“orang mukmin itu kalau melakukan kebaikan maka hatinya sangat senang, dan sebaliknya jika perbuatannya sampai membuat orang tersakiti maka akan sangat sedih hatinya”.
Oleh: Dr. KH. Habib Segaf Baharun, M.H.I. (Pendiri Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah / Ponpes Dalwa Bangil, Pasuruan).
Islam sudah mengatur secara detail hubungan antara suami dan istri. Tugas masing-masing juga sudah diterangkan di Quran dan dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
Bagaimana tugas-tugas menjadi suami dan juga bagaimana hak dan kewajiban sebagai istri, juga telah lengkap diatur oleh ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW.
Maka jika ada suami dan istri yang tidak patuh dan taat dengan ajaran yang dibawa Nabi, lalu mereka ikut ajaran siapa?.
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita tersebut, “Masuklah ke surga melalui pintu manapun yang engkau suka.” (HR. Ahmad).
Jadi seorang istri untuk meraih surganya Allah itu cukup di rumah. Shalat lima waktu bisa dikerjakan di rumah, puasa di bulan Ramadhan bisa dilakukan di rumah, menjaga kehormatan suaminya (tidak selingkuh dan sejenisnya), dan taat pada suaminya, maka ia bisa masuk surga dari pintu yang ia suka.
Jika kita mau naik haji harus mencari uang yang banyak untuk bekal dan itu kebanyakan dilakukan di luar rumah, jika kita mengunjungi rumah orang tua juga harus keluar rumah, tetapi untuk menjadi istri yang shalihah dengan balasan surga bisa dilakukan hanya dari rumah.
Kadang Anda sebagai perempuan memiliki pikiran-pikiran yang nakal. “Enak ya menjadi suami, bebas kemana-mana tanpa izin”. Padahal anda itu seorang ratu dalam rumah tangga dan anda berhak untuk dilayani. Mencuci baju, belanja, memasak dan sebagainya, itu tugas suami. Jika suami tidak bisa mencuci dan memasak, maka ia harus mencari pembantu rumah tangga.
Jika sekarang banyak istri memasak untuk suami, itu merupakan bentuk sayangnya istri pada suami dan itu bukan kewajiban istri. Disini suami juga harus tahu.
Jika standar menjadi istri telah terpenuhi, lalu ada istri yang mencucikan baju suaminya, memasak untuk suami, melayani menyediakan makan dan seterusnya, maka itu dalam rangka tanda baktinya seorang istri dan mendapatkan tambahan kemuliaan disisi Allah. وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ ۚ. Artinya: Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Istri tersebut tidak hanya melakukan kewajiban yang baik-baik saja sesuai standarnya sebagai istri, namun ia melakukan sesuatu yang lebih baik atau makruf.
Apa yang dilakukan seorang istri tersebut adalah semata-mata mengikuti ajaran dan perintah Nabi. Awalnya memang berat dan sangat berat. Tetapi jika sudah terbiasa mengikuti perintah Nabi semuanya akan terasa ringan dan justru sebaliknya jika tidak mengikuti perintahnya, maka hidup ini terasa sangat berat. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. “orang mukmin itu kalau melakukan kebaikan maka hatinya sangat senang, dan sebaliknya jika perbuatannya sampai membuat orang tersakiti maka akan sangat sedih hatinya.”.
Ia rela melakukan apapun asal orang yang tersakiti tadi memaafkan, dan itulah ciri-ciri orang mukmin. Untuk menjadi seperti itu kuncinya harus mujahadah terlebih dulu.
Simak perkataan Nabi Muhammad SAW kepada putrinya, Fatimah. “Ya Fatimah, perempuan mana saja yang mau membantu suaminya dengan yang baik karena Allah dan RasulNya, maka dosa-dosanya akan rontok, seperti bayi yang baru saja dilahirkan oleh ibunya”. Jadi ia dalam keadaan suci bersih layaknya bayi.
Jika hal tersebut dilakukan oleh seorang suami, maka ia harus berhaji dulu dan hajinya harus menjadi haji mabrur dengan imbalan surga, barulah ia seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya. Dan ini sangat berat.
Memang perempuan itu banyak dosanya, tetapi jika ia melakukan kebaikan seperti perintah Allah dan RasulNya, maka akan terhapus dosa-dosanya. Karena itu, jika ia memberikan pelayanan kepada suaminya secara baik, ya makannya, ya saat tidurnya, maka dosa-dosanya akan terhapus seperti bayi yang baru keluar dari rahim ibunya.
Tinggalkan Balasan