

Tanggal 10 Muharram, yang dikenal sebagai hari Asyura, memang sangat penting dan monumental bagi umat Islam. Pada tanggal tersebut, banyak peristiwa bersejarah yang terjadi dalam dunia Islam, baik yang berkaitan dengan nabi-nabi terdahulu maupun dengan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Beberapa peristiwa besar tersebut antara lain:
Belajar dari kisah Nabi Adam A.S.
Menurut kisah dalam Al-Qur’an, Nabi Adam a.s. dan Hawa melanggar perintah Allah dengan memakan buah dari pohon yang terlarang, sering disebut sebagai buah khuldi. Kisah ini terdapat dalam beberapa surat dalam Al-Qur’an, termasuk Surah Al-Baqarah, Surah Al-A’raf, dan Surah Thaha. Surah Al-Baqarah (2:35):
وَقُلْنَا يَٰٓـَٔادَمُ ٱسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ ٱلْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Artinya: Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.
Surah Al-A’raf (7:19-23):
وَيَٰٓـَٔادَمُ ٱسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ ٱلْجَنَّةَ فَكُلَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Artinya: (Dan Allah berfirman): “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim”.
Akibat dari perbuatan tersebut Adam dan Hawa dikeluarkan dari surga menuju ke dunia. Di Dunia keduanya tidak diturunkan di tempat yang sama sehingga keduanya sehingga mereka berpisah sangat lama. Keduanya tak henti-hentinya memohon ampun dan berdoa agar mereka dipertemukan kembali.
Dan tepat pada tanggal 10 Muharram, Adam dan Hawa dipertemukan oleh Allah di sebuah bukit yang bernama bukit Rahmah di kawasan padang Arafah. Dari kisah Adam dan Hawa kita ambil hikmah bahwa setiap saat setan selalu menggoda dan memperdaya kita dengan berbagai cara dan oleh karenanya, kita diminta untuk selalu berdoa dan memohon petunjuk ke hadirat Allah Swt.
Keteguhan dan kesabaran Nuh A.S.
Nabi Nuh a.s. berdakwah kepada kaumnya selama 950 tahun, meskipun menghadapi banyak penolakan dan cemoohan. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya keteguhan dan kesabaran dalam menyampaikan kebenaran dan ajaran agama.
Nabi Nuh a.s. tetap beriman kepada Allah meskipun hanya sedikit dari kaumnya yang mengikuti ajarannya. Keimanan yang kokoh kepada Allah sangat penting, bahkan ketika kita berada dalam minoritas atau menghadapi tantangan besar.
Ketika Allah memerintahkan Nabi Nuh a.s. untuk membangun kapal, beliau melakukannya tanpa ragu meskipun tidak ada tanda-tanda hujan atau banjir. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya kepatuhan dan ketaatan kepada perintah Allah, bahkan ketika kita tidak sepenuhnya memahami hikmah di balik perintah tersebut.
Meskipun Nabi Nuh a.s. adalah seorang nabi, tidak semua anggota keluarganya selamat. Ini mengajarkan bahwa setiap individu bertanggung jawab atas keimanan dan ketaatannya sendiri. Usaha untuk menjaga keluarga dalam ketaatan kepada Allah sangat penting, namun pada akhirnya, setiap orang bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Banjir besar dan penyelamatan orang-orang yang beriman adalah tanda kekuasaan Allah yang luar biasa. Ini mengingatkan kita akan kebesaran dan kekuasaan Allah atas seluruh alam semesta. Nabi Nuh dan pengikutnya selamat dari banjir besar tersebut tepat pada tanggal 10 Muharram.
Dengan mempelajari kisah Nabi Nuh a.s., kita dapat mengambil banyak pelajaran berharga yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kisah ini tidak hanya memperkuat keimanan kita, tetapi juga memberikan inspirasi untuk tetap teguh, sabar, dan patuh kepada Allah dalam segala situasi.
Keberanian dan ketaatan Nabi Musa A.S.
Sepanjang hidupnya, Nabi Musa a.s. menghadapi banyak ujian dan tantangan, termasuk menghadapi kekejaman Fir’aun dan ketidaktaatan kaumnya. Kesabarannya dalam menghadapi ujian ini adalah teladan bagi kita untuk tetap sabar dan teguh dalam menghadapi setiap cobaan.
Nabi Musa a.s. menunjukkan kepemimpinan yang tegas dan bijaksana dalam memimpin Bani Israil keluar dari Mesir. Ketegasan dan kebijaksanaan dalam kepemimpinan adalah kunci dalam menghadapi tantangan dan ujian yang besar.
Nabi Musa a.s. menunjukkan kepercayaan yang luar biasa kepada Allah saat menghadapi situasi yang sangat berbahaya. Ketika berada di tepi Laut Merah dan dikejar oleh pasukan Fir’aun, beliau tetap tenang dan percaya bahwa Allah akan menyelamatkannya. Ini mengajarkan kita untuk selalu percaya kepada Allah, terutama dalam situasi sulit.
Kisah Nabi Musa a.s. yang diselamatkan oleh Allah dari kejaran Fir’aun adalah salah satu kisah paling dramatis dan penuh pelajaran dalam sejarah Islam. Kisah ini dapat ditemukan dalam beberapa surah dalam Al-Qur’an, seperti Surah Al-Baqarah, Surah Al-A’raf, Surah Thaha, dan Surah Asy-Syu’ara.
Peristiwa ini juga mengajarkan bahwa setiap kesulitan dan ujian yang kita hadapi memiliki hikmah di baliknya. Allah menolong Nabi Musa dan Bani Israil dengan cara yang luar biasa setelah mereka menghadapi kesulitan besar. Dan lagi-lagi kisah ini juga gterjadi di bulan Muharram yang merupakan bulannya Allah Swt.
Untuk memperingati kisah Musa a.s. ini kita diperintahkan puasa tanggal 9 dan 10 Muharram. Dan sebelumnya kaum Yahudi juga memperingatinya peristiwa tersebut dengan berpuasa setiap tanggal 10 Muharram.
Keimanan dan keteguhan hati Yusuf A.S.
Nabi Yusuf a.s. menunjukkan keteguhan iman dan hati yang kuat meskipun menghadapi banyak cobaan berat. Dari dikhianati oleh saudara-saudaranya, dijual sebagai budak, hingga dipenjara karena fitnah, Nabi Yusuf tetap teguh dalam imannya kepada Allah.
Dengan mempelajari kisah Nabi Yusuf a.s., kita bisa mengambil banyak pelajaran berharga yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kisah ini mengajarkan kita tentang iman, kesabaran, pengampunan, kejujuran, tawakal, dan banyak hikmah lainnya yang bisa memperkaya dan memperkuat kehidupan spiritual dan moral kita.
Nabi Yusuf a.s. sabar menghadapi berbagai ujian yang datang silih berganti. Kesabarannya dalam menghadapi pengkhianatan, fitnah, dan penjara menjadi contoh bagi kita untuk tetap sabar dan tawakal kepada Allah dalam menghadapi kesulitan hidup.
Namun, terkait dengan Nabi Yusuf a.s., tidak ada sumber yang menyebutkan secara spesifik bahwa peristiwa penyelamatannya terjadi pada tanggal 10 Muharram. Dalam Al-Qur’an dan hadits, kisah Nabi Yusuf a.s. lebih ditekankan pada perjalanan hidupnya yang penuh dengan cobaan dan ujian, mulai dari pengkhianatan saudara-saudaranya, dijual sebagai budak, dipenjara karena fitnah, hingga akhirnya diangkat sebagai pejabat tinggi di Mesir karena kebijaksanaannya.
—000—
*Guru besar fakultas Tarbiyah UINSA Surabaya
Tinggalkan Balasan