebabnya. Skrining kesehatan menjadi kata kunci deteksi dini kecurigaan tersebut. Lambatnya tindakan, berisiko memantik persoalan lainnya yang lebih kompleks. Gagalnya diagnosis dini, secara beranting mengakibatkan lambatnya pengobatan dan risiko terjadinya komplikasi/fatalitas. Gambaran itu merupakan dampak langsung yang akan dialami penyandang TB secara pribadi. Karena penyandangnya hidup dalam suatu populasi, masyarakat sekitarnya menjadi rentan tertular. Lambatnya pengobatan, juga berisiko memunculkan kuman yang kebal terhadap obat (TB Resistan Obat/TB-RO) yang jauh lebih berbahaya.

Diabetes, hipertensi, jantung koroner, kanker, dan gagal ginjal, merupakan beberapa contoh penyakit tidak menular (PTM). Sebagai “ranah pribadi”, penyandangnya “hanya” bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri akibat penyakit tersebut. Meski dalam derajat tertentu, PTM juga bisa berdampak sosial pada keluarga atau rekan kerjanya. Tidak seperti PTM, TB merupakan penyakit menular (PM) yang mestinya dipandang sebagai masalah publik. Meski demikian tidak ada satu pun peraturan yang mewajibkan seseorang penyandang TB harus berobat.

Tantangan mitigasi TB kabinet Merah-Putih

Kini pemberantasan TB menjadi atensi utama kabinet Merah-Putih. Indonesia memiliki jumlah penyandang TB peringkat kedua terbanyak di dunia setelah India. Diperkirakan mencapai 1.060.000 kasus. Setiap tahunnya bertanggungjawab atas 134 ribu kematian penyandangnya. Besaran angka mortalitas itu, identik dengan 17 orang yang meninggal setiap jamnya akibat TB. Sangat mungkin realitas kasus yang ada di masyarakat, jauh melampaui catatan tadi. Pasalnya persoalan TB ibarat fenomena gunung es. Kasus-kasus yang tidak terdeteksi, bisa berjumlah hingga sepuluh kali lipat, bila dibanding yang terkonfirmasi. Mayoritas penyandangnya enggan terbuka menyangkut kondisi kesehatannya. Sering kali mereka justru mengalami stigma dan akhirnya terdiskriminasi, jika diketahui mengidap TB oleh masyarakat di sekitarnya. Dari sudut pandang tersebut, penyandang TB memiliki hak otonomi individu. Sebaliknya dalam bentuk yang paling ekstrem, penyandang TB tidak berhak “menyakiti” masyarakat lainnya. Ada “hak komunitas” warga sekitarnya yang mestinya patut dilindungi. Tegasnya penyandang TB harus secara sadar berkewajiban tidak boleh “menularkan” penyakit mereka pada orang lain.

Mitigasi TB bukan persoalan sederhana. Bahkan bisa dibilang pelik dan melelahkan. Hal itu sangat berkaitan erat dengan pengentasan kemiskinan. Sebanyak 65 persen pengidapnya, beririsan dengan problem masyarakat miskin. Secara beranting kemiskinan dapat memantik terjadinya kekurangan gizi, intoleransi obat, komplikasi, dan fatalitas.

Skrining

Deteksi dini secara aktif dilanjutkan dengan pengobatan, merupakan langkah ideal mitigasi TB. Pasalnya tidak semua kasus TB menampilkan gejala batuk, demam, ataupun penurunan berat badan. Bila hanya mengandalkan gejala tersebut, niscaya tidak sampai separo kasus yang ada di masyarakat bisa terdeteksi. Meski telah tertular dengan Mycobacterium tuberculosis (Mtb), banyak kasus yang tidak menimbulkan gejala (TB laten). Tetapi jika suatu saat imunitas tubuhnya tertekan, bakteri yang semula “tidur” akan menjadi aktif. Kalau hanya bermodalkan metode diagnostik “tradisional”, banyak kasus (termasuk TB laten) di masyarakat yang berpotensi terlewatkan.

Ada beberapa metode diagnostik yang saat ini diterapkan. Misalnya tes darah (IGRA), tes kulit/Mantoux, radiologi dada, dan pemeriksaan bakteriologi. Khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri Mtb, diperlukan analisis terhadap dahak. Itu dapat dilakukan melalui pemeriksaan mikroskopis, kultur kuman, tes cepat molekuler (TCM), dan uji resistansi obat. Tidak ada satu pun uji diagnostik tunggal ideal yang dapat mewakili semua kondisi seseorang yang diduga terpapar TB. Masing-masing tes memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak semua daerah di Indonesia memiliki penunjang diagnostik tersebut. Kendalanya bisa dari sisi peralatannya, ataupun sumber daya manusia yang mengerjakannya.

Peran Artificial Intelligence

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), diciptakan oleh kecerdasan manusia. Kini teknologi canggih tersebut, telah lazim digunakan untuk membantu kehidupan manusia sehari-hari. Termasuk manfaatnya dalam aspek kesehatan.

Meski tanpa “jiwa”, AI memiliki beberapa keunggulan. AI dapat bekerja tanpa lelah. Bisa pula melakukan banyak tugas sekaligus, dengan waktu yang lebih efisien. Kapasitasnya dapat ditingkatkan melalui “pembelajaran”. Semakin banyak data yang kemudian diolah melalui algoritme tertentu, memberi peluang AI memproses data. Hal itu sekaligus dapat meningkatkan performanya secara terukur. “Jaringan saraf tiruan” ini, dapat mengenali pola, mengklasifikasi data, dan bahkan dapat memprediksi kejadian yang akan datang.

AI dan machine learning, telah banyak dikembangkan untuk membantu menegakkan diagnosis TB. Khususnya dalam meningkatkan keakuratan dan efisiensi radiologi dada, serta bakteriologi dahak. Senyampang belum ditemukannya vaksin TB yang efektif, bantuan AI layak dipertimbangkan sebagai modalitas deteksi dini.

Semoga cita-cita eliminasi TB pada tahun 2030, bukan hanya jadi angan-angan belaka.

—–o—-

*Penulis:

  • Staf pengajar senior di Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya
  • Magister Ilmu Kesehatan Olahraga (IKESOR) Unair
  • Penulis buku:
    – Serial Kajian COVID-19 (tiga seri)
    – Serba-serbi Obrolan Medis
    – Catatan Harian Seorang Dokter
Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, update, wawasan Ditag dengan:Kendala, Kendala Mitigasi, Mitigasi Tuberkulosis, Tuberkulosis Di Indonesia

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Iran Boikot Undian Piala Dunia 2026 Gara-Gara Visa AS

29 November 2025 By admin

Polri dan TNI AD Kerahkan Bantuan dan Helikopter untuk Penanganan Bencana di Sumatera

29 November 2025 By admin

Surabaya Deklarasikan Anak Digital Aman, Gandeng Densus 88 dan BNN

28 November 2025 By admin

MUI Ajak Umat Islam Lakukan Shalat Ghaib untuk Korban Banjir dan Longsor di Aceh–Sumatra

28 November 2025 By admin

Satpol PP Surabaya Tertibkan PKL dan Parkir Liar di Jalan Johar–Sulung

28 November 2025 By admin

Manfaat dan Risiko Bayam bagi Kesehatan

28 November 2025 By admin

Chelsea vs Arsenal: Laga Penentu Langkah The Gunners di Liga Inggris

28 November 2025 By admin

Portugal Juara Piala Dunia U-17 2025 Usai Tundukkan Austria 1-0

28 November 2025 By admin

Arsenal Pertahankan Rekor Sempurna di Liga Champions

27 November 2025 By admin

Seleksi JPT Pratama Surabaya Berlanjut, Wali Kota Eri Dorong Pejabat yang Inovatif

27 November 2025 By admin

Pemerintah Gelar Rapat Darurat Tangani Bencana Hidrometeorologi di Sumatera

27 November 2025 By admin

JKSN Gelar Istighosah Doakan Penguatan Kepemimpinan NU

27 November 2025 By admin

Gimenez Antar Atletico Bekuk Inter 2-1 Lewat Gol Menit Akhir

27 November 2025 By admin

Surabaya Gelar Job Fair Disabilitas Perdana, Sediakan 285 Lowongan

26 November 2025 By admin

Erick Thohir: Pemilihan Pelatih Timnas Masih dalam Proses

26 November 2025 By admin

Leverkusen Tundukkan Man City 2-0 di Etihad

26 November 2025 By admin

Sarapan Terlambat Dikaitkan dengan Peningkatan Risiko Penyakit Jantung

26 November 2025 By admin

Lebih dari 700 Peserta Meriahkan Parade SFF 2025 di Kota Lama Surabaya

25 November 2025 By admin

Pelunasan Haji Tahap Pertama Dibuka hingga 23 Desember

25 November 2025 By admin

MUI Tetapkan Fatwa Rekening Dormant untuk Kemaslahatan Umum

25 November 2025 By admin

Ibadah di Antara Dua Notifikasi: Ketika Teknologi Menguji Kekhusyukan Kita

24 November 2025 By admin

Gol Tunggal Pulisic Menangkan AC Milan dalam Derby della Madonnina

24 November 2025 By admin

Arteta Puji Hattrick Eze: “Itu Buah Kerja Keras, Bukan Kebetulan

24 November 2025 By admin

Legenda Kiper Timnas Ronny Pasla Tutup Usia

24 November 2025 By admin

Mentan Tegaskan Percepatan Swasembada dan Tindak Tegas Impor Beras Ilegal

24 November 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Desember 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  
« Nov    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Menambang Kehidupan, Bukan Sekadar Emas: Jejak Hijau Martabe di Jantung Sumatra

21 Oktober 2025 Oleh admin

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Honda Luncurkan Vario 125 Facelift dan Varian Street Bersetang Naked
  • Penalti Mbappé Selamatkan Madrid, Persaingan Ketat Liga Italia
  • Prabowo Tinjau Dapur Umum dan Dengarkan Curahan Hati Pengungsi Tapteng
  • Khofifah Raih Championship TP2DD Jawa–Bali dari Bank Indonesia
  • Jesse Jackson Tertipu Akting Eddie Murphy

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.